Klenteng Hok an kiong, Rumah Peribadatan Tiga Agama

Food & Travel 26 Oktober 2020

religi cagarbudaya surabaya hokankiong klenteng

Foto: diarysivika.com


Sebagai salah satu kota yang memiliki beragam peninggalan sejarah dan budaya, Surabaya juga sebuah kota dengan tingkat toleransi beragama cukup tinggi. Beragam penganut agama hidup rukun mendiami kota ini.

Dengan beragamnya pemeluk kepercayaan, maka tak heran banyak sekali ditemukan berbagai rumah ibadah. Beberapa diantaranya bahkan ditetapkan sebagai warisan cagar budaya lantaran mengandung sejarah. Salah satu rumah peribadatan itu adalah Klenteng Hok an kiong.

Foto: instagram/@widodoadiprasetyo

Sebagian orang menyebut klenteng ini sebagai Kuil Coklat atau Klenteng Coklat. Rumah peribadatan bagi umat Konghucu beralamat di Jalan Coklat No.2, Kel. Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya.

Untuk menuju lokasi, cukup mudah karena berada dekat dengan kawasan kota tua Surabaya. Apabila datang dari Jembatan Merah cukup menuju ke arah pecinan yakni "Kya-Kya" yang berada di Jalan Kembang Jepun. Kemudian belok ke arah kanan menuju Jalan Slompretan, lalu lurus saja hingga menuju ke belokan di Jalan Coklat. Klenteng Hok an Kiong berada persis di belokan jalan tersebut, berdekatan dengan gedung Bank BCA Cabang Slompretan.

Sejarah Singkat

Klenteng Hok an Kiong merupakan salah satu klenteng tertua di Surabaya. Bangunannya didirikan pada abad ke-19, yakni pada tahun 1821.

Pada awalnya klenteng berfungsi sebagai rumah singgah bagi para pendatang etnis Tionghoia. Lambat laun semakin banyak pemukim dari Tionghoa yang mendiami wilayah tersebut. Alhasil rumah singgah tersebut digunakan sebagai rumah peribadatan dan dikenal sebagai Klenteng Hok An Kiong.

Dewa utama yang disembah di klenteng ini adalah Dewa Mak Co Poh. Ia diyakini sebagai penguasa samudra. Selain itu, di dalam bangunan klenteng terdapat altar-altar pemujaan dewa lain sebanyak 22 buah, tersebar di dua ruang utama dan ruang samping.

Foto: instagram/@andisasmito17

Selain itu, klenteng yang dikelola oleh Yayasan Sukhaloka ini memfasilitasi kegiatan peribadatan tiga agama, yaitu Konghucu, Tao dan Buddha. Maka dari itu klenteng ini juga disebut sebagai Klenteng Tri Dharma.



Ornamen klenteng cukup khas bergaya Tiongkok kuno, didominanasi warna merah dan memiliki corak tinta keemasan. Bahkan beberapa ornamen masih asli sejak abad ke-19. Di bagian dinding bangunan utama terdapat lukisan yang menceritakan kisah ‘Sam kok’, merupakan kisah melegenda bagi etnis Tionghoa.

Dikarenakan keindahannya, tidak heran klenteng ini kerap dijadikan sebagai spot foto para agensi model serta pemotretan pre-wedding. Selain itu, klenteng diyakini bagi penganut agama konghucu di Surabaya sebagai tempat berdoa paling utama apabila ingin meminta keturunan, jodoh, atau dilancarkan dalam urusan pekerjaan dan rezeki.

Foto: instagram/@widodoadiprasetyo

Di sekitar area klenteng banyak dijumpai beragam warung penjual makanan mulai dari bakso, lontong mie, bakwan, sate karak dan beragam makanan lain.

Di sekitar area klenteng juga terdapat beberapa penginapan. Salah satunya adalah Kokoon Hotel Surabaya yang berjarak kurang dari 100 meter saja menuju lokasi klenteng. Alamat lengkapnya di Jalan Slompretan No.26, Bongkaran, Kec. Pabean Cantian. Untuk tarif menginap per malam mulai dari Rp350.000. Informasi lebih lanjut hubungi (031) 3524638.

Artikel ini ditulis oleh Zahir

religi cagarbudaya surabaya hokankiong klenteng

Berita Terkait

Berita Video