Foto: brisik.id
Jenjang Sejuta—atau dalam bahasa Minangkabau disebut Janjang Sajuta—adalah sebuah objek wisata yang berada di Nagari (desa) Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lokasinya berjarak ± 15 km dari pusat Kota Bukittinggi.
Janjang Sajuta termasuk objek wisata yang tergolong baru karena memang diresmikan beberapa bulan lalu. Dulunya, lokasinya sendiri merupakan hamparan ladang sayur milik warga setempat.
Nagari Pakan Sinayan, Kabupaten Agam sendiri merupakan salah satu nagari penghasil hasil pertanian terbesar di Sumatera Barat. Berada di kaki Gunung Singgalang membuat lokasinya ideal untuk dimanfaatkan sebagai ladang pertanian.
Selain luasnya lahan pertanian, lokasinya yang berada di atas ketinggian pun cocok untuk aktivitas fotografi. Panorama kota Bukittinggi akan nampak jelas terlihat dari ketinggian tersebut.
Dengan panorama tersebut, maka dibangunlah sebuah tempat wisata dengan sebutan Janjang Sajuta. Dinamakan demikian—arti dalam bahasa Indonesianya ialah jenjang sejuta—karena untuk mencapai titik puncaknya pengunjung harus menaiki banyak anak tangga yang panjangnya mencapai 1 km.
Anak tangga tersebut pun didesain dengan unik seperti Tembok Besar Cina. Dengan keunikan desainnya itu pun memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk berfoto di sepanjang anak tangga tersebut.
Titik puncak dari Janjang Sajuta ditandai dengan pijakan anak tangga paling atas. Dari puncak tersebut, akan terlihat perkampungan dan sawah yang luas; Gunung Marapi, serta Taman Hutan Raya Balingka.
Butuh waktu ± 40 menit perjalanan menggunakan kendaraan pribadi untuk menempuh rute menuju lokasinya. Estimasi tersebut berlaku apabila perjalanannya berangkat dari pusat Kota Bukittinggi.
Untuk angkutan umum sendiri tidak ada yang melayani trayek menuju lokasi Janjang Sajuta. Namun, pilihan lainnya bisa menggunakan jasa ojek online dari kota Bukittinggi dengan tarif antara Rp50-70 ribu.
Rute yang dilalui kalau jika berangkat dari Bukittinggi ialah dengan melewati perempatan Pasar Padang Luar. Belok kanan di perempatan tersebut menuju arah Danau Maninjau.
Tidak jauh dari situ, sekitar 2 km setelahnya lanjutkan dengan masuk ke simpang yang berada di sisi kiri. Selanjutnya, ikuti jalan tersebut hingga menemukan medan jalurnya makin menanjak. Tanda bertuliskan “Lereng Gunung Singgalang” merupakan penanda bahwa kita telah sampai di tujuan.
Setibanya di Lereng Gunung Singgalang, bukan berarti sudah sampai di puncak Janjang Sajuta. Selepas memarkir kendaraan, pengunjung akan diarahkan menuju gerbang anak tangga paling awal dari objek wisata ini.
Tidak ada tarif khusus untuk menikmati wisata yang satu ini. Pengunjung hanya perlu membayar parkir kendaraan dan sumbangan ala kadarnya kepada warga setempat yang sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab.
Disarankan untuk mengenakan baju tebal ketika mendaki, sebab suhu udara akan terasa dingin. Hal itu wajar mengingat jalurnya mendakinya mencapai ketinggian 1.200 mdpl.
Dengan medan perjalanan yang seperti itu, tidak ada salahnya juga untuk mempersiapkan bekal, terutama air minum. Hal ini dilakukan karena pengunjung kemungkinan besar akan merasa lelah di tengah-tengah pendakian.
Meski jalurnya dipastikan terus menanjak, pemandangan yang membentang di sepanjang jalur setidaknya akan membantu meredam rasa lelah. Indahnya jejeran pohon pinus, serta luasnya hamparan ladang seolah menjadi suporter yang bersorak-sorai menyemangati.
Selain itu, ada warga setempat yang berjualan makanan ringan dan air minum di beberapa titik jalur pendakian. Pengunjung tentu dipersilakan untuk singgah melepas lelah, mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan sampai di puncak.
Sesampainya di puncak, dijamin rasa lelah tersebut akan terobati dengan memandang alam yang luas, gunung, serta deretan bukit barisan. Tak hanya itu, puncak Janjang Sajuta juga sudah dilengkapi sejumlah fasilitas umum, seperti musala, tempat sampah, dan toilet,
Warung-warung kecil yang menjajakan makanan dan camilan ringan turut ikut andil meramaikan puncak lokasinya. Harga makanan di warung-warung tersebut tak akan jauh berbeda dengan warung-warung pada umumnya.
Seporsi mie rebus yang ditemani segelas teh dihargai Rp12 ribu. Sajian tersebut akan semakin nikmat bila ditambah dengan gorengan yang per buahnya hanya dibanderol Rp1000.
Untuk pilihan menginap, pengunjung masih disarankan menginap di sekitaran kota Bukittinggi; karena di sekitar lokasi belum ada penginapan yang memadai. Terdapat banyak sekali penginapan di kota Bukittinggi dengan harga mulai dari Rp 100 ribu per malam. Misalnya OYO 3001 D’vio Residence atau Mandiangin Syariah Homestay.
