Foto: brisik.id/Zahir
Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang sarat akan beragam peninggalan sejarah, salah satunya adalah peninggalan-peninggalan dari masa penjajahan kolonial Belanda. Beragam peninggalan tersebut tersebar di berbagai museum-museum yang ada di kota ini dan beberapa ada yang berupa gedung-gedung dan rumah yang menjadi warisan cagar budaya.
Salah satu wilayah yang cukup terkenal dengan beragam peninggalan gedung-gedung dan rumah kolonial adalah wilayah Bubutan. Jalan yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 1 km ini merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam kota tua Surabaya dan terkenal akan peninggalan gedung-gedung tua bernuansa kolonialnya.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Untuk mencapai lokasinya sangat mudah sekali karena berada dekat dengan Tugu Pahlawan, hanya sekitar 200 meter. Dari Tugu Pahlawan, Teman Brisik cukup menyeberang melalui Jalan Tembaan dan lurus saja mengambil arah yang berlawanan dengan laju kendaraan. Selain itu lokasinya juga berdekatan dengan Kampung Lawas Maspati yang merupakan salah satu perkampungan wisata di Surabaya.
Di sepanjang Jalan Bubutan dapat ditemui beragam bangunan dan rumah-rumah tua bergaya kolonial yang jumlahnya ada belasan rumah. Bangunan tersebut diyakini dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Salah satu gedung tua yang sangat ikonik di Jalan Bubutan adalah gedung bekas RS Mardi Santoso yang berada di Jalan Bubutan No. 93-95. Bangunan bergaya kolonial abad ke-20 awal ini cukup menarik perhatian karena ukurannya yang cukup besar dan luas. Dahulunya gedung ini merupakan panti asuhan putri sebelum dialihfungsikan menjadi rumah sakit.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Selain itu ada pula beberapa bangunan kolonial yang berada di pinggir kiri Jalan Bubutan, tepatnya berada di pintu masuk Jalan Bubutan I dan Jalan Bubutan III. Di dalam kampung-kampung yang tersebar seperti Jalan Bubutan I hingga IV juga tersebar belasan rumah tua kolonial yang dijadikan daya tarik bagi wisata sejarah yang ada di Surabaya.
Tidak heran Jalan Bubutan sendiri sering dijadikan salah satu lokasi untuk sesi foto maupun pengambilan video karena nuansa kolonialnya yang cukup estetik. Selain itu suasana sejuk dan nyaman juga sangat dirasakan di wilayah ini karena cukup banyak ditumbuhi beragam pepohonan di sepanjang jalannya.
Apabila Teman Brisik ingin mengunjunginya disarankan untuk datang ketika sore hari karena menurut sebagian orang suasana era kolonialnya lebih terpancar.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Bagi yang ingin mencari tempat untuk bersantap, di dekat Jalan Bubutan yang mengarah ke Kampung Lawas Maspati terdapat beragam warung makan yang menjual beragam makanan. Untuk harga sendiri tergolong cukup murah tergantung menunya, yakni mulai Rp10.000 per porsi.
Bagi yang membutuhkan destinasi untuk menginap terdapat beberapa penginapan yang berada cukup dekat dari Jalan Bubutan. Salah satu yang cukup direkomendasikan adalah Choice city Hotel BG Junction yang berada di Jalan Bubutan, Kelurahan Bubutan, Kec. Bubutan.
Hotel ini sendiri menjadi satu tempat dengan Mall BG Junction. Tarif per malamnya dimulai dari Rp235.000. Teman Brisik dapat menghubungi pihak hotel di nomor (031) 99242080.
Salah satu wilayah yang cukup terkenal dengan beragam peninggalan gedung-gedung dan rumah kolonial adalah wilayah Bubutan. Jalan yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 1 km ini merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam kota tua Surabaya dan terkenal akan peninggalan gedung-gedung tua bernuansa kolonialnya.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Untuk mencapai lokasinya sangat mudah sekali karena berada dekat dengan Tugu Pahlawan, hanya sekitar 200 meter. Dari Tugu Pahlawan, Teman Brisik cukup menyeberang melalui Jalan Tembaan dan lurus saja mengambil arah yang berlawanan dengan laju kendaraan. Selain itu lokasinya juga berdekatan dengan Kampung Lawas Maspati yang merupakan salah satu perkampungan wisata di Surabaya.
Di sepanjang Jalan Bubutan dapat ditemui beragam bangunan dan rumah-rumah tua bergaya kolonial yang jumlahnya ada belasan rumah. Bangunan tersebut diyakini dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Salah satu gedung tua yang sangat ikonik di Jalan Bubutan adalah gedung bekas RS Mardi Santoso yang berada di Jalan Bubutan No. 93-95. Bangunan bergaya kolonial abad ke-20 awal ini cukup menarik perhatian karena ukurannya yang cukup besar dan luas. Dahulunya gedung ini merupakan panti asuhan putri sebelum dialihfungsikan menjadi rumah sakit.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Selain itu ada pula beberapa bangunan kolonial yang berada di pinggir kiri Jalan Bubutan, tepatnya berada di pintu masuk Jalan Bubutan I dan Jalan Bubutan III. Di dalam kampung-kampung yang tersebar seperti Jalan Bubutan I hingga IV juga tersebar belasan rumah tua kolonial yang dijadikan daya tarik bagi wisata sejarah yang ada di Surabaya.
Tidak heran Jalan Bubutan sendiri sering dijadikan salah satu lokasi untuk sesi foto maupun pengambilan video karena nuansa kolonialnya yang cukup estetik. Selain itu suasana sejuk dan nyaman juga sangat dirasakan di wilayah ini karena cukup banyak ditumbuhi beragam pepohonan di sepanjang jalannya.
Apabila Teman Brisik ingin mengunjunginya disarankan untuk datang ketika sore hari karena menurut sebagian orang suasana era kolonialnya lebih terpancar.
Sumber: Brisik.id/Zahir
Bagi yang ingin mencari tempat untuk bersantap, di dekat Jalan Bubutan yang mengarah ke Kampung Lawas Maspati terdapat beragam warung makan yang menjual beragam makanan. Untuk harga sendiri tergolong cukup murah tergantung menunya, yakni mulai Rp10.000 per porsi.
Bagi yang membutuhkan destinasi untuk menginap terdapat beberapa penginapan yang berada cukup dekat dari Jalan Bubutan. Salah satu yang cukup direkomendasikan adalah Choice city Hotel BG Junction yang berada di Jalan Bubutan, Kelurahan Bubutan, Kec. Bubutan.
Hotel ini sendiri menjadi satu tempat dengan Mall BG Junction. Tarif per malamnya dimulai dari Rp235.000. Teman Brisik dapat menghubungi pihak hotel di nomor (031) 99242080.
Artikel ini ditulis oleh Zahir