Erau, Festival Lokal yang Kini Go Internasional

Lifestyle 08 Oktober 2020

kalimantan kutaikartanegara erau budaya festival

Foto: adira.co.id


Festival Erau biasanya berlangsung selama dua pekan dengan tema beragam setiap tahun. Susunan acara festival ini meliputi upacara-upacara adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah, lomba perahu motor, lomba perahu naga, expo, lomba olahraga tradisional, dan pesta rakyat.

Tidak hanya menampilkan budaya kesenian khas Kutai Kartanegara, tetapi juga menunjukkan adat dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara. Oleh karena itu, Festival Erau tidak hanya menarik bagi warga Kalimantan tapi juga menjadi pusat perhatian warga dunia.

Upacara adat yang dilakukan selama festival ini adalah Menjamu Benua, Beluluh dan Bapelas, Tari Ganjur, Mengulur Naga, Tiang Ayu, serta Belimbur. Menjamu Benua merupakan ritual yang berfungsi sebagai pembuka komunikasi dengan makhluk halus melalui tabib atau belian.

Lalu, ada upacara Beluluh yaitu tahap membersihkan diri dari unsur-unsur jahat yang berwujud maupun tidak berwujud. Upacara adat selanjutnya adalah Bapelas di mana dilakukan ritual sakral untuk memuja jiwa dan raga Sultan. Hal ini dimaksudkan agar Sultan kuat saat melaksanakan tugas.


Foto: yopiefranz.com

Selanjutnya, ada Tari Ganjur yang dicirikan dengan sejenis gada kayu berlapis kain yang disebut ganjur. Diikuti berbagai jenis tarian khas lainnya, baik dari Kutai Kartanegara maupun tarian dari berbagai negara yang diundang untuk menghadiri festival ini.

Upacara Mengulur Naga juga akan dilaksanakan di Festival Erau. Masyarakat akan mengarak perahu naga untuk dilepaskan di Kutai Lama, tempat asal legenda sang naga.

Kemudian, dilanjutkan dengan Sultan Kutai Kartanegara yang akan duduk di atas balai bambu kuning selagi dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) mengucapkan mantra-mantra. Konon, selama ritual ini, "sang naga" yang kasat mata akan berkeliling kota dan hanya orang-orang tertentulah yang dapat melihatnya.



Terakhir, ada Berlimbur yang merupakan acara puncak Festival Erau. Prosesi pertama dari Belimbur adalah menurunkan ‘Naga’ atau Ngulur Naga ke Sungai Mahakam.


Foto: yopiefranz.com

Setelah itu, setiap warga saling membasahi warga lainnya dan menyiramkan air ke wisatawan maupun orang yang sedang berlalu lalang di jalan. Belimbur menjadi acara yang sangat ditunggu-tunggu.

Dulu warga menggunakan air apa saja yang ditemuinya seperti air yang berasal dari got atau selokan. Namun, kini panitia Festival Erau membuat aturan bahwa air yang digunakan harus bersih. Pasalnya, Berlimbur memiliki hakikat untuk membersihkan diri dari pengaruh jahat sehingga kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah.

Acara Erau ditutup dengan upacara Merebahkan Tiang Ayu yang dilakukan oleh para pangeran saat matahari terbit. Tiang Ayu akan direbahkan di atas kasur di atas bantal kuning.

Erau Adat Kutai International Folk Arts Festival (EIFAF) ini sangat berguna sebagai salah satu cara mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional. Dengan turut diundangnya delegasi negara lain, diharapkan hubungan dengan Indonesia semakin terjalin erat.
Artikel ini ditulis oleh indah

kalimantan kutaikartanegara erau budaya festival

Berita Terkait

Berita Video