Jutaan Makna Syair Humor Madihin Khas Banjar

Lifestyle 18 November 2020

kalsel banjarmasin suku banjar madihin syair puisi musik budaya

Foto: infopublik.id


Indonesia terdapat begitu banyak suku, dimana setiap suku memiliki kearifannya masing-masing. Tidak terkecuali di Kalimantan, terdapat berbagai macam suku dan budaya. Salah satu suku penghuni pulau Kalimantan adalah Suku Banjar. Di tengah masyarakat Suku Banjar, Kalimantan Selatan, ada satu jenis hiburan yang menjadi ciki khas.

Satu jenis hiburan ini tak mungkin terlupakan, meski tak dapat dipungkiri bahwa budaya asing terus masuk dan berbaur ke dalam masyarakat. Tidak sembarangan, hiburan satu ini bukan dalam bentuk tarian, pentas lakon, atau alunan musik seperti budaya lainnya di daerah lain. Hiburan yang tergolong berbeda ini dikenal luas dengan sebutan madihin.

Madihin merupakan kesenian khas Banjar yang masuk ke dalam golongan sastra lama dalam bentuk puisi atau pantun. Yang membuatnya semakin unik adalah, madihin merupakan gabungan 3 unsur seni, yakni seni suara, musik, dan gerak (dalam bentuk mimik).


Foto: infopublik.id

Madihin cukup digandrungi bahkan di tengah kalangan remaja karena unsur hiburan dalam humor di dalamnya. Meski tidak jarang, madihin juga ditampilkan dengan gaya lebih serius. Yang terpenting, di setiap syairnya menyimpan banyak makna dan nasehat bermanfaat. Hal inilah yang menjadi dasar kenapa seni ini dinamakan madihin.

Menurut Bahasa, madihin berasal dari Bahasa Arab yakni "madah". Madah merupakan jenis puisi atau syair lama yang pada setiap akhir kalimatnya memiliki persamaan bunyi. Selain itu, jika diterjemahkan menurut Bahasa Banjar, madihin berasal dari kata "madahi" yang berarti memberitahu atau menasihati. Seperti telah disinggung sebelumnya, isi syair madihin penuh akan makna dan nasehat.

Diperkirakan, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1526. Kala itu madihin dipersembahkan untuk menghibur raja dan para pejabat di Istana Kerajaan Banjar. Kini madihin telah terus berkembang hingga menjadi hiburan bagi masyarakat umum.

Ssekarang, madihin kerap ditampilkan dalam perayaan-perayaan untuk memeriahkan suasana. Seperti acara pernikahan, perpisahan sekolah, wisuda, peringatan hari besar daerah maupun nasional, dan perayaan-perayaan lainnya.

Kesenian ini dapat ditampilkan seorang diri maupun berkelompok diiringi alat musik rebana yang biasanya dimainkan langsung oleh Si Pemadihin. Yang menariknya, jika madihin ini dimainkan oleh 2 orang atau lebih, mereka akan saling bersahut-sahutan pantun.

Foto: kanalkalimantan.com

Di Kalimantan Selatan, ada satu sosok seniman madihin yang menyandang nama 'legenda'. Yakni John Tralala, telah meninggal dunia pada 26 Juni 2018 karena serangan jantung.

Gayanya yang santai, lucu, dan sangat menghibur menjadi begitu diminati oleh banyak kalangan, hingga para anak muda pun tertarik. Pada dasarnya, anak muda Banjar lebih menyukai madihin bergaya humor dibandingkan madihin yang serius. Sosok John Tralala inilah yang membuka jalan bagi banyak pemadihin lainnya hingga diminati oleh semua kalangan.

Demi terus melestarikan budaya seni madihin, tidak jarang Pemerintah Kota Banjarmasin beserta pihak swasta mengadakan pentas seni madihin untuk merayakan hari besar. Salah satunya adalah saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.



Artikel ini ditulis oleh Tirameashu

kalsel banjarmasin suku banjar madihin syair puisi musik budaya

Berita Terkait

Berita Video