
Alun-alun adalah pusat kota di mana masyarakat biasa berkumpul dan berinteraksi. Adapun Alun-Alun Kota Depok telah berpindah beberapa kali dikarenakan perpindahan pusat pemerintahan.
Depok telah menjadi pemukiman sejak zaman Kerajaan Padjajaran (Sunda Galuh). Awalnya, daerah ini adalah penghubung antara pusat pemerintahan Kerajaan Padjajaran di kaki Gunung Salak dan pusat perdagangan kerajaan di pesisir Pantai Sunda Kelapa (kini menjadi Pantai Utara Jakarta). Pada masa itu, alun-alunnya berada di pusat Kota Pakuan (kini menjadi Kelurahan Batutulis, Kota Bogor).
Kerajaan Padjajaran akhirnya runtuh diserang Kesultanan Banten. Kemudian, alun-alun pindah ke komplek Keraton Surosowan dibawah pemerintahan Sultan Banten.
Sebagian dari tentara Banten yang menyerang Kerajaan Pakuan tidak pernah kembali ke Banten. Mereka menetap di bantaran Sungai Ciliwung dan membangun "padepokan" untuk menyiarkan Agama Islam. Padepokan sendiri bisa berarti "tempat menimba ilmu" atau "tempat tapa". Banyak sejarawan menyimpulkan bahwa nama Depok berasal dari Padepokan Agama Islam tersebut.
Foto: instagram/@maul_mindset05
Adapun pada tahun 1600-an, VOC telah menguasai Sunda Kelapa. Beberapa saudagar VOC membangun perkebunan dan juga mulai bermukim di daerah Depok. Diantaranya adalah Cornelis Chastelein yang melakukan misi misionaris dengan cara humanis yaitu mempekerjakan warga Depok di perkebunan miliknya.
Oleh karena itu, sebagian sejarawan menyimpulkan bahwa Depok berasal dari singkatan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen yang berarti "Organisasi Kristen Protestan yang Pertama". Depok menjadi Gementee yang memiliki pemerintahan otonomi di bawah Monarki Netherlands.
Alun-Alun Depok berada di depan Istana Depok. Saat ini, bangunan istana tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Harapan di Jl. Pemuda, Depok.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Depok menjadi bagian dari Kabupaten Bogor sehingga alun-alunnya pindah ke daerah Bogor.
Sebagai daerah yang terus berkembang, akhirnya Depok memisahkan diri dari Kabupaten Bogor dan menjadi kota madya pada tanggal 27 April 1999. Adapun pada masa tersebut perangkat pemerintahan Kota Depok masih minim dan alun-alun Kota Depok tergabung di kompleks Walikota Depok.
Foto: brisik.id/Maulinia
Dirasa penting untuk memiliki pusat sosialisasi masyarakat yang lebih luas dan memadai, Pemerintah Kota Depok membangun alun-alun yang berdiri sendiri dan terpisah dari kompleks bangunan lain. Pada 12 Januari 2020, Alun-Alun Depok diresmikan dan dibuka untuk umum. Alun-alun tersebut dibangun di Kawasan Grand Depok City dan memiliki luas 3,9 hektar.
Alun-alun baru ini memiliki konsep modern sekaligus ramah lingkungan. Di bagian tengah area terdapat bangunan pendopo megah yang bisa digunakan untuk berbagai acara kemasyarakatan dan kebudayaan.
Fasilitas olahraga juga bisa ditemukan di Alun-Alun Depok seperti lapangan basket, lapangan futsal, play area skateboard, wall climbing, dan arena sepeda aksi. Terdapat pula taman bermain ramah anak. Fasilitas musala serta toilet bagi pengunjung juga tersedia.
Salah satu fasilitas yang banyak diminati adalah air mancur menari. Umumnya, masyarakat duduk melingkar bermain di sekitar air mancur tersebut untuk menyaksikan keindahannya sambil menikmati waktu bersama keluarga.
Foto: brisik.id/Maulinia
Alun-Alun Depok adalah kawasan berwawasan lingkungan. Di sekelilingnya adalah taman yang diisi berbagai tumbuhan. Terdapat jalan setapak untuk menjelajahi area dengan melewati rindang pepohonan.
Di bawahnya, mengalir sungai dengan penahan sampah yang menjadikan air lebih bersih. Dilengkapi juga dengan kolam retensi air (penyerap air ke tanah) yang luas dan menarik. Pengunjung dapat berjalan-jalan di jembatan untuk melihat ikan-ikan bermain di kolam retensi tersebut.
Alun-Alun Depok buka hingga malam hari. Terdapat menara pandang di mana pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dan tenggelam serta menikmati pemandangan lampu-lampu kota saat malam.
