Kalau berbicara mengenai makanan khas suatu daerah, kira-kira apa saja sih makanan khas di salah satu kota yang menjadi ibukota Provinsi Jawa Tengah ini? Mungkin yang familiar di telinga orang-orang adalah lumpia, roti ganjel rel, atau ikan bandengnya.
Namun, apakah kalian pernah mendengar makanan dengan nama wingko babad? Wingko babad merupakan makanan khas kota Semarang. Makanan ini memiliki bentuk bulat dan pipih, serta sedikit lengket. Bahan dasarnya terbuat dari beras ketan, kelapa muda dan gula, kemudian dimasak dengan cara dipanggang.
Foto: instagram.com/wingkobabadkeretaapi
Foto: Instagram.com/sutisnohanny
Untuk mencapai ke lokasi ini tidaklah sulit. Kalau kalian datang dari arah Pasar Johar, cukup masuk dan lurus saja di jalan K. H. Agus Salim. Setelah menemui bundaran bubakan, masuk saja ke jalan Cendrawasih. Jalan Cendrawasih berada di antara SPBU Pertamina dan Honda Motorcycle Dealer Nusantara Sakti. Bangunan Wingko Babad Cap Kereta Api ini berada di sisi kiri jalan dan dekat dengan belokan ke arah Kota Lama.
Ternyata, wingko babad ini memiliki sejarah lho. Mulanya, nama 'babad' ini merupakan nama dari sebuah kota di Jawa Timur. Letaknya tepat di Desa Babad. Wingko babad sudah diproduksi sejak sekitar tahun 1900an oleh pasangan suami istri Loe Lan Hwa dan D. Mulyono yang tinggal di Desa Babad.
D. Mulyono kala itu bekerja sebagai masinis. Karena pecahnya perang dunia yang kedua, mereka kemudian pindah ke Semarang. Demi menambah penghasilan, pasutri tersebut pada akhirnya mulai menjual wingko babad di Stasiun Tawang Semarang dengan merk Wingko Babad Cap Spoor.
Karena bentuk dan rasanya yang unik, kehadiran wingko babad ini mulai dikenal luas oleh masyarakat Semarang. Namun di era sekarang ini mulai banyak varian rasa wingko babad buatan masyarakat sekitar, sama seperti yang dijual di Wingko Babad Cap Kereta Api. Meski wingko sudah diproduksi dengan banyak rasa, cara pembuatannya masih sama seperti generasi sebelumnya yakni dipanggang dengan menggunakan oven sederhana.
Foto: instagram.com/wingkobabadkeretaapi
Di tempat ini, pengunjung bisa memilih rasa original, nangka, cokelat, pisang dan durian. Harga wingko rasa original satuannya ditawarkan seharga Rp 5.700. Untuk rasa lainnya dibanderol dengan harga Rp 6.000. Apabila membeli dalam model dus akan dikenai biaya Rp 59.500. Untuk satu dusnya akan diberi 17 buah wingko.
Kalau membicarakan mengenai daya tahannya, wingko yang diproduksi di sini bisa bertahan antara 3 sampai 4 hari saja. Kok hanya sebentar sih? Hal ini dikarenakan bahan baku pembuatannya tidak menggunakan pengawet. Jadi konsekuensinya wingko tidak bisa bertahan lama.
Di tempat ini tidak hanya menjual varian wingko babad saja. Ada juga makanan khas Semarang lainnya, jenis keripik, jenis makanan basah, jenis kue kering khas daerah, magnet kulkas, tas serta kaos.
Di masa pandemi saat ini, ada perubahan pada operasional jam buka sejak Juni 2020. Toko ini mulai dibuka pukul 07.00 hingga 18.00, dan mulai ramai sekitar pukul 10.00. Jadi buat kalian yang penasaran, disarankan untuk datang sebelum pukul 18.00 ya