Masjid Azizi, Bukti Sejarah Perpaduan Islam dan Melayu di Langkat

Food & Travel 03 Juni 2020

langkat azizi masjid religi wisata

Foto: Instagram/@anwiratmoko


Jika Anda sedang berkunjung ke Sumatera Utara, tidak ada salahnya untuk melakukan wisata religi ke Masjid Azizi yang berada di pusat Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. Masjid ini merupakan masjid bersejarah yang posisinya terletak di pinggir jalan raya lintas Sumatera, menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Aceh.

Masjid Azizi adalah bukti nyata peninggalan sejarah Kesultanan Islam di Bumi Melayu Langkat. Berdiri pada tahun 1902, bangunan ini merupakan salah satu masjid tertua di Sumatera Utara.

Karenakan lokasinya berada persis di pinggir jalan raya lintas Sumatera, maka untuk mencapainya terbilang mudah. Jika datang dari Kota Medan, langsung saja berkendara menuju Kota Binjai. Selanjutnya mengarah ke Kecamatan Stabat, Langkat. Kecamatan Tanjung Pura sendiri berjarak sekitar 15 kilometer setelah Kecamatan Stabat. Nantinya akan terlihat masjid besar di pinggir jalan raya Kecamatan Tanjung Pura, itulah Masjid Azizi.

masjid azizi
Foto: Instagram/@anwiratmoko

Sejarah Masjid Azizi di Langkat
Masjid Azizi mulai dibangun oleh Haji Musa pada tahun 1898. Pembangunannya sendiri memakan waktu kurang lebih selama 3 tahun. Setelah itu, pada 13 Juni 1902, masjid akhirnya diresmikan oleh anak dari Haji Musa yaitu Sultan Abdul Aziz Djalil Rahmat Syah. Nama Masjid Azizi pun diambil dari nama dari Sultan yang meresmikan tersebut.

Usut punya usut, ternyata tanggal peresmian Masjid Azizi ini bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau pada 12 Rabiul Awal. Pada peresmian dan Maulid Nabi ketika itu, tak lupa pula diperingatkan hari perubahan Langkat dari Kerajaan menjadi Kesultanan.

Rancangan pembangunan Masjid Azizi sendiri menggunakan jasa arsitek dari Jerman. Tak hanya itu, pekerja yang ikut dalam proses pembangunan banyak berasal dari etnis Thionghoa dan masyarakat asli Langkat. Hal ini menjadi contoh bahwa pada saat itu keragaman etnis dan budaya tidak menyurutkan semangat gotong-royong masyarakat Kabupaten Langkat.

Selain itu, pembangunan masjid setidaknya menghabiskan dana hingga 200.000 Ringgit. Bahan-bahannya pun didatangkan langsung dari Penang Malaysia dan Singapura. Seluruh biaya ditanggung oleh Sultan Abdul Aziz.

masjid azizi
Foto: wikipedia.org



Menilik Arsitektur Mesjid Azizi
Berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi, Masjid Azizi mampu menampung sekitar 2000 jamaah dengan ukuran bangunan induk yaitu 25 x 25 meter. Di tiga sisinya, ada tiga koridor yang masing-masing merupakan pintu masuk ke dalam masjid.

Pilar dan lengkungan yang berpadu dengan kaligrafi, menjadikan Masjid Azizi memiliki gaya arsiektur yang kental dengan nuansa Timur Tengah. Namun, tak banyak yang tahu bahwa pada dasarnya arsitektur Mesjid Azizi tak hanya mengadopsi gaya Timur Tengah, melainkan juga India, serta sedikit sentuhan khas Melayu yang tercermin dari warna kuning dan hijau.

Jika dilihat lebih seksama, sebenarnya ada kemiripan gaya bangunan antara Masjid Azizi dengan masjid bersejarah lainnya di Sumatera Utara. Setidaknya ada Masjid Al-Osmani dan Masjid Raya Al-Mashun di Kota Medan yang bangunannya mirip dengan Masjid Azizi di Langkat. Kemiripan yang paling kentara adalah bentuk kubahnya yang sangat berkarakter.

masjid azizi
Foto: anggigeo.wordpress.com

Beribadah Sekaligus Berziarah
Selain beribadah dan menikmati pesona bangunan Masjid Azizi, Anda juga dapat sekaligus berziarah ke makam bersejarah yang ada di sisi kiri bangunan. Di sini, ada makam salah satu tokoh pahlawan nasional yang namanya sudah tidak asing lagi, yaitu Tengku Amir Hamzah.

Tengku Amir Hamzah dikenal sebagai salah satu sastrawan terbaik di Indonesia yang tulisan dan puisinya mampu membakar semangat nasionalisme para pejuang kemerdekaan kala itu. Tengku Amir Hamzah sendiri adalah putra asli Langkat yang lahir pada tahun 1911 dan wafat di usia 35 tahun atau pada tahun 1946.

Ya, Mesjid ini adalah saksi bisu terjadinya Revolusi Sosial tahun 1946 di Langkat yang memakan cukup banyak korban. Area luar Mesjid Azizi dijadikan tempat sementara untuk menampung jenazah korban Revolusi Sosial, tak terkecuali Tengku Amir Hamzah.

Selain makam pahlawan nasional, para Sultan dan kerabat-kerabat dari Kesultanan Langkat juga dimakamkan di sini. Hal ini yang membuat Masjid Azizi sangat erat dengan perpaduan peradaban agama Islam dan budaya Melayu. Pastinya kehadiran Anda akan menjadi kunjungan yang sangat religius sekaligus menambah wawasan sejarah.

Sayangnya tidak banyak penginapan di sekitar Masjid Azizi atau bahkan di Kecamatan Tanjung Pura. Pilihan bermalam yang paling memungkinkan ada di pusat kota Medan dengan jarak sekitar 45 kilometer dari lokasi Masjid Azizi.
Artikel ini ditulis oleh Irsyad - Langkat

langkat azizi masjid religi wisata

Berita Terkait

Berita Video