Untuk mengantisipasi besarnya minat masyarakat, tempat ini dilengkapi dengan lapangan parkir motor dan mobil yang luas. Tersedia juga angkutan umum walau tidak banyak. Selain menggunakan kendaraan pribadi dan angkot, warga dapat menggunakan ojek online serta menumpang odong-odong.
Odong-odong tersebut disediakan oleh Pemerintah Kota Depok dan dijalankan oleh komunitas masyarakat sekitar. Fungsi aslinya adalah untuk membawa pengunjung berkeliling dan bercengkerama menikmati suasana Grand Depok City. Pengunjung cukup membayar tips Rp5.000 untuk satu kali putaran.
Foto: brisik.id/Maulinia
Selain menjadi tempat wisata gratis, alun-alun juga menjadi pusat kuliner jajanan rakyat. Saat sore hari, lokasi ini dipenuhi oleh pedagang yang menyediakan camilan, minuman, hingga pakaian.
Alun-Alun Kota Depok dibangun di atas tanah milik negara tapi berada di dalam kompleks perumahan Grand Depok City. Oleh karena itu, tidak ada penginapan di sekitar lokasi tersebut. Penginapan yang terdekat berada di pusat Kota Depok yaitu Jl. Margonda Raya.
Depok dikenal sebagai kota yang memiliki banyak hotel-hotel mewah karena merupakan kota bisnis yang bekembang pesat di pinggir luar Ibukota Jakarta. Hotel-hotel mewah tersebut di antaranya adalah Hotel Bumi Wiyata, The Margo Hotel Depok, Favehotel Margonda, Savero Hotel Depok, dan Casauno Residance.
Kota ini juga dikenal sebagai "Kota Universitas" sehingga setiap tahunnya dikunjungi oleh banyak orang tua mahasiswa. Hal ini membuat Depok subur dengan penginapan-penginapan murah seperti Wisma Makara Universitas Indonesia, Santika Apartemen Harian, Ray Apartment Harian, serta berbagai jaringan penginapan murah terstandarisasi seperti Airy, Reddoorz, maupun OYO.
Dengan banyaknya hotel dan penginapan, pengunjung bisa memilih dengan pertimbangan kenyamanan dan ketersediaan dana. Jarak antara Alun-Alun Kota Depok ke hotel/penginapan tersebut berkisar antara 5 hingga 10 km saja.
Foto: brisik.di/Maulinia
Alun-Alun Kota Depok juga dapat diakses dari Kota Jakarta dengan menggunakan kereta listrik. Pengunjung dapat berhenti di Stasiun Depok Lama kemudian melanjutkan perjalanan dengan berbagai alternatif pilihan kendaraan.
Alun-alun kebanggaan warga Depok ini ramai dikunjungi setiap harinya, terutama pada Sabtu dan Minggu. Namun, selama kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Pandemi Covid-19, Alun-Alun Kota Depok ditutup untuk umum guna mencegah penyebaran virus Corona.
Berita Terkait
Nostalgia Zaman Kuno di Pasar Brumbung
Food & Travel 26 November 2020Bubur Hayam Jogja Toping Telurnya Meleleh di Mulut
Food & Travel 25 November 2020Karakter Kopi, Nongkrong Asik di Kedai Kopi Antik
Food & Travel 24 November 2020
Terbaru
Enggak Cukup Sekali di Shabu Yoi
Food & Travel 29 November 2020Nikmatnya Santap Tengah Malam di Warung Mbak Ten
Food & Travel 29 November 2020Sate Rembiga, Dagingnya Empuk Menggoyang Lidah
Food & Travel 29 November 2020Pempek Ubi Jalar, Varian Pempek Unik Khas Jambi
Food & Travel 29 November 2020Wisata Luar Angkasa Sudah di Depan Mata
Techno 28 November 2020Pantai Tangsi Toboali yang Aduhai
Food & Travel 28 November 2020Gili Kapal, Pulau Mungil yang Misterius
Food & Travel 28 November 2020Nikmatnya Masakan Rumah di Mamacai Deli Surabaya
Food & Travel 28 November 2020Makan Steak di Huis De Kappara Jambi
Food & Travel 27 November 2020
Berita Video
Popular Tags
Trending
Berburu Mainan di Jakarta Toys & Comics Fair 2020
News 29 Februari 2020Youtuber Masak Jenglot Goreng Tepung, Apa Rasanya?
News 19 November 2019Wali Kota Dikritik, Datang ke Acara Publik Cuma Pakai Foto
News 13 Oktober 2019Seperti Apa sih Fasilitas Hotel Untuk Isolasi
News 28 April 2020649 Orang Diamankan Polisi Usai Demo DPR
News 01 Oktober 2019Pesona Bukit Bintang Tiga Rasa di Lombok
Food & Travel 12 Oktober 2019Nasi Bakar Isi Kepompong Ulat Jati
Food & Travel 04 Oktober 2019Habis Demo Terbitlah Sampah
News 01 Oktober 2019