Foto: Surabaya.go.id
Surabaya, bagi sebagian orang mungkin kota ini identik dengan peristiwa pertempuran 10 November sehingga disebut sebagai kota pahlawan. Akan tetapi Kota Surabaya tidak hanya menyimpan memori sejarah pada masa kolonial hingga kemerdekaan saja.
Di kota ini juga memiliki peninggalan sejarah berupa keraton yang diyakini oleh sebagian sejarawan berada di sekitaran kota tua Surabaya yang pernah menjadi pusat aktivitas kota Surabaya di zaman kolonial.
Keraton ini mulai perlahan hilang ketika memasuki abad ke-18, lebih tepatnya pada tahun 1700-an ketika kolonial mulai memasuki Kota Surabaya untuk mengambil alih kota.
Sumber: Surabaya.go.id
Pada saat ini keraton tersebut sudah tidak berbentuk bangunan utuh. Hanya tersisa nama-nama jalan yang digunakan sebagai penanda dan juga beberapa bangunan gapura yang diyakini sebagai bagian dari Keraton. Hal ini dikarenakan bangunan kompleks keraton hancur saat peperangan terjadi.
Kompleksnya meliputi kawasan Kebonrojo, Tugu Pahlawan, hingga wilayah Alun-alun Contong yang kini menjadi daerah Bubutan. Daerah Kebonrojo sendiri seperti namanya menjadi wilayah taman keraton. Sedangkan untuk wilayah Tugu Pahlawan hingga Alun-Alun Contong berfungsi sebagai wilayah alun-alun.
Selain itu di beberapa nama kawasan di kota tua Surabaya, seperti Kampung Wiro yang berasal dari kata Prawiro, diyakini sebagai tempat tinggal para panglima dan prajurit keraton. Selain itu juga terdapat beberapa kampung-kampung lain yang diberi nama sesuai dengan kegunaan atau wilayah pada zaman dulu.
Sumber: Surabaya.go.id
Di sekitar kompleks peninggalan keraton sendiri yang paling jelas tersisa adalah beberapa tembok bata kuno serta beberapa gapura yang masih memiliki ciri khas keraton. Sisa-sisa bangunan tersebut ikut membaur dengan bangunan bergaya kolonial yang memberikan kesan unik dan cukup memikat mata.
Tidak heran jika beberapa spot di sisa peninggalan keraton ini kerap dijadikan sebagai tempat foto dan pembuatan film yang bertema sejarah ataupun budaya. Selain itu juga sering dilihat pasangan pengantin yang melakukan sesi foto di tempat-tempat ini.
Untuk mencapai lokasi dari sisa-sisa peninggalan keraton ini sebenarnya cukup mudah karena berada di wilayah kota tua Surabaya. Lebih tepatnya berada di sekitaran Jalan Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan.
Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah dikarenakan lokasinya yang persis di tengah kota Surabaya. Bersebelahan dengan ikon Kota Surabaya yakni Tugu Pahlawan dan Kantor Bank Indonesia (B.I).
Sumber: Surabaya.go.id
Untuk menikmati sensasi tur peninggalan keraton ini, Teman Brisik disarankan untuk mengikuti sesi tur yang diberikan oleh manajemen Surabaya Heritage Track yang merupakan salah satu penyedia layanan tur sejarah di Kota Surabaya.
Untuk alamat lengkapnya berada di Museum House of Sampoerna, Jalan Aman Sampoerna No.6, Kelurahan, Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantian. Untuk informasi lebih jelasnya Teman Brisik dapat mencari info di www.houseofsampoerna.museum.
Bagi Teman Brisik yang mencari tempat bersantap, tidak perlu khawatir karena di sepanjang wilayah peninggalan keraton tersebut banyak sekali warung-warung dan rumah makan yang menjual beragam makanan. Mulai dari soto, bakso, nasi pecel, rawon dan makanan khas Jawa Timur lainnya. Untuk harga sendiri tergolong murah, mulai dari Rp10.000 per porsi.
Sedangkan untuk Teman Brisik yang mencari destinasi menginap, ada beberapa hotel yang cukup disarankan. Salah satu hotel yang direkomendasikan adalah Hotel Arcadia Surabaya di Jalan Pasar Krembangan No. 12-14. Tarif menginapnya mulai dari Rp200.000 per malam.
