Foto: brisik.id
Kota Solo merupakan salah satu tujuan liburan favorit selain Yogyakarta. Selain kental akan wisata budayanya, kota ini juga memiliki berbagai macam lokasi wisata. Karena itu, sehari dua hari saja, dirasa takkan cukup untuk menjelajahi kota yang dijuluki Kota Batik ini.
Nah, bagi yang berencana berlibur di kota Solo selama beberapa hari, terdapat salah satu penginapan unik dan murah yang bisa menjadi pilihan tempat menginap. Nama tempatnya adalah D’Omah Elek.
Penginapan ini terletak di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Jika dari kota Solo, perjalanannya hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 15-20 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Nama D’Omah Elek memiliki arti rumah jelek. Kendati demikian, ketika pertama kali masuk area penginapannya, yang terlihat justru sebaliknya. Penginapan ini jauh dari kesan jelek, melainkan sangat estetik dan unik.
Bangunan dari penginapan ini hampir sebagian besar didominasi bahan kayu. Ornamennya yang berasal dari barang-barang bekas yang disulap menjadi pajangan-pajangan lucu pun kian menambah keunikannya.
Adalah Salim Ahmadi, seorang seniman Alumni Akademi Seni dan Desain Indonesia (ASDI) Surakarta yang merupakan creator sekaligus owner dari D’Omah Elek. Ia mengawali bisnisnya dengan membuka galeri Main Interior yang berlokasi di Laweyan, Solo.
Awalnya D’Omah Elek pun rencananya akan dibuka di Laweyan. Namun, karena masalah perizinan dan harga sewa lahan yang cukup mahal, ia pun akhirnya memutuskan untuk membuka penginapannya ini di Jalan Kariyo Tamat yang menjadi di alamatnya saat ini.
Penginapan ini resmi dibuka sejak pertengahan 2019 tahun lalu. Setelah satu tahun, D’Omah Elek semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik dari dalam maupun luar Kota Solo. Kebanyakan dari pengunjung tersebut didominasi oleh kaum milenial.
Namun, sebagian besar pengunjung yang datang datang bukan untuk menginap, melainkan untuk berburu foto-foto instagramable. Deretan meja dan kursi hingga pernak-pernik berbau vintage, ditata sedemikian rupa sehingga membentuk tatanan interior yang apik dan menarik.
Hal tersebut tentu membuat siapa saja ingin berfoto-foto ketika berada di tempat ini. Apalagi semua properti yang disediakan boleh dipinjam secara gratis. Selain itu, tempat ini juga memiliki café dengan menu a’la warmindo yang memang sangat akrab bagi kalangan muda.
Harga yang ditawarkan di café tersebut juga cukup ramah kantong. Pengunjung bisa memesan aneka olahan mie ataupun nasi goreng dengan harga Rp6-15 ribuan saja. Begitu pula dengan menu minumannya, menu-menu seperti kopi, coklat, teh, jeruk, hingga beras kencur dibanderol dengan harga tak lebih dari Rp6 ribu.
Terlepas dari interior yang unik, serta café yang ramah kantong, lokasi penginapan ini juga berada di pinggiran kota yang dikelilingi oleh hamparan sawah yang luas. Hal ini tentu menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang merasa bosan dengan penginapan yang berada di tengah hiruk-pikuk perkotaan.
Untuk biaya menginapnya sendiri, D’Omah Elek mematok harga sebesar Rp500 ribu/malam. Dengan harga tersebut, pengunjung sudah dapat menikmati fasilitas serta suasana yang diusungnya.
Nah, bagi yang berencana berlibur di kota Solo selama beberapa hari, terdapat salah satu penginapan unik dan murah yang bisa menjadi pilihan tempat menginap. Nama tempatnya adalah D’Omah Elek.
Penginapan ini terletak di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Jika dari kota Solo, perjalanannya hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 15-20 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Nama D’Omah Elek memiliki arti rumah jelek. Kendati demikian, ketika pertama kali masuk area penginapannya, yang terlihat justru sebaliknya. Penginapan ini jauh dari kesan jelek, melainkan sangat estetik dan unik.
Bangunan dari penginapan ini hampir sebagian besar didominasi bahan kayu. Ornamennya yang berasal dari barang-barang bekas yang disulap menjadi pajangan-pajangan lucu pun kian menambah keunikannya.
Adalah Salim Ahmadi, seorang seniman Alumni Akademi Seni dan Desain Indonesia (ASDI) Surakarta yang merupakan creator sekaligus owner dari D’Omah Elek. Ia mengawali bisnisnya dengan membuka galeri Main Interior yang berlokasi di Laweyan, Solo.
Awalnya D’Omah Elek pun rencananya akan dibuka di Laweyan. Namun, karena masalah perizinan dan harga sewa lahan yang cukup mahal, ia pun akhirnya memutuskan untuk membuka penginapannya ini di Jalan Kariyo Tamat yang menjadi di alamatnya saat ini.
Penginapan ini resmi dibuka sejak pertengahan 2019 tahun lalu. Setelah satu tahun, D’Omah Elek semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik dari dalam maupun luar Kota Solo. Kebanyakan dari pengunjung tersebut didominasi oleh kaum milenial.
Namun, sebagian besar pengunjung yang datang datang bukan untuk menginap, melainkan untuk berburu foto-foto instagramable. Deretan meja dan kursi hingga pernak-pernik berbau vintage, ditata sedemikian rupa sehingga membentuk tatanan interior yang apik dan menarik.
Hal tersebut tentu membuat siapa saja ingin berfoto-foto ketika berada di tempat ini. Apalagi semua properti yang disediakan boleh dipinjam secara gratis. Selain itu, tempat ini juga memiliki café dengan menu a’la warmindo yang memang sangat akrab bagi kalangan muda.
Harga yang ditawarkan di café tersebut juga cukup ramah kantong. Pengunjung bisa memesan aneka olahan mie ataupun nasi goreng dengan harga Rp6-15 ribuan saja. Begitu pula dengan menu minumannya, menu-menu seperti kopi, coklat, teh, jeruk, hingga beras kencur dibanderol dengan harga tak lebih dari Rp6 ribu.
Terlepas dari interior yang unik, serta café yang ramah kantong, lokasi penginapan ini juga berada di pinggiran kota yang dikelilingi oleh hamparan sawah yang luas. Hal ini tentu menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang merasa bosan dengan penginapan yang berada di tengah hiruk-pikuk perkotaan.
Untuk biaya menginapnya sendiri, D’Omah Elek mematok harga sebesar Rp500 ribu/malam. Dengan harga tersebut, pengunjung sudah dapat menikmati fasilitas serta suasana yang diusungnya.
Artikel ini ditulis oleh Nurlaili Sholaikah