
Foto: airport-technology.com
Pandemi Covid-19 membuat semuanya berubah, termasuk di bandara. Hal ini dipastikan oleh Sergio Colella, selaku Presiden SITA, perusahaan spesialis komunikasi dan teknologi transportasi udara.
SITA yang kliennya termasuk bandara dan maskapai penerbangan, mengungkapkan bagaimana Covid-19 telah memaksa bandara untuk memikirkan kembali perjalanan penumpang sepenuhnya dan perbaikan kontrol keamanan setingkat dengan usai kejadian 9/11.
“Saat ini, Anda melihat bahwa negara-negara memberlakukan karantina, membatasi perjalanan. Tapi kita tidak mampu untuk terus melakukan ini. Jika Anda menutup semuanya lagi, kita mungkin dalam keadaan sehat, tetapi ekonomi akan mati. Sebaliknya, yang kita butuhkan adalah lebih banyak protokol keselamatan dalam bandara, lebih banyak teknologi nirsentuh untuk penumpang, dan pendekatan terintegrasi untuk pemeriksaan kesehatan. Dan ini bukanlah sekadar ide percontohan atau teknologi masa depan. Ini adalah sesuatu yang sudah terjadi di bandara secara global,″ kata Colella
Foto: biometricupdate.com
Mungkin contoh paling terkenal adalah Bandara Internasional Beijing, yang menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk perjalanan penumpang. Sebuah konsep yang sudah diterapkan sebelum pandemi dimulai.
Penumpang hanya perlu mendaftar satu kali selama check-in. Setelah wajah mereka dipindai, penumpang dapat melewati keamanan bandara tanpa perlu menunjukkan dokumen mereka lagi.

Foto: pymnts.com
Bahkan saat berbelanja di toko Duty Free, wajah mereka berfungsi sebagai boarding pass, menghapus persyaratan apa pun untuk menunjukkan bukti ke mana mereka bepergian.
Kamera-kameranya pun juga pintar. Mereka menggunakan data biometrik yang memungkinkan penumpang untuk tetap memakai masker. Seandainya pun harus melepas masker, proses identifikasi bisa dilakukan dengan.
Proses tersebut juga membuat proses boarding naik hingga 40 persen lebih cepat. Contohnya, 400 penumpang dapat naik ke dalam Airbus A380 dalam waktu kurang dari 20 menit.
Ada 600 pos pemeriksaan biometrik di seluruh bandara Beijing, mulai dari titik penyerahan bagasi hingga gerbang otomatis dan kios keamanan.
Bandara lain yang telah menerapkan teknologi pintar ini adalah bandara di Los Angeles, Miami dan Roma, dengan uji coba juga dilakukan di Athena.
Pemantauan menggunakan kamera berkomputer juga dipandang penting di bandara. Kamera-kamera ini bisa mendeteksi penerapan social distancing, melacak orang yang tidak memakai masker, dan menganalisa area yang terlalu ramai.
Tujuan digitalisasi di bandara bukanlah untuk mengganti staf, kata Colella, tetapi untuk menyederhanakan proses dan membuat penumpang merasa lebih nyaman.
“Bandara akan selalu mempekerjakan staf manusia, tetapi lebih diarahkan ke layanan pelanggan, bukan melakukan pemeriksaan dasar yang dapat dilakukan oleh mesin dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.”
Tak lama lagi, Colella memprediksi, perjalanan melalui bandara akan 'dimulai' jauh lebih cepat daripada kedatangan Anda saat check-in.
“Pada saat Anda tiba di bandara, Anda akan mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk perjalanan melalui ponsel. Misalnya bukti tes Covid-19, data pengenalan wajah, hingga pemeriksaan keamanan. Bahkan sekarang, semua orang memeriksa penerbangan mereka menggunakan komputer atau perangkat seluler, dan ini hanyalah evolusi dari itu.
“Anda cukup memindai kode di bandara, dan melanjutkan tanpa perlu mengantre, menunggu di area ramai, atau menyentuh area berisiko tinggi. Wajah Anda akan berfungsi sebagai boarding pass, bahkan memberi Anda akses ke ruang tunggu bandara. Boarding akan lebih cepat, dan ketika Anda tiba di tujuan, petugas akan memiliki semua data kesehatan dan identifikasi Anda yang relevan sebelumnya.”
SITA yang kliennya termasuk bandara dan maskapai penerbangan, mengungkapkan bagaimana Covid-19 telah memaksa bandara untuk memikirkan kembali perjalanan penumpang sepenuhnya dan perbaikan kontrol keamanan setingkat dengan usai kejadian 9/11.
