Alun-Alun Baru, Tempat Warga Depok Bercengkerama

Food & Travel 29 Oktober 2020

depok alun-alun wisata

Foto: instagram/@satrianurfirdaus26


Alun-alun adalah pusat kota di mana masyarakat biasa berkumpul dan berinteraksi. Adapun Alun-Alun Kota Depok telah berpindah beberapa kali dikarenakan perpindahan pusat pemerintahan.

Depok telah menjadi pemukiman sejak zaman Kerajaan Padjajaran (Sunda Galuh). Awalnya, daerah ini adalah penghubung antara pusat pemerintahan Kerajaan Padjajaran di kaki Gunung Salak dan pusat perdagangan kerajaan di pesisir Pantai Sunda Kelapa (kini menjadi Pantai Utara Jakarta). Pada masa itu, alun-alunnya berada di pusat Kota Pakuan (kini menjadi Kelurahan Batutulis, Kota Bogor).

Kerajaan Padjajaran akhirnya runtuh diserang Kesultanan Banten. Kemudian, alun-alun pindah ke komplek Keraton Surosowan dibawah pemerintahan Sultan Banten.

Sebagian dari tentara Banten yang menyerang Kerajaan Pakuan tidak pernah kembali ke Banten. Mereka menetap di bantaran Sungai Ciliwung dan membangun "padepokan" untuk menyiarkan Agama Islam. Padepokan sendiri bisa berarti "tempat menimba ilmu" atau "tempat tapa". Banyak sejarawan menyimpulkan bahwa nama Depok berasal dari Padepokan Agama Islam tersebut.

alun alun depok

Foto: instagram/@maul_mindset05

Adapun pada tahun 1600-an, VOC telah menguasai Sunda Kelapa. Beberapa saudagar VOC membangun perkebunan dan juga mulai bermukim di daerah Depok. Diantaranya adalah Cornelis Chastelein yang melakukan misi misionaris dengan cara humanis yaitu mempekerjakan warga Depok di perkebunan miliknya.

Oleh karena itu, sebagian sejarawan menyimpulkan bahwa Depok berasal dari singkatan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen yang berarti "Organisasi Kristen Protestan yang Pertama". Depok menjadi Gementee yang memiliki pemerintahan otonomi di bawah Monarki Netherlands.

Alun-Alun Depok berada di depan Istana Depok. Saat ini, bangunan istana tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Harapan di Jl. Pemuda, Depok.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Depok menjadi bagian dari Kabupaten Bogor sehingga alun-alunnya pindah ke daerah Bogor.

Sebagai daerah yang terus berkembang, akhirnya Depok memisahkan diri dari Kabupaten Bogor dan menjadi kota madya pada tanggal 27 April 1999. Adapun pada masa tersebut perangkat pemerintahan Kota Depok masih minim dan alun-alun Kota Depok tergabung di kompleks Walikota Depok.

Foto: brisik.id/Maulinia

Dirasa penting untuk memiliki pusat sosialisasi masyarakat yang lebih luas dan memadai, Pemerintah Kota Depok membangun alun-alun yang berdiri sendiri dan terpisah dari kompleks bangunan lain. Pada 12 Januari 2020, Alun-Alun Depok diresmikan dan dibuka untuk umum. Alun-alun tersebut dibangun di Kawasan Grand Depok City dan memiliki luas 3,9 hektar.

Alun-alun baru ini memiliki konsep modern sekaligus ramah lingkungan. Di bagian tengah area terdapat bangunan pendopo megah yang bisa digunakan untuk berbagai acara kemasyarakatan dan kebudayaan.



Fasilitas olahraga juga bisa ditemukan di Alun-Alun Depok seperti lapangan basket, lapangan futsal, play area skateboard, wall climbing, dan arena sepeda aksi. Terdapat pula taman bermain ramah anak. Fasilitas musala serta toilet bagi pengunjung juga tersedia.

