Mengulik pesona alam di Temanggung tidak akan pernah ada habisnya. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Temanggung terletak tepat di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten ini terbagi menjadi 2 zona fisiografi, yakni zona gunung dan depresi sentral yang berupa aliran sungai. Nah air sungai yang mengalir ini terkadang melintasi tebing sehingga jatuh ke bawah membentuk terjunan.
Di Kabupaten Temanggung sendiri, tercatat ada beberapa air terjun tersebar di sejumlah penjuru. Salah satunya adalah Curug Thitang. Curug merupakan nama lain dari air terjun, yang berasal dari bahasa Sunda.
Sayangnya, air terjun ini belum banyak dikenal orang. Mungkin karena lokasinya tersembunyi serta kurang dilakukan promosi ke masyarakat luar daerah. Curug Thitang pun masih terlihat kealamiannya.
Terletak di Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, air terjun ini merupakan bagian dari aliran Sungai Lungge. Lebih tepatnya berada di perbatasan antara Dusun Durenan, Desa Tembarak dan Dusun Titang, Desa Nampirejo.
Curug Thitang memiliki ketinggian sekitar 20 meter serta debit aliran cukup deras. Sehingga air terjun ini dianggap memiliki potensi untuk dijadikan salah satu obyek wisata di Kabupaten Temanggung.
Foto: instagram.com/aldapeab
Uniknya, Curug Thitang merupakan air terjun jenis tunggal karena tidak ditemukan air terjun lain berada di dekatnya. Selain itu, kolam tempat jatuhnya air terjun terbilang dalam serta banyak terdapat bebatuan dan bisa digunakan untuk berenang.
Karena banyaknya sumber mata air di sepanjang sungai yang mengaliri air terjun ini, sehingga Curug Thitang tidak pernah mengering meski di musim kemarau. Bahkan debit alirannya akan sangat deras di musim hujan.
Saking bersihnya, tidak akan ditemukan sedikit pun sampah-sampah plastik di sekeliling aliran air. Hanya ada beberapa sampah organik berupa ranting serta dedaunan berasal dari pohon di sepanjang aliran Sungai Lungge.
Hal ini dikarenakan masih sedikitnya wisatawan mengunjungi Curug Thitang. Kebanyakan pengunjung adalah masyarakat sekitar yang sekedar ingin menyaksikan salah satu pesona alam di Kabupaten Temanggung.
Meski begitu, terlihat juga beberapa wisatawan luar daerah yang penasaran dengan Curug Thitang. Beberapa di antaranya adalah para pecinta alam dan pasangan yang tengah menjalani foto prewedding.
Biasanya, air terjun ini akan ramai pada saat tertentu saja, seperti tradisi tahunan misalnya. Nah di Kabupaten Temanggung, ada satu tradisi yang dilakukan menjelang bulan puasa, yakni padusan. Padusan merupakan kegiatan mandi atau membersihkan diri menyambut datangnya bulan suci.
Foto: instagram/@icha.vidya
Karena masih alami dan belum dilakukan pembenahan, pengunjung tidak akan dikenakan tiket masuk. Tak hanya itu, bahkan penduduk sekitar pun tidak memungut biaya apapun bagi pengunjung.
Dari Kota Temanggung, air terjun ini berada di sebelah selatan. Arahkan kendaraan ke selatan sekitar 6 kilometer atau selama 15 menit dengan kendaraan bermotor untuk mencapai Kecamatan Tembarak. Tidak usah khawatir tersesat, karena penunjuk arah mudah ditemukan di sepanjang jalan.
Sesampainya di Kecamatan Tembarak, ambil arah ke Dusun Durenan. Namun sayangnya pengunjung hanya bisa membawa dan memarkirkan kendaraan sampai sini saja. Sebab medan yang harus ditempuh hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
Jangan lupa untuk memarkirkan kendaraan di depan rumah penduduk sekitar, tentunya dengan meminta ijin terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui lokasi persawahan, lalu menuruni jalan mengikuti jatuhnya air terjun.
Sebelum menginjakkan kaki di anak tangga, diharapkan untuk lebih berhati-hati karena kondisi jalan yang masih berupa tanah. Terlebih saat hujan, maka tanah akan menjadi licin.
Foto: instagram/@jill.bunga
Jika merasa lapar, tak perlu khawatir karena ada salah satu rumah makan yang menyajikan nuansa berbeda di daerah Kecamatan Tembarak meskipun bukan di sekitar lokasi air terjun. Seperti banyak diketahui masyarakat Temanggung, bahwa Tembarak merupakan daerah yang terkenal akan kuliner brongkosnya. Salah satunya adalah warung makan Mbak Nok, yang beralamat di Nolobangsan Barat, Menggoro, Tembarak, Kabupaten Temanggung.
Selain brongkos, warung makan ini juga menyajikan sate dan opor ayam. Untuk bisa makan di warung ini cukup sediakan uang sekitar Rp45.000 per orang. Itu pun sudah termasuk brongkos, nasi dan minuman. Buka setiap hari pada jam 08.00 hingga 18.00 WIB.
Sementara itu, bagi yang ingin mencari penginapan, ada salah satu penginapan yang berada tak jauh dari lokasi wisata. Wisma Karina, beralamat di Jalan Pikatan Water Park nomor 3 RT 01/RW 05 Desa Mudal, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung.
Tarifnya cukup terjangkau, mulai dari harga Rp150.000 per malam. Setiap kamar terdiri dari 2 tempat tidur. Jadi meski sederhana, bisa bermalam sekaligus dengan beberapa orang dalam satu kamar.