Pempek adalah kuliner cukup terkenal seantero negeri. Kuliner khas Palembang ini terbuat dari adonan ikan yang digiling halus kemudian diberi campuran tepung tapioka, telur, gula dan garam.

Pempek biasanya diasjikan bersama cuko. Cuko adalah kuah atau sambal terbuat dari gula merah dan bumbu lain. Namun ada juga pempek yang disajikan tanpa menggunakan cuko. Penyajian seperti ini diberi nama Laksan.


Foto: brisik.id/AnggaNugraha

Laksan merupakan pempek jenis lenjer yang diiris kemudian diberi kuah santan. Cara membuat laksan hampir sama dengan pempek, yang berbeda hanya penggunaan siraman kuah saat disajikan.

Kuah laksan dibuat dengan menggunakan aneka bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, kemiri, ketumbar, lengkuas, jahe, santan, garam, gula, serta merica. Untuk membuatnya, semua bumbu dihaluskan lalu tumis hingga harum. Setelah itu baru disiram santan dan diberi garam, gula serta sedikit merica.

Di Palembang, laksan umum dinikmati sebagai menu sarapan pagi dan makan siang. Tak sulit mendapatkannya, banyak penjual menjajakan makanan ini di pinggir jalan. Salah satunya warung di Jalan R.E. Martadinata, Palembang. Warung ini menyediakan berbagai menu, termasuk diantaranya laksan.  

Foto: brisik.id/AnggaNugraha

Untuk bisa menikmati seporsi laksan, cukup membayar sebesar Rp6.000 saja. Selain laksan, warung ini menyediakan makanan lain seperti celimpungan yang dibanderol dengan harga Rp2.000 per butir, serta nasi uduk seharga Rp6.000.

Soal rasa, laksan memiliki rasa nikmat, gurih, dan sedikit 'gemuk' karena penggunaan kuah santan di dalamnya. Bila ingin menambah rasa pedas, bisa tambah cabai giling sesuai selera. 

Foto: brisik.id/AnggaNugraha

Konon, makan laksan lebih nikmat bila menyantap langsung di Palembang. Entah karena Kota Palembang menjadi tempat lahir kuliner ini, atau memang beda tangan peraciknya. Yang jelas, menikmati makanan khas langsung di daerah asalnya akan memberikan sensasi berbeda.

Selamat mencicipi!