Burasak, Jajanan Tradisional Lombok yang Mulai Langka

Food & Travel 24 November 2020

lombok jajanan tradisional burasak

Foto: brisik.id/Baiq Nurul Nahdiyat


Burasak adalah salah satu jajanan tradisional khas Lombok yang memiliki cita rasa asin gurih. Jajanan ini terbuat dari bahan baku ketan, santan kelapa dan garam. Dari bahan, proses pembuatan serta rasanya mirip dengan lepet ketan Jawa, hanya saja dengan bentuk yang berbeda. Selain itu isian untuk lepet biasanya ditambahkan dengan kacang merah atau kacang putih.

Burasak atau biasa disebut jaje burasak, dalam bahasa Sasak 'jaje' berarti jajan atau kue, biasanya hanya dibuat di saat acara atau perayaan adat tertentu seperti pernikahan, khitanan dan 40 hari kematian. Proses pembuatannya pun membutuhkan waktu sangat lama, hingga seharian penuh dan dengan teknik yang terbilang sulit.

Saat ini pembuat burasak sudah jarang ditemukan. Pembuatnya biasanya dari kalangan generasi orang tua zaman dahulu, karena mereka sudah mahir dalam proses pembuatannya.
 
Foto:brisik.id/Baiq Nurul Nahdiyat
Selain bahan seperti ketan, santan kelapa dan garam, juga dibutuhkan daun kelapa yang sudah dijemur. Penjemuran ini bertujuan agar daun kelapa tidak kaku saat pembungkusan. Daun kelapa ini dibentuk ke dalam dua pola. Satu berbentuk segi empat berukuran 25×25 cm dan yang lainnya potong berbentuk lingkaran dengan ukuran lebih kecil.

Pada proses pembungkusan, selembar daun pisang berbentuk segi empat diletakkan dua gelas di atasnya sebagai penyangga. Lalu, tiap satu daun pisang berbentuk lingkaran diisi dengan sesendok beras ketan yang sudah dicampur dengan santan.
 
Foto:brisik.id/Baiq Nurul Nahdiyat
Jika sudah cukup, kemudian daun pisang ditutup rapat dan diikat menggunakan tali jangan sampai bocor. Karena jika ada yang bocor harus mengulang pengemasannya dari awal. Tingkat kerumitan inilah yang menjadi letak seni dan menjadikan burasak sebagai jajanan langka, karena harus dikerjakan oleh orang yang benar-benar ahli. Selanjutnya, semua bungkusan burasak akan dimasak selama delapan jam.

Saat proses memasak burasak, setiap kali airnya mendidih atau berkurang maka harus dituangkan air lagi. Biasanya, penambahan air dilakukan setiap satu jam sekali. Setelah delapan jam, semua bungkusan bisa diangkat dan ditaruh dalam sebuah wadah.
 
Foto:brisik.id/Baiq Nurul Nahdiyat
Teman Brisik tidak bisa langsung menikmati burasak yang baru diangkat dari panci. Burasak tersebut harus didiamkan dulu selama semalaman agar teksturnya padat. Jika sudah semalaman barulah bisa dinikmati. Agar lebih nikmat bisa disantap bersama tape ketan.



Walaupun proses pembuatannya sangat panjang dan lama, namun cita rasa burasak jangan diragukan lagi. Rasanya yang gurih tidak akan membuat bosan dan membuat siapa pun ingin mengunyahnya terus. Terlebih burasak ini juga mengenyangkan. Waktu memasak yang lama juga membuat jaje burasak tahan hingga satu minggu.

Bagi Teman Brisik yang ingin mencicipi nikmatnya jajanan tradisional Lombok yang satu ini bisa menuju Pasar Tradisional Masbagik yang ada di Desa Masbagik, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur atau Pasar Sore Pringgasela yang berada di Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela. Untuk harga burasak, dijual seribu rupiah per biji.

Foto:brisik.id/Baiq Nurul Nahdiyat
Artikel ini ditulis oleh Baiq

lombok jajanan tradisional burasak

Berita Terkait

Berita Video