Di kota ini juga memiliki peninggalan sejarah berupa keraton yang diyakini oleh sebagian sejarawan berada di sekitaran kota tua Surabaya yang pernah menjadi pusat aktivitas kota Surabaya di zaman kolonial.
Keraton ini mulai perlahan hilang ketika memasuki abad ke-18, lebih tepatnya pada tahun 1700-an ketika kolonial mulai memasuki Kota Surabaya untuk mengambil alih kota.
Sumber: Surabaya.go.id
Pada saat ini keraton tersebut sudah tidak berbentuk bangunan utuh. Hanya tersisa nama-nama jalan yang digunakan sebagai penanda dan juga beberapa bangunan gapura yang diyakini sebagai bagian dari Keraton. Hal ini dikarenakan bangunan kompleks keraton hancur saat peperangan terjadi.
Kompleksnya meliputi kawasan Kebonrojo, Tugu Pahlawan, hingga wilayah Alun-alun Contong yang kini menjadi daerah Bubutan. Daerah Kebonrojo sendiri seperti namanya menjadi wilayah taman keraton. Sedangkan untuk wilayah Tugu Pahlawan hingga Alun-Alun Contong berfungsi sebagai wilayah alun-alun.
Selain itu di beberapa nama kawasan di kota tua Surabaya, seperti Kampung Wiro yang berasal dari kata Prawiro, diyakini sebagai tempat tinggal para panglima dan prajurit keraton. Selain itu juga terdapat beberapa kampung-kampung lain yang diberi nama sesuai dengan kegunaan atau wilayah pada zaman dulu.
Sumber: Surabaya.go.id
Di sekitar kompleks peninggalan keraton sendiri yang paling jelas tersisa adalah beberapa tembok bata kuno serta beberapa gapura yang masih memiliki ciri khas keraton. Sisa-sisa bangunan tersebut ikut membaur dengan bangunan bergaya kolonial yang memberikan kesan unik dan cukup memikat mata.
Tidak heran jika beberapa spot di sisa peninggalan keraton ini kerap dijadikan sebagai tempat foto dan pembuatan film yang bertema sejarah ataupun budaya. Selain itu juga sering dilihat pasangan pengantin yang melakukan sesi foto di tempat-tempat ini.
Untuk mencapai lokasi dari sisa-sisa peninggalan keraton ini sebenarnya cukup mudah karena berada di wilayah kota tua Surabaya. Lebih tepatnya berada di sekitaran Jalan Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan.
Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah dikarenakan lokasinya yang persis di tengah kota Surabaya. Bersebelahan dengan ikon Kota Surabaya yakni Tugu Pahlawan dan Kantor Bank Indonesia (B.I).
Sumber: Surabaya.go.id
Untuk menikmati sensasi tur peninggalan keraton ini, Teman Brisik disarankan untuk mengikuti sesi tur yang diberikan oleh manajemen Surabaya Heritage Track yang merupakan salah satu penyedia layanan tur sejarah di Kota Surabaya.
Untuk alamat lengkapnya berada di Museum House of Sampoerna, Jalan Aman Sampoerna No.6, Kelurahan, Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantian. Untuk informasi lebih jelasnya Teman Brisik dapat mencari info di www.houseofsampoerna.museum.
Bagi Teman Brisik yang mencari tempat bersantap, tidak perlu khawatir karena di sepanjang wilayah peninggalan keraton tersebut banyak sekali warung-warung dan rumah makan yang menjual beragam makanan. Mulai dari soto, bakso, nasi pecel, rawon dan makanan khas Jawa Timur lainnya. Untuk harga sendiri tergolong murah, mulai dari Rp10.000 per porsi.
Sedangkan untuk Teman Brisik yang mencari destinasi menginap, ada beberapa hotel yang cukup disarankan. Salah satu hotel yang direkomendasikan adalah Hotel Arcadia Surabaya di Jalan Pasar Krembangan No. 12-14. Tarif menginapnya mulai dari Rp200.000 per malam.
Artikel ini ditulis oleh Zahir