Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Tepat di seberang utara Alun-Alun Kota Wisata Batu, terdapat sebuah masjid yang menjadi ikon Kota Apel itu. Masjid Agung An-Nuur, demikian namanya. Masjid yang beralamat di Jalan Gajahmada No. 10, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu itu merupakan salah satu bangunan yang telah ada jauh sebelum Kota Batu berdiri. Tak hanya megah, namun juga fasilitasnya cukup lengkap dan siap memanjakan siapapun yang datang.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Akses menuju masjid ini cukup mudah, sama persis dengan akses menuju Alun-alun Kota Wisata Batu. Selain dengan jasa ojek online, pengunjung bisa menumpang angkutan kota (angkot) dengan trayek BB (Batu-Bumiaji) dan BS (Batu-Songgoriti). Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, tersedia lahan parkir yang cukup luas di halaman masjid.
Penginapan yang dekat dengan masjid ini juga banyak tersedia, seperti Hotel Kartika Wijaya dan Hotel Arjuna di Jalan Panglima Sudirman serta Apple Green Hotel di Jalan Diponegoro. Tarif per malamnya mulai Rp358.000 untuk Hotel Kartika Wijaya, Rp366.000 untuk Hotel Arjuna, dan Rp267.000 untuk Apple Green Hotel.
Tempat makan di sekitar masjid ini juga cukup beragam. Pos Ketan Legenda dan pujasera Alun-Alun yang berada di sisi barat alun-alun merupakan dua tempat makan favorit pengunjung saat bertandang ke alun-alun ataupun ke Masjid Agung An Nuur.
Selain itu, terdapat Warung Es Mungil di sisi timur alun-alun yang menawarkan konsep rooftop dining sehingga pengunjung bisa menikmati panorama kota sembari menyantap makanan.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Masjid Agung An-Nuur diperkirakan berdiri sekitar tahun 1823. Saat itu masih berupa langgar kecil. Barulah pada tahun 1920 dibangun agak lebih besar sebagai masjid. Masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi terakhir dilakukan pada awal 2008, di mana renovasi ini mengubah total fisik masjid. Renovasi ini selesai pada Maret 2008 dan diresmikan pada 8 Maret 2008 oleh walikota saat itu, Eddy Rumpoko.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Bangunan Masjid Agung An-Nuur didominasi warna hijau dan kuning. Marmer merah marun melapisi tiang-tiang teras. Masjid ini memiliki tiga kubah, yaitu satu kubah teras dan dua kubah di puncak bangunan masjid. Ketiganya adalah kubah enamel dengan warna dan kombinasi yang sama. Masjid ini tidak memiliki menara sebagaimana umumnya masjid besar. Hanya ada dua menara kembar yang berfungsi sebagai pos satpam di pintu gerbang utama masjid.
Masjid ini berbentuk memanjang dan terbagi menjadi dua gedung. Bangunan inti memiliki dua lantai dan dinaungi oleh kubah berbentuk setengah bola. Bangunan selanjutnya memiliki tiga lantai dan dinaungi oleh kubah bawang. Tempat wudhu pria berada di basement selatan (halaman depan), sementara tempat wudhu perempuan berada di basement utara (belakang masjid).
Jika eksterior masjid didominasi kombinasi warna hijau dan kuning, maka interior masjid berwarna kontras. Interior masjid didominasi oleh kombinasi warna cokelat dan krem. Plafon dan tiang-tiang di ruang utama masjid ini berhiaskan gipsum bermotif Islami. Demikian juga dengan kubahnya, yang juga berhias gipsum dan kaligrafi.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Lengkungan berbentuk kubah bawang cukup mendominasi fisik masjid. Lengkungan ini bisa dijumpai, terutama di pintu, jendela, dan mihrab masjid. Mihrab masjid berwarna cokelat tua dan dipadukan dengan warna krem dan emas di plafonnya yang berbentuk seperempat bola.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Fasilitas yang tersedia di masjid ini boleh dibilang lumayan lengkap. Masjid ini memiliki aula pertemuan di basement, bersebelahan dengan tempat wudhu pria. Ada juga ATM Center di sebuah gedung di sisi barat masjid. Gedung yang sudah dalam tahap penyelesaian pembangunan ini juga ditempati oleh tempat penitipan barang, tempat wudhu, dan toilet khusus jamaah difabel. Rencananya, di lantai dua gedung ini akan digunakan sebagai perpustakaan.
