Selain menawarkan keindahan alam yang cantik, Kepulauan Bangka Belitung memiliki banyak sekali sisi menarik. Keindahannya mampu mengundang wisatawan untuk datang ke daerah yang dijuluki Pulau Timah ini.
Memang, Bangka Belitung dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia. Hasil bumi ini sendiri memiliki sejarah panjang yang bisa ditelusuri. Museum Timah merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika ingin mempelajari sejarah timah di Pulau Bangka.
Museum Timah Indonesia ini berada di Jalan Ahmad Yani No. 179, Kecamatan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Museum ini pun menjelma menjadi satu-satunya museum timah di Indonesia, bahkan di Asia.
Bangunan museum berdiri sejak tahun 1958, yang kemudian diresmikan menjadi museum pada 2 Agustus 1997. Karena tingginya antusiasme masyarakat yang berkunjung, museum ini pun direnovasi pada tahun 2010 lalu.
Renovasi yang dilakukan meliputi penataan ulang posisi tata letak benda-benda dan material bersejarah yang akan dipajang. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat lebih mudah mengetahui alur sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung.
Di museum ini, pengunjung akan diperlihatkan beragam koleksi-koleksi yang berkaitan dengan penambangan, baik tradisional maupun yang sudah modern. Adapun koleksi di Museum Timah berupa dokumentasi yang dicetak dalam bentuk foto atau pamflet besar.
Selain itu, di dalam Museum Timah Indonesia para pengunjung akan melihat bagaimana sejarah, aktivitas, teknologi, dan proses penambangan timah dari zaman penjajahan sampai saat ini.
Saat datang di halaman depan museum pengunjung akan melihat kereta lokomotif dan mangkok besar berwarna perak yang digunakan orang-orang zaman dahulu untuk meleburkan biji timah.
Sumber foto:referensi.data.kemdikbud.go.id
Alat-alat masa awal penambangan masih menggunakan kayu, bermacam batuan mineral, sampai miniatur atau dokumentasi kapal keruk penambangan timah. Dalam museum juga terdapat Prasasti Kota Kapur, yang merupakan prasasti peninggalan sejarah dari Kerajaan Sriwijaya.
Selain koleksi benda sejarah, ada sebuah media pelajaran tipografi bumi yang bisa pengunjung lihat di museum yang satu ini. Tidak jauh dari kompleks museum timah ada juga sentra produksi kerajinan berbahan dasar dari biji timah yang disebut dengan pewter.
Hasil dari kerajinan pewter bisa dibeli sebagai cendera mata dengan berbagai macam ragam bentuk dan motif, mulai dari gantungan kunci sampai miniatur kapal-kapal yang unik. Untuk harganya sendiri berkisar antara puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Museum Timah Indonesia buka hampir setiap hari, kecuali hari Jumat. Jam operasionalnya sendiri terbagi dalam dua bagian. Jam bukan waktu pagi dimulai pukul 08.00–12.00, dan waktu siang berada pada 13.00-16.00 sore.
Museum ini tidak memungut tarif masuk bagi para pengunjung. Para pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu untuk sebelum memasuki areal museum. Bagi yang tertarik dengan sejarah pertambangan di Indonesia, museum ini merupakan jawaban.
Akses jarak Museum Timah dari Bandara Depati Amir membutuhkan butuh waktu ± 15 menit. Lokasi tidak jauh dari Alun-Alun Taman Merdeka Pangkalpinang lantaran jaraknya yang hanya sekitar 800 meter.
Bagi wisatawan yang ingin mencari penginapan yang dekat dengan lokasi Museum Timah, Wisma Jaya Hotel merupakan salah satu pilihan. Jarak penginapan menuju Museum hanya membutuhkan waktu 2 menit perjalanan.
Harga yang ditawarkan juga cukup murah mulai dari Rp 185 ribu/malam dengan tambahan fasilitas seperti wifi gratis, kamar AC, TV LCD, kulkas, teko pemanas air, dan kamar mandi.