Air Terjun Timponan, Destinasi Alam di Tengah Hutan Lombok

Food & Travel 30 Oktober 2020

air terjun timponan timponan lombok travel

Foto: brisik.id/Putrayasa


Air Terjun Timponan adalah salah satu air terjun viral dalam beberapa bulan terakhir dan tiap akhir pekan selalu dipadati wisatawan lokal. Suasananya masih asri karena berlokasi di tengah hutan, dikelilingi pohon-pohon besar menjulang tinggi. Kicauan burung masih terdengar merdu, terasa sunyi, serta airnya dingin dan bersih.
 
Dengan ketinggian kurang lebih 50 meter, Air Terjun Timponan menjadi salah satu dari beberapa air terjun tertinggi di Lombok. Debit airnya tak begitu deras, membuat wisatawan cukup aman bila ingin berenang. Wisatawan bisa tergoda untuk mandi dan merasakan langsung dinginnya air terjun dengan nuansa tebing yang tinggi.
 
Foto: brisik.id/Putrayasa
 
Pengelola juga menyediakan tempat bagi para pengunjung yang ingin bermalam atau camping di sekitar Air Terjun Timponan. Saat malam hari, pengunjung akan disuguhkan pemandangan luar biasa indah. Posisi air terjun yang berada di atas bukit, membuat pengunjung bisa melihat pemandangan gemerlap lampu-lampu kota.
 
Bagi pengunjung yang ingin mengunjungi Air Terjun Timponan, harap cek kondisi kesehatan terlebih dahulu agar selama sepanjang perjalanan dalam keadaan fit. Tempat ini juga tidak direkomendasikan bagi para ibu hamil atau membawa balita, karena aksesnya terbilang ekstrim.

Air Terjun Timponan terletak di Hutan Punikan, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Untuk menuju Air Terjun Timponan disarankan menggunakan sepeda motor karena kendaraan roda empat belum bisa masuk Hutan Punikan. Jika memaksakan menggunakan mobil, hanya bisa sampai di Dusun Punikan, lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki cukup jauh.
 
Foto: brisik.id/Putrayasa

Dari pusat Kota Mataram, membutuhkan waktu sekitar 1 jam berkendara menuju Dusun Punikan Utara. Untuk menuju pintu masuk Air Terjun Timponan, pengunjung akan menyusuri Hutan Punikan selama kurang lebih 1 jam menggunakan sepeda motor. Selama perjalanan akan dimanjakan dengan kondisi hutan alami dan asri. Pengunjung juga akan melewati perkebunan warga dengan bau kopi semerbak, pohon pisang lebat, serta bila berkunjung saat musim durian akan mencium aroma durian yang menyengat.



Kendaraan pribadi berupa mobil dapat memarkir di kantor desa Batu Mekar, lalu berjalan kaki sekitar 2-3 jam. Bila merasa tak kuat berjalan jauh, bisa menggunakan jasa ojek dari warga sekitar dengan biaya Rp50.000.
 
Setelah sampai di pintu masuk atau tempat parkir, pengunjung selanjutnya berjalan kaki sekitar 500 meter menyusuri sungai menuju air terjun. Suasana sejuk membuat perjalanan tak terasa melelahkan. 
 
Tak perlu kawatir, meski terbilang terpencil, namun destinasi ini sudah dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti toilet serta tempat ganti baju, serta ada warung kecil yang menjual makanan ringan dan minuman.
Foto: brisik.id/Putrayasa

Karena Air Terjun Timponan masih berada di wilayah Punikan, maka pengunjung dapat membeli gula aren sebagai buah tangan. Pengunjung bisa membeli di beberapa warung yang ada di Punikan dengan harga relatif murah, mulai dari Rp25.000 tergantung besarnya.
 
Selain gula aren, pengunjung juga bisa membeli kerajinan anyaman berbahan dasar ketak berupa tas, piring, dan lain-lain. Lokasinya ada di Dusun Karang Temu sekitar 100 meter dari tempat parkir mobil (kantor desa Batu Mekar). Harganya relatif murah dari artshop tempat lain, karena langsung dibuat oleh masyarakat sekitar.
 
Sementara itu, jika ingin menginap terdapat beberapa homestay sekitar 1 km dari Dusun Punikan Utara, serta beberapa Losmen di Dusun Karang Jasi Desa Batu Kumbung. Harga per malamnya mulai dari Rp50.000/orang saja.
Artikel ini ditulis oleh putrayasa

air terjun timponan timponan lombok travel

Berita Terkait

Berita Video