“Saat ini, Anda melihat bahwa negara-negara memberlakukan karantina, membatasi perjalanan. Tapi kita tidak mampu untuk terus melakukan ini. Jika Anda menutup semuanya lagi, kita mungkin dalam keadaan sehat, tetapi ekonomi akan mati. Sebaliknya, yang kita butuhkan adalah lebih banyak protokol keselamatan dalam bandara, lebih banyak teknologi nirsentuh untuk penumpang, dan pendekatan terintegrasi untuk pemeriksaan kesehatan. Dan ini bukanlah sekadar ide percontohan atau teknologi masa depan. Ini adalah sesuatu yang sudah terjadi di bandara secara global,″ kata Colella
Foto: biometricupdate.com
Mungkin contoh paling terkenal adalah Bandara Internasional Beijing, yang menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk perjalanan penumpang. Sebuah konsep yang sudah diterapkan sebelum pandemi dimulai.
Penumpang hanya perlu mendaftar satu kali selama check-in. Setelah wajah mereka dipindai, penumpang dapat melewati keamanan bandara tanpa perlu menunjukkan dokumen mereka lagi.

Foto: pymnts.com
Bahkan saat berbelanja di toko Duty Free, wajah mereka berfungsi sebagai boarding pass, menghapus persyaratan apa pun untuk menunjukkan bukti ke mana mereka bepergian.
Kamera-kameranya pun juga pintar. Mereka menggunakan data biometrik yang memungkinkan penumpang untuk tetap memakai masker. Seandainya pun harus melepas masker, proses identifikasi bisa dilakukan dengan.
Proses tersebut juga membuat proses boarding naik hingga 40 persen lebih cepat. Contohnya, 400 penumpang dapat naik ke dalam Airbus A380 dalam waktu kurang dari 20 menit.
Ada 600 pos pemeriksaan biometrik di seluruh bandara Beijing, mulai dari titik penyerahan bagasi hingga gerbang otomatis dan kios keamanan.
Bandara lain yang telah menerapkan teknologi pintar ini adalah bandara di Los Angeles, Miami dan Roma, dengan uji coba juga dilakukan di Athena.
Pemantauan menggunakan kamera berkomputer juga dipandang penting di bandara. Kamera-kamera ini bisa mendeteksi penerapan social distancing, melacak orang yang tidak memakai masker, dan menganalisa area yang terlalu ramai.
Tujuan digitalisasi di bandara bukanlah untuk mengganti staf, kata Colella, tetapi untuk menyederhanakan proses dan membuat penumpang merasa lebih nyaman.
“Bandara akan selalu mempekerjakan staf manusia, tetapi lebih diarahkan ke layanan pelanggan, bukan melakukan pemeriksaan dasar yang dapat dilakukan oleh mesin dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.”
Tak lama lagi, Colella memprediksi, perjalanan melalui bandara akan 'dimulai' jauh lebih cepat daripada kedatangan Anda saat check-in.
“Pada saat Anda tiba di bandara, Anda akan mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk perjalanan melalui ponsel. Misalnya bukti tes Covid-19, data pengenalan wajah, hingga pemeriksaan keamanan. Bahkan sekarang, semua orang memeriksa penerbangan mereka menggunakan komputer atau perangkat seluler, dan ini hanyalah evolusi dari itu.
“Anda cukup memindai kode di bandara, dan melanjutkan tanpa perlu mengantre, menunggu di area ramai, atau menyentuh area berisiko tinggi. Wajah Anda akan berfungsi sebagai boarding pass, bahkan memberi Anda akses ke ruang tunggu bandara. Boarding akan lebih cepat, dan ketika Anda tiba di tujuan, petugas akan memiliki semua data kesehatan dan identifikasi Anda yang relevan sebelumnya.”
Berita Terkait
Pesawat Garuda Indonesia Pakai Masker
News 03 Oktober 2020Meningkatnya Penggunaan Teknologi Nirkontak di Industri Travel
Techno 19 September 2020
Terbaru
Pemandangan Epik Gunung Bromo dari Seruni Point
Food & Travel 20 Oktober 2020Angkringanku, Tempat Makan Sambil Tukar Pikiran
Food & Travel 20 Oktober 2020Bakoel Koffie Cikini, Sudah Ada Sejak Masa Kolonial
Food & Travel 20 Oktober 2020Ragam Makanan Tradisional di Restoran Serasa
Food & Travel 20 Oktober 2020Segarkan Mata, Taman Bunga Calosia di Bangka
Food & Travel 20 Oktober 2020Tanjung Keluang, Cocok Untuk Menyendiri
Food & Travel 20 Oktober 2020
Berita Video
Popular Tags
Trending
Berburu Mainan di Jakarta Toys & Comics Fair 2020
News 29 Februari 2020Youtuber Masak Jenglot Goreng Tepung, Apa Rasanya?
News 19 November 2019Wali Kota Dikritik, Datang ke Acara Publik Cuma Pakai Foto
News 13 Oktober 2019649 Orang Diamankan Polisi Usai Demo DPR
News 01 Oktober 2019Seperti Apa sih Fasilitas Hotel Untuk Isolasi
News 28 April 2020Pesona Bukit Bintang Tiga Rasa di Lombok
Food & Travel 12 Oktober 2019Nasi Bakar Isi Kepompong Ulat Jati
Food & Travel 04 Oktober 2019Habis Demo Terbitlah Sampah
News 01 Oktober 2019