Menikmati Surga Lawu Via Candi Cetho

Food & Travel 03 November 2020

gunung lawu candicetho pendakian travel sabana

Foto: instagram/@canro.simaramata


Mendaki gunung menjadi salah satu tempat pilihan favorit tanpa memandang usia. Selain menyaksikan keindahan dari atas awan, mendaki gunung juga membantu mengurangi stres setelah lelah beraktifitas.

Salah satu gunung yang selalu sukses membuat para pendaki terpesona adalah Gunung Lawu. Gunung yang sering dikaitkan dengan moksanya Raja Brawijaya V ini terletak diantara Kabupaten Magtean di Jawa Timur dan Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Memiliki 3 puncak dengan nama Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah sebagai puncak tertinggi dengan ketinggian 3265 Mdpl.

Jika ingin mencapai puncaknya, para pendaki dapat melewati beberapa jalur pendakian seperti Cemoro Kandang, Tambak, Singolangu, Jogorogo, Cemoro Sewu dan Candi Cetho. Dan yang menjadi jalur primadona pendaki untuk menggapai puncak tertinggi ialah Candi Cetho. Jalur ini berada di daerah Gumeng, Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Cetho diketahui sudah berdiri sejak era Majapahit.

Foto: instagram/@relawan.ceto

Rute

Untuk mencapai basecamp pendakian Candi Cetho tergolong susah karena jauh dari jalan raya dan jalannya menanjak meski sudah teraspal halus. Jika dari arah Solo, naik kendaraan umum tujuan Terminal Tawangmangu, kemudian minta ke supir untuk turun di Terminal Karangpandan. Dari Karangpandan lanjut naik minibus menuju Candi Cetho dengan waktu kira-kira 45 menit. 

Basecamp Lawu via Candi Cetho terletak di ketinggian 1.500 Mdpl. Di sekitarnya terdapat sejumlah rumah milik penduduk asli.

Sebelum mendaki diwajibkan mengurus registrasi pendakian. Jumlah peserta setiap hari dibatasi, hanya boleh 350 orang saja. Untuk biaya registrasi dikenakan Rp20.000 per orang. Parkir motornya Rp5.000 dan mobil Rp10.000.



Selama pandemi, pihak basecamp memperketat aturan dengan melengkapi protokol kesehatan seperti handsanitizer, masker, alat makan sendiri dan lain sebagainya.

Foto: instagram/@emje24

Basecamp – Pos I Mbah Branti

Jalur pendakian dimulai dengan jalan yang masih datar dan terletak di pinggir Candi Cetho. Setelah melewati sungai keci, pendaki akan menemukan sebuah situs candi lain bernama Candi kethek. Sekitar 60 menit berjalan santai, akan menemukan pos 1 di samping kiri jalur. 

Pos I Mbah Branti – Pos II Brak Seng

Setelah melewati pos I, kondisi jalur pendakian sedikit lebih menanjak dari pos sebelumnya. Jarak tersebut bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Setelah sampai pos 2, terdapat fasilitas shelter dan tanah lapang kecil yang mampu menampung sekitar 5 tenda. 

Pos II Brak Seng – Pos III Cemoro Dowo

Jalur semakin menanjak mebuat pendaki selalu ingin istirahat dan minum. Waktu tempuh untuk mencapai pos 3 sekitar 1 jam 30 menit tergantung berapa kali mampir istirahat. Ketika sampai di pos 3, pendaki akan menemukan sebuah paralon yang mengeluarkan air. Di sinilah pendaki dapat mengisi ulang persediaan air.

Pos III Cemoro Dowo- Pos IV Penggik

Setelah istirahat makan dan minum di pos 3, perjalanan dilanjutkan dengan jalur menanjak. Waktu tempuh menuju pos 4 sekitar 90 menit. Pos 4 menyediakan sebuah selter dan secuil tanah lapang yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda.

Pos IV penggik  – Pos V Bulak Peperangan

Jalur menuju pos 5 semakin menanjak dan terjal. Walaupun dibilang pendek, tapi membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Jika sudah sampai bulak peperangan, di sini tersedia banyak spot camp untuk mendirikan tenda.

Foto: instagram/@arsalbahtiar

Bulak peperangan – Gupak Menjangan

Setelah melewati bulak peperangan, berjalan lagi sekitar 45 menit dan akan menemukan surganya lawu berupa sabana memanjakan mata. Jika beruntung, dapat melihat rusa berkeliaran di sekitaran sabana. Selain itu, terdapat kubangan air ketika musim hujan yang membentuk telaga kecil. Biasanya digunakan pendaki untuk mengisi ulang air minum. 

Gupak Menjangan – Pasar Dieng

Perjalanan dilanjutkan dengan berjalanan sekitar 10 menit menuju Pasar Dieng yang sering disebut juga pasar setannya Gunung Lawu. Kawasan ini hanya berupa bebatuan yang disusun berdiri, tapi jangan sekali-kali memindahkan batu tersebut.

Pasar Dieng – Hargo Dalem

Setelah melewati Pasar Dieng, selanjutnya menemukan sebuah tangga berbatu yang akan mengarahkan ke Hargo Dalem. Tempat ini merupakan salah satu Puncak Lawu dan tempat moksanya Sang Prabu Brawijaya ke V. Tak jauh dari Hargo Dalem, ada warung legendaris tertinggi di Indonesia bernama Warung Mbok Yem 

Mbok Yem – Hargo Dumilah 

Setelah mengisi perut di warung Mbok Yem, perjalanan selanjutnya menuju ke puncak tertinggi Lawu yang bernama Hargo Dumilah. Waktu ditempuh sekitar 30 menit berjalan. Puncak ini ditandai dengan sebuah tugu besar.

Memang perjalanan Lawu via Candi Cetho terbilang sangat jauh dan memakan waktu sekitar 9-10 jam, tergantung fisik.

Setelah lelah mendaki, saatnya tidur nyenyak di hotel. Rekomendasi penginapan di sekitar Candi Cetho yaitu OYO 2162 Pondok Wisata Sri Widodo yang terletak Jl. Candi Sukuh, Tlogo, Pabongan, Ngargoyoso, Solo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasinya sekitar 4 Km dari pos pendakian Candi Cetho. Dibandrol mulai dari Rp155.000 per kamar.

Artikel ini ditulis oleh Althof Misbahuddin

gunung lawu candicetho pendakian travel sabana

Berita Terkait

Berita Video