Foto: sanjayatour.com
Solo terkenal dengan julukan Kota Batik karena memang menjadikan batik sebagai salah satu bagian dari identitasnya. Salah satu buktinya terlihat dari adanya museum seputar batik yang sudah hadir hampir dua dekade lamanya.
Museum tersebut adalah Museum Batik Danar Hadi. Museum ini pun telah memegang rekor MURI sebagai museum dengan koleksi kain batik terbanyak di Indonesia. Hal ini dapat dirujuk jumlah koleksi kain batiknya yang mencapai 10.000 helai.
Museum batik ini sendiri berdiri sejak tahun 1967, didirikan oleh Santosa Doellah. Museum Batik Danar Hadi berada di dalam kompleks wisata House of Danar Hadi. Sang pendiri awalnya merintis industri rumahan yang ia kelola bersama sang istri, Danarsih Hadipriyono.
Ketika melewati gerbang kompleks tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan pohon rindang yang ditambah dengan gaya arsitektur gedung yang memiliki kesan klasik, namun mewah.
Ternyata, salah satu dari beberapa bangunan yang didominasi warna putih ini dulunya adalah rumah seorang pangeran. Bangunan tersebut dulunya bernama Ndalem Wuryaningratan, yang merupakan kediaman keluarga Raden Wuryaningrat, cucu dari Raja Solo.
Pada tahun 1997, bangunan bergaya kombinasi Jawa-Eropa tersebut kemudian dibeli Santosa Doellah dan direnovasi. Selanjutnya, House of Danar Hadi pun diresmikan tahun 2002 oleh Megawati Soekarnoputri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia.
Ketika memasuki Museum Batik Danar Hadi, pengunjung akan ditemani salah satu tour guide. Pengunjung akan diberi penjelasan seputar batik mulai dari sejarah, perbedaan motif batik di beberapa kota, hingga alasan dibalik motif dari sebuah batik.
Dari banyaknya koleksi kain batik yang ada di museum ini, sebagian besar merupakan karya Santosa Doellah sendiri. Terdapat beberapa ruangan yang nantinya berakhir di ruangan workshop dan toko.
Memasuki area dalam museum, tidak diperkenankan untuk membawa alat pengambil gambar baik kamera smartphone maupun kamera profesional. Foto hanya diperbolehkan di ruang workshop dan di luar museum.
Selain untuk mengambil gambar, di ruang workshop itu sendiri pengunjung juga akan berkesempatan untuk belajar membatik, baik jenis batik cap ataupun batik tulis.
Biaya masuk museum ini dikenakan harga Rp35.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk pelajar. Museum Batik Danar Hadi sendiri buka setiap hari, kecuali hari-hari libur nasional.
Lokasi
Terletak di kawasan protokol di Jalan Slamet Riyadi No. 261, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, akses menuju House of Danar Hadi terbilang mudah. Selain kendaraan pribadi, pengunjung juga bisa menggunakan transportasi umum untuk menempuh rutenya.
Apabila menggunakan Batik Solo Trans (BST), pengunjung dapat menaiki rute 1 Bandara Adi Soemarmo–Palur untuk turun di Shelter 9 Sriwedari. Setelah itu, pengunjung dapat berjalan kaki sejauh 350 meter hingga akhirnya sampai ke House of Danar Hadi.
Masih dalam kompleks House of Danar Hadi, selain museum batik, terdapat pula kafe bernama Soga Resto. Kafe ini dapat menjadi pilihan alternatif untuk menyantap makanan setelah berkunjung dari museum. Soga Resto sendiri buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 19.00 WIB.
Bagi para pengunjung yang berencana untuk menginap di sekitar House of Danar Hadi, banyak penginapan yang bisa ditemui. Salah satunya adalah Hotel Dana yang berlokasi ± 150 meter dari lokasinya. Hotel ini menawarkan harga menginap mulai dari Rp250-350 ribu per malam.
Adapun alternatif penginapan lainnya, yaitu Hotel Amaris Sriwedari Solo yang menawarkan harga menginap antara Rp195-270 ribu per malam. Lokasinya berjarak 450 meter dari House of Danar Hadi yang menjadi tempat Museum Batik Danar Hadi berada.
