Foto: brisik.id
Menjadi salah satu primadona bagi para pencinta alam, Gunung Sibayak merupakan gunung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung ini menjadi kebanggaan warga Karo dengan ketinggiannya yang mencapai 2212 mdpl.
Gunung Sibayak merupakan gunung berapi namun terakhir kali meletus pada tahun 1881. Sejak itu, gunung ini tertidur hingga sekarang. Gunung stratovolcano ini sendiri, oleh warga Karo juga disebut Gunung Raja.
Sudah sedemikian populer, Gunung Sibayak memang menjadi salah satu spot pendakian di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini tak lepas dengan tingkat kesulitan jalur pendakiannya yang tidak terlalu sulit.
Tiga Jalur Pendakian
Terdapat tiga jalur mendaki di Gunung Sibayak. Jalur yang paling umum adalah jalur pariwisata. Pasalnya, selain jalur terpendek, jalur ini juga tergolong mudah karena medannya sudah dilengkapi sejumlah jalur anak tangga dari susunan batu.
Kendati demikian, bukan berarti jalur ini sepenuhnya aman. Beberapa bagian jalurnya bisa dibilang cukup menantang. Ada jalan terjal, tanah licin dan jalur yang berbatasan langsung dengan jurang.
Adapun jalur lain yang bisa dipilih adalah Jalur Sidebuk Debuk dan Jalur 54. Kedua pilihan ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding jalur pariwisata.
Khusus Jalur 54, jalur ini sendiri adalah jalur yang bisa dibilang paling sulit. Cenderung ekstrem bahkan. Medannya dipenuhi kawasan rimba atau hutan lebat, hingga membuatnya lebih disarankan untuk para pendaki berpengalaman.
Selain mempersiapkan fisik dan mentalitas serta perlengkapan pendakian, para pendaki Gunung Sibayak dianjurkan untuk tetap menjaga etika dan kesopanan ketika mendaki. Salah satu yang terpenting adalah selalu menjaga kebersihan alam.
Di Gunung Sibayak sendiri memiliki banyak banyak spot panorama yang menawan. Tak hanya di puncak, keindahan alamnya bahkan bisa dinikmati saat sedang dalam perjalanan atau di jalur pendakian.
Setibanya di puncak, Teman Brisik akan melihat keindahan Kota Berastagi dari ketinggian. Begitu juga panorama sang tetangga, Gunung Sinabung yang juga bakal nampak jelas terlihat.
Rute & Akomodasi
Untuk rute perjalanan menuju gerbang atau pos pendakian Gunung Sibayak, terutama dari Kota Medan cukup mudah. Dengan estimasi waktu tempuh 2-3 jam perjalanan, rutenya bisa ditempuh menggunakan kendaraan, baik kendaraan pribadi ataupun transportasi umum.
Apabila dengan transportasi umum, Teman Brisik bisa menumpangi kendaraan umum seperti Sutra, Murni Transport, Sinabung Jaya, atau angkutan jurusan Kota Kabanjahe-Berastagi lainnya. Tarifnya sendiri berkisar antara Rp10-50 ribu/orang.
Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan registrasi pendakian di Gunung Sibayak umumnya hanya Rp15 ribu saja. Harga tersebut belum termasuk tarif parkir yang berkisar antara Rp15-25 ribu tergantung dari durasi waktu memarkir.
Di sekitaran lokasi sebelum pos pendakian Gunung Sibayak juga ada beberapa sarana, seperti penginapan, kedai, hingga penyewaan tenda. Bagi Teman Brisik yang sekiranya tak membawa perlengkapan lengkap, bisa menyewa perlengkapan pendakian di penyewaan yang berada tepat di pos awal pendakian.
Sementara, tak lebih dari radius 3-5 km terdapat beberapa pilihan penginapan, mulai dari hotel hingga homestay. Bahkan, di sekitar lokasi, kita bisa menjumpai penginapan dengan tarif antara Rp150-300 ribu/malam. Misalnya Penginapan Imanuel Lau Gara, Villa Biringta, atau Rindu A|lam Berastagi.
