Keberadaan situs peninggalan sejarah adalah bukti adanya kehidupan pada masa lampau. Di Indonesia sendiri, tercatat penemuan berupa artefak, candi, puing-puing rumah kuno dan jalanan, serta sisa-sisa bangunan.
Para arkeolog bekerja untuk mengetahui kehidupan semacam apa yang pernah berlangsung sebelumnya. Seperti salah satu situs yang ditemukan beberapa tahun lalu di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Adalah Candi Liyangan, yang ditemukan di Dusun Liyangan, tepatnya di area sawah, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Luas keseluruhan kawasan Candi Liyangan mencapai 4 hektar. Terletak di lereng gunung dengan hiasan panorama Gunung Sindoro.
Penemuan Candi Liyangan secara resmi diumumkan pada tahun 2008. Sebelum ditemukan, kawasan ini hanyalah sebuah area penambangan pasir warga setempat. Kemudian setelah ditemukannya struktur candi, baru dilakukan penggalian oleh para arkeolog.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Awalnya penemuan hanya berupa arca, talud, yoni dan bebatuan candi. Setelah digali lebih lanjut, barulah nampak adanya sebuah pemukiman pada masa lampau.
Situs yang diperkirakan peninggalan Mataram Kuno ini kemungkinan besar terkubur oleh lahar panas dari erupsi Gunung Sindoro pada 1000 tahun yang lalu. Situs tertimbun material vulkanik pada kedalaman 10 sampai 11 meter.
Berkunjung ke sini, Teman Brisik akan merasa seperti berada di pemukiman kuno zaman kerajaan terdahulu. Untuk mengunjunginya, hanya perlu membayar biaya parkir saja sebesar Rp3.000 untuk kendaraan roda dua. Sedangkan untuk kendaraan roda empat sebesar Rp5.000.
Pihak pengelola belum membebani biaya tiket masuk kepada para pengunjung. Memang, kompleks Candi Liyangan terlihat masih dalam tahap proses pembenahan di sana-sini.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Tepat di bangunan candi, pengunjung dilarang duduk atau bahkan naik ke atasnya. Di sana akan ada petugas yang secara bergantian memantau kegiatan para wisatawan. Jika kedapatan melanggar aturan, maka petugas tidak akan segan menegur secara langsung.
Situs Liyangan dilindungi oleh UU RI NOMOR 11 TAHUN 2010 tentang Cagar Budaya. Sayangnya, pagar sekeliling candi sudah banyak yang rusak. Kemungkinan termakan usia serta akibat reaksi kimia dari timbunan abu vulkanik dari Gunung Sindoro selama ratusan tahun. Pihak pengelola pun terpaksa menggantinya dengan bebatuan baru. Meski tiruan, bebatuan tersebut dibuat sama persis seperti aslinya.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Selain bangunan candi, pihak pengelola juga menyediakan tempat pemandian yang disebut kolam cinta. Disebut demikian lantaran kolamnya membentuk hati.
Pengunjung bisa memanfaatkannya untuk berendam usai lelah berkeliling candi. Tak perlu khawatir, tersedia juga kolam renang yang tidak terlalu dalam. Cukup membayar Rp8.000 untuk mandi di kolam ini.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Tak jauh dari lokasi kolam, ada panggung untuk menghibur para pengunjung atau wisatawan. Ukurannya tidak terlalu besar, namun cukup menghibur dengan lantunan lagu-lagu berbahasa Jawa.
Bagi yang suka tantangan, di dalam kompleks candi tersedia wahana labirin yang tidak terlalu besar. Terbuat dari kumpulan tumbuhan berdaun merah dan berbentuk kotak. Pasti sangat menyenangkan jika bermain di sini bersama teman-teman.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Dalam proses pembangunan sarana dan prasarana, pihak pengelola tengah membangun beberapa Guest House untuk melayani para wisatawan yang ingin bermalam. Bentuknya unik, mirip gazebo dengan atap terbuat dari ijuk.
Terlihat alami dan sejuk, karena dibangun di sekitaran pohon bambu yang rindang. Bangunannya terbuat dari papan kayu yang ramah lingkungan. Persis seperti rumah pada beberapa puluh abad lalu.
Fasilitas lain di komplek candi seperti area parkir yang luas, cukup untuk memuat banyak mobil dan sepeda motor. Ada juga beberapa kios makanan dan minuman serta oleh-oleh seperti dompet dan topi, bahkan nasi jagung khas warga Liyangan.
Foto: brisik.id/NurIsmiyanti
Rute mencapai Candi Liyangan searah dengan jalan menuju wisata Umbul Jumprit, hanya saja masuk melalui kawasan penduduk.
Butuh waktu sekitar 11 menit berkendara dari arah Ngadirejo, sedangkan dari arah Parakan sekitar 21 menit. Jika dari Kota Temanggung, jaraknya sekitar 21 kilometer. Dari Temanggung menuju pertigaan Tugu Ngadirejo, lalu ambil arah ke kiri. Nanti menjumpai perempatan lampu merah, dan lurus saja. Patokannya adalah gapura menuju Dusun Liyangan di sebelah kiri jalan jika dari arah Ngadirejo.
Karena Guest House Liyangan belum selesai dibangun, maka pilihan bermalam harus mencari penginapan lain. Ada Camp Omah Sejuk Hostel yang tak jauh dari lokasi candi, yakni di Kementiran, Desa Muntung, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Penginapan ini memasang biaya mulai dari Rp450.000 per malam.