Museum tersebut adalah Museum Batik Danar Hadi. Museum ini pun telah memegang rekor MURI sebagai museum dengan koleksi kain batik terbanyak di Indonesia. Hal ini dapat dirujuk jumlah koleksi kain batiknya yang mencapai 10.000 helai.
Museum batik ini sendiri berdiri sejak tahun 1967, didirikan oleh Santosa Doellah. Museum Batik Danar Hadi berada di dalam kompleks wisata House of Danar Hadi. Sang pendiri awalnya merintis industri rumahan yang ia kelola bersama sang istri, Danarsih Hadipriyono.
Ketika melewati gerbang kompleks tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan pohon rindang yang ditambah dengan gaya arsitektur gedung yang memiliki kesan klasik, namun mewah.
Ternyata, salah satu dari beberapa bangunan yang didominasi warna putih ini dulunya adalah rumah seorang pangeran. Bangunan tersebut dulunya bernama Ndalem Wuryaningratan, yang merupakan kediaman keluarga Raden Wuryaningrat, cucu dari Raja Solo.
Pada tahun 1997, bangunan bergaya kombinasi Jawa-Eropa tersebut kemudian dibeli Santosa Doellah dan direnovasi. Selanjutnya, House of Danar Hadi pun diresmikan tahun 2002 oleh Megawati Soekarnoputri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia.
Ketika memasuki Museum Batik Danar Hadi, pengunjung akan ditemani salah satu tour guide. Pengunjung akan diberi penjelasan seputar batik mulai dari sejarah, perbedaan motif batik di beberapa kota, hingga alasan dibalik motif dari sebuah batik.
Dari banyaknya koleksi kain batik yang ada di museum ini, sebagian besar merupakan karya Santosa Doellah sendiri. Terdapat beberapa ruangan yang nantinya berakhir di ruangan workshop dan toko.
Memasuki area dalam museum, tidak diperkenankan untuk membawa alat pengambil gambar baik kamera smartphone maupun kamera profesional. Foto hanya diperbolehkan di ruang workshop dan di luar museum.
Sumber foto:infobatik.id
Selain untuk mengambil gambar, di ruang workshop itu sendiri pengunjung juga akan berkesempatan untuk belajar membatik, baik jenis batik cap ataupun batik tulis.
Biaya masuk museum ini dikenakan harga Rp35.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk pelajar. Museum Batik Danar Hadi sendiri buka setiap hari, kecuali hari-hari libur nasional.
Lokasi
Terletak di kawasan protokol di Jalan Slamet Riyadi No. 261, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, akses menuju House of Danar Hadi terbilang mudah. Selain kendaraan pribadi, pengunjung juga bisa menggunakan transportasi umum untuk menempuh rutenya.
Apabila menggunakan Batik Solo Trans (BST), pengunjung dapat menaiki rute 1 Bandara Adi Soemarmo–Palur untuk turun di Shelter 9 Sriwedari. Setelah itu, pengunjung dapat berjalan kaki sejauh 350 meter hingga akhirnya sampai ke House of Danar Hadi.
Sumber foto: houseofdanarhadi.co.id
Masih dalam kompleks House of Danar Hadi, selain museum batik, terdapat pula kafe bernama Soga Resto. Kafe ini dapat menjadi pilihan alternatif untuk menyantap makanan setelah berkunjung dari museum. Soga Resto sendiri buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 19.00 WIB.
Bagi para pengunjung yang berencana untuk menginap di sekitar House of Danar Hadi, banyak penginapan yang bisa ditemui. Salah satunya adalah Hotel Dana yang berlokasi ± 150 meter dari lokasinya. Hotel ini menawarkan harga menginap mulai dari Rp250-350 ribu per malam.
Adapun alternatif penginapan lainnya, yaitu Hotel Amaris Sriwedari Solo yang menawarkan harga menginap antara Rp195-270 ribu per malam. Lokasinya berjarak 450 meter dari House of Danar Hadi yang menjadi tempat Museum Batik Danar Hadi berada.
Artikel ini ditulis oleh Amanda Trinita