Gunung Sibayak merupakan gunung berapi namun terakhir kali meletus pada tahun 1881. Sejak itu, gunung ini tertidur hingga sekarang. Gunung stratovolcano ini sendiri, oleh warga Karo juga disebut Gunung Raja.
Sudah sedemikian populer, Gunung Sibayak memang menjadi salah satu spot pendakian di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini tak lepas dengan tingkat kesulitan jalur pendakiannya yang tidak terlalu sulit.
Tiga Jalur Pendakian
Terdapat tiga jalur mendaki di Gunung Sibayak. Jalur yang paling umum adalah jalur pariwisata. Pasalnya, selain jalur terpendek, jalur ini juga tergolong mudah karena medannya sudah dilengkapi sejumlah jalur anak tangga dari susunan batu.
Kendati demikian, bukan berarti jalur ini sepenuhnya aman. Beberapa bagian jalurnya bisa dibilang cukup menantang. Ada jalan terjal, tanah licin dan jalur yang berbatasan langsung dengan jurang.
Adapun jalur lain yang bisa dipilih adalah Jalur Sidebuk Debuk dan Jalur 54. Kedua pilihan ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding jalur pariwisata.
Khusus Jalur 54, jalur ini sendiri adalah jalur yang bisa dibilang paling sulit. Cenderung ekstrem bahkan. Medannya dipenuhi kawasan rimba atau hutan lebat, hingga membuatnya lebih disarankan untuk para pendaki berpengalaman.
Selain mempersiapkan fisik dan mentalitas serta perlengkapan pendakian, para pendaki Gunung Sibayak dianjurkan untuk tetap menjaga etika dan kesopanan ketika mendaki. Salah satu yang terpenting adalah selalu menjaga kebersihan alam.
Di Gunung Sibayak sendiri memiliki banyak banyak spot panorama yang menawan. Tak hanya di puncak, keindahan alamnya bahkan bisa dinikmati saat sedang dalam perjalanan atau di jalur pendakian.
Setibanya di puncak, Teman Brisik akan melihat keindahan Kota Berastagi dari ketinggian. Begitu juga panorama sang tetangga, Gunung Sinabung yang juga bakal nampak jelas terlihat.
Rute & Akomodasi
Untuk rute perjalanan menuju gerbang atau pos pendakian Gunung Sibayak, terutama dari Kota Medan cukup mudah. Dengan estimasi waktu tempuh 2-3 jam perjalanan, rutenya bisa ditempuh menggunakan kendaraan, baik kendaraan pribadi ataupun transportasi umum.
Apabila dengan transportasi umum, Teman Brisik bisa menumpangi kendaraan umum seperti Sutra, Murni Transport, Sinabung Jaya, atau angkutan jurusan Kota Kabanjahe-Berastagi lainnya. Tarifnya sendiri berkisar antara Rp10-50 ribu/orang.
Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan registrasi pendakian di Gunung Sibayak umumnya hanya Rp15 ribu saja. Harga tersebut belum termasuk tarif parkir yang berkisar antara Rp15-25 ribu tergantung dari durasi waktu memarkir.
Di sekitaran lokasi sebelum pos pendakian Gunung Sibayak juga ada beberapa sarana, seperti penginapan, kedai, hingga penyewaan tenda. Bagi Teman Brisik yang sekiranya tak membawa perlengkapan lengkap, bisa menyewa perlengkapan pendakian di penyewaan yang berada tepat di pos awal pendakian.
Sementara, tak lebih dari radius 3-5 km terdapat beberapa pilihan penginapan, mulai dari hotel hingga homestay. Bahkan, di sekitar lokasi, kita bisa menjumpai penginapan dengan tarif antara Rp150-300 ribu/malam. Misalnya Penginapan Imanuel Lau Gara, Villa Biringta, atau Rindu A|lam Berastagi.
Artikel ini ditulis oleh Budi Setiawan