Masjid ini juga menyediakan rest area berupa ruang terbuka dan kamar mandi dengan air panas. Fasilitas kamar mandi air panas ini barangkali jarang ditemukan selain di masjid ini. Tarifnya cukup miring, hanya Rp8.000 untuk sekali mandi. Kamar mandi air panas ini berada di sisi timur masjid, tepatnya di basement. Pengunjung yang akan ke kamar mandi air panas hanya harus menuruni tangga yang bersebelahan dengan rest area.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Akses menuju masjid ini cukup mudah, sama persis dengan akses menuju Alun-alun Kota Wisata Batu. Selain dengan jasa ojek online, pengunjung bisa menumpang angkutan kota (angkot) dengan trayek BB (Batu-Bumiaji) dan BS (Batu-Songgoriti). Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, tersedia lahan parkir yang cukup luas di halaman masjid.
Penginapan yang dekat dengan masjid ini juga banyak tersedia, seperti Hotel Kartika Wijaya dan Hotel Arjuna di Jalan Panglima Sudirman serta Apple Green Hotel di Jalan Diponegoro. Tarif per malamnya mulai Rp358.000 untuk Hotel Kartika Wijaya, Rp366.000 untuk Hotel Arjuna, dan Rp267.000 untuk Apple Green Hotel.
Tempat makan di sekitar masjid ini juga cukup beragam. Pos Ketan Legenda dan pujasera Alun-Alun yang berada di sisi barat alun-alun merupakan dua tempat makan favorit pengunjung saat bertandang ke alun-alun ataupun ke Masjid Agung An Nuur.
Selain itu, terdapat Warung Es Mungil di sisi timur alun-alun yang menawarkan konsep rooftop dining sehingga pengunjung bisa menikmati panorama kota sembari menyantap makanan.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Masjid Agung An-Nuur diperkirakan berdiri sekitar tahun 1823. Saat itu masih berupa langgar kecil. Barulah pada tahun 1920 dibangun agak lebih besar sebagai masjid. Masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi terakhir dilakukan pada awal 2008, di mana renovasi ini mengubah total fisik masjid. Renovasi ini selesai pada Maret 2008 dan diresmikan pada 8 Maret 2008 oleh walikota saat itu, Eddy Rumpoko.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Bangunan Masjid Agung An-Nuur didominasi warna hijau dan kuning. Marmer merah marun melapisi tiang-tiang teras. Masjid ini memiliki tiga kubah, yaitu satu kubah teras dan dua kubah di puncak bangunan masjid. Ketiganya adalah kubah enamel dengan warna dan kombinasi yang sama. Masjid ini tidak memiliki menara sebagaimana umumnya masjid besar. Hanya ada dua menara kembar yang berfungsi sebagai pos satpam di pintu gerbang utama masjid.
Masjid ini berbentuk memanjang dan terbagi menjadi dua gedung. Bangunan inti memiliki dua lantai dan dinaungi oleh kubah berbentuk setengah bola. Bangunan selanjutnya memiliki tiga lantai dan dinaungi oleh kubah bawang. Tempat wudhu pria berada di basement selatan (halaman depan), sementara tempat wudhu perempuan berada di basement utara (belakang masjid).
Jika eksterior masjid didominasi kombinasi warna hijau dan kuning, maka interior masjid berwarna kontras. Interior masjid didominasi oleh kombinasi warna cokelat dan krem. Plafon dan tiang-tiang di ruang utama masjid ini berhiaskan gipsum bermotif Islami. Demikian juga dengan kubahnya, yang juga berhias gipsum dan kaligrafi.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Lengkungan berbentuk kubah bawang cukup mendominasi fisik masjid. Lengkungan ini bisa dijumpai, terutama di pintu, jendela, dan mihrab masjid. Mihrab masjid berwarna cokelat tua dan dipadukan dengan warna krem dan emas di plafonnya yang berbentuk seperempat bola.
Foto: Brisik.id/Rayhan Aulia Prakoso
Fasilitas yang tersedia di masjid ini boleh dibilang lumayan lengkap. Masjid ini memiliki aula pertemuan di basement, bersebelahan dengan tempat wudhu pria. Ada juga ATM Center di sebuah gedung di sisi barat masjid. Gedung yang sudah dalam tahap penyelesaian pembangunan ini juga ditempati oleh tempat penitipan barang, tempat wudhu, dan toilet khusus jamaah difabel. Rencananya, di lantai dua gedung ini akan digunakan sebagai perpustakaan.
Masjid ini juga menyediakan rest area berupa ruang terbuka dan kamar mandi dengan air panas. Fasilitas kamar mandi air panas ini barangkali jarang ditemukan selain di masjid ini. Tarifnya cukup miring, hanya Rp8.000 untuk sekali mandi. Kamar mandi air panas ini berada di sisi timur masjid, tepatnya di basement. Pengunjung yang akan ke kamar mandi air panas hanya harus menuruni tangga yang bersebelahan dengan rest area.
Artikel ini ditulis oleh Rayhan Aulia Prakoso