Janjang Sajuta termasuk objek wisata yang tergolong baru karena memang diresmikan beberapa bulan lalu. Dulunya, lokasinya sendiri merupakan hamparan ladang sayur milik warga setempat.
Nagari Pakan Sinayan, Kabupaten Agam sendiri merupakan salah satu nagari penghasil hasil pertanian terbesar di Sumatera Barat. Berada di kaki Gunung Singgalang membuat lokasinya ideal untuk dimanfaatkan sebagai ladang pertanian.
Selain luasnya lahan pertanian, lokasinya yang berada di atas ketinggian pun cocok untuk aktivitas fotografi. Panorama kota Bukittinggi akan nampak jelas terlihat dari ketinggian tersebut.
Dengan panorama tersebut, maka dibangunlah sebuah tempat wisata dengan sebutan Janjang Sajuta. Dinamakan demikian—arti dalam bahasa Indonesianya ialah jenjang sejuta—karena untuk mencapai titik puncaknya pengunjung harus menaiki banyak anak tangga yang panjangnya mencapai 1 km.
Anak tangga tersebut pun didesain dengan unik seperti Tembok Besar Cina. Dengan keunikan desainnya itu pun memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk berfoto di sepanjang anak tangga tersebut.
Titik puncak dari Janjang Sajuta ditandai dengan pijakan anak tangga paling atas. Dari puncak tersebut, akan terlihat perkampungan dan sawah yang luas; Gunung Marapi, serta Taman Hutan Raya Balingka.
Butuh waktu ± 40 menit perjalanan menggunakan kendaraan pribadi untuk menempuh rute menuju lokasinya. Estimasi tersebut berlaku apabila perjalanannya berangkat dari pusat Kota Bukittinggi.
Untuk angkutan umum sendiri tidak ada yang melayani trayek menuju lokasi Janjang Sajuta. Namun, pilihan lainnya bisa menggunakan jasa ojek online dari kota Bukittinggi dengan tarif antara Rp50-70 ribu.
Rute yang dilalui kalau jika berangkat dari Bukittinggi ialah dengan melewati perempatan Pasar Padang Luar. Belok kanan di perempatan tersebut menuju arah Danau Maninjau.
Tidak jauh dari situ, sekitar 2 km setelahnya lanjutkan dengan masuk ke simpang yang berada di sisi kiri. Selanjutnya, ikuti jalan tersebut hingga menemukan medan jalurnya makin menanjak. Tanda bertuliskan “Lereng Gunung Singgalang” merupakan penanda bahwa kita telah sampai di tujuan.
Setibanya di Lereng Gunung Singgalang, bukan berarti sudah sampai di puncak Janjang Sajuta. Selepas memarkir kendaraan, pengunjung akan diarahkan menuju gerbang anak tangga paling awal dari objek wisata ini.
Tidak ada tarif khusus untuk menikmati wisata yang satu ini. Pengunjung hanya perlu membayar parkir kendaraan dan sumbangan ala kadarnya kepada warga setempat yang sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab.
Disarankan untuk mengenakan baju tebal ketika mendaki, sebab suhu udara akan terasa dingin. Hal itu wajar mengingat jalurnya mendakinya mencapai ketinggian 1.200 mdpl.
Dengan medan perjalanan yang seperti itu, tidak ada salahnya juga untuk mempersiapkan bekal, terutama air minum. Hal ini dilakukan karena pengunjung kemungkinan besar akan merasa lelah di tengah-tengah pendakian.
Meski jalurnya dipastikan terus menanjak, pemandangan yang membentang di sepanjang jalur setidaknya akan membantu meredam rasa lelah. Indahnya jejeran pohon pinus, serta luasnya hamparan ladang seolah menjadi suporter yang bersorak-sorai menyemangati.
Selain itu, ada warga setempat yang berjualan makanan ringan dan air minum di beberapa titik jalur pendakian. Pengunjung tentu dipersilakan untuk singgah melepas lelah, mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan sampai di puncak.
Sesampainya di puncak, dijamin rasa lelah tersebut akan terobati dengan memandang alam yang luas, gunung, serta deretan bukit barisan. Tak hanya itu, puncak Janjang Sajuta juga sudah dilengkapi sejumlah fasilitas umum, seperti musala, tempat sampah, dan toilet,
Warung-warung kecil yang menjajakan makanan dan camilan ringan turut ikut andil meramaikan puncak lokasinya. Harga makanan di warung-warung tersebut tak akan jauh berbeda dengan warung-warung pada umumnya.
Seporsi mie rebus yang ditemani segelas teh dihargai Rp12 ribu. Sajian tersebut akan semakin nikmat bila ditambah dengan gorengan yang per buahnya hanya dibanderol Rp1000.
Untuk pilihan menginap, pengunjung masih disarankan menginap di sekitaran kota Bukittinggi; karena di sekitar lokasi belum ada penginapan yang memadai. Terdapat banyak sekali penginapan di kota Bukittinggi dengan harga mulai dari Rp 100 ribu per malam. Misalnya OYO 3001 D’vio Residence atau Mandiangin Syariah Homestay.
Artikel ini ditulis oleh Adhmi Fauzan