Salah satu fasilitas yang banyak diminati adalah air mancur menari. Umumnya, masyarakat duduk melingkar bermain di sekitar air mancur tersebut untuk menyaksikan keindahannya sambil menikmati waktu bersama keluarga.

Foto: brisik.id/Maulinia

Alun-Alun Depok adalah kawasan berwawasan lingkungan. Di sekelilingnya adalah taman yang diisi berbagai tumbuhan. Terdapat jalan setapak untuk menjelajahi area dengan melewati rindang pepohonan.

Di bawahnya, mengalir sungai dengan penahan sampah yang menjadikan air lebih bersih. Dilengkapi juga dengan kolam retensi air (penyerap air ke tanah) yang luas dan menarik. Pengunjung dapat berjalan-jalan di jembatan untuk melihat ikan-ikan bermain di kolam retensi tersebut.

Alun-Alun Depok buka hingga malam hari. Terdapat menara pandang di mana pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dan tenggelam serta menikmati pemandangan lampu-lampu kota saat malam.

Untuk mengantisipasi besarnya minat masyarakat, tempat ini dilengkapi dengan lapangan parkir motor dan mobil yang luas. Tersedia juga angkutan umum walau tidak banyak. Selain menggunakan kendaraan pribadi dan angkot, warga dapat menggunakan ojek online serta menumpang odong-odong.

Odong-odong tersebut disediakan oleh Pemerintah Kota Depok dan dijalankan oleh komunitas masyarakat sekitar. Fungsi aslinya adalah untuk membawa pengunjung berkeliling dan bercengkerama menikmati suasana Grand Depok City. Pengunjung cukup membayar tips Rp5.000 untuk satu kali putaran.


Foto: brisik.id/Maulinia

Selain menjadi tempat wisata gratis, alun-alun juga menjadi pusat kuliner jajanan rakyat. Saat sore hari, lokasi ini dipenuhi oleh pedagang yang menyediakan camilan, minuman, hingga pakaian.

Alun-Alun Kota Depok dibangun di atas tanah milik negara tapi berada di dalam kompleks perumahan Grand Depok City. Oleh karena itu, tidak ada penginapan di sekitar lokasi tersebut. Penginapan yang terdekat berada di pusat Kota Depok yaitu Jl. Margonda Raya.

Depok dikenal sebagai kota yang memiliki banyak hotel-hotel mewah karena merupakan kota bisnis yang bekembang pesat di pinggir luar Ibukota Jakarta. Hotel-hotel mewah tersebut di antaranya adalah Hotel Bumi Wiyata, The Margo Hotel Depok, Favehotel Margonda, Savero Hotel Depok, dan Casauno Residance.

Kota ini juga dikenal sebagai "Kota Universitas" sehingga setiap tahunnya dikunjungi oleh banyak orang tua mahasiswa. Hal ini membuat Depok subur dengan penginapan-penginapan murah seperti Wisma Makara Universitas Indonesia, Santika Apartemen Harian, Ray Apartment Harian, serta berbagai jaringan penginapan murah terstandarisasi seperti Airy, Reddoorz, maupun OYO.

Dengan banyaknya hotel dan penginapan, pengunjung bisa memilih dengan pertimbangan kenyamanan dan ketersediaan dana. Jarak antara Alun-Alun Kota Depok ke hotel/penginapan tersebut berkisar antara 5 hingga 10 km saja.

 

Foto: brisik.di/Maulinia

Alun-Alun Kota Depok juga dapat diakses dari Kota Jakarta dengan menggunakan kereta listrik. Pengunjung dapat berhenti di Stasiun Depok Lama kemudian melanjutkan perjalanan dengan berbagai alternatif pilihan kendaraan.

Alun-alun kebanggaan warga Depok ini ramai dikunjungi setiap harinya, terutama pada Sabtu dan Minggu. Namun, selama kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pandemi Covid-19, Alun-Alun Kota Depok ditutup untuk umum guna mencegah penyebaran virus Corona.

Artikel ini ditulis oleh Maulinia

depok alun-alun wisata

Berita Video