Foto: jadimandiri.org
Sumatera Barat sudah sejak lama menjadi primadona pariwisata Indonesia. Selain Jam Gadang, Air Terjun Lembah Anai dan Lembah Harau, hingga Danau Maninjau dan Danau Singkarak, kini muncul pesona baru yang menarik perhatian; Kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan. Banyak orang, termasuk juga Presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai ‘Raja Ampat’ di Sumatera Barat.
Sebenarnya daerah yang memanjang dari kota Padang hingga ke batas Bengkulu ini sudah dikenal sebagai destinasi wisata favorit masyarakat Ranah Minang. Hamparan pantainya, terutama Pantai Carocok, menjadi magnet hampir di setiap masa libur. Kini, Kawasan Wisata Mandeh memikat dengan keberadaan pulau-pulau yang membentang dari pesisir Pantai Padang hingga ke Teluk Tarusan.
Foto: brisik.id
Gugusan Pulau-Pulau
Mirip seperti kawasan Raja Ampat di Papua Barat, Kawasan Wisata Mandeh dihiasi banyak pulau. Ada Pulau Bintangor, Pulau Pagang, Pulau Ular dan Pulau Marak yang berdampingan dengan Pulau Sikuai dan Pulau Pasumpahan arah ke perairan Pantai Padang. Dari Puncak Mandeh tampak Pulau Nyamuk, Pulau Teraju, Pulau Setan, Pulau Sironjong Besar dan Sironjong Kecil tepat di Teluk Tarusan.
Satu lagi, ada Pulau Cubadak yang bahkan sudah mendunia sejak belasan tahun silam, berkat resort berstandar internasional yang dikelola seorang warga negara asing asal Eropa.
Aktifitas olahraga air menjadi kegiatan utama di kawasan wisata ini. Mulai dari snorkeling di Pulau Pagang atau Pulau Setan hingga cliff jump di Pulau Sironjong Kecil, atau hanya sekadar menaiki jet ski dan banana boat.
Foto: brisik.id
Jika punya lisensi, bisa pula menjajal diving di Teluk Tarusan. Ada satu spot dengan keindahan luar biasa di kedalaman sekitar 20 meter, menikmati saksi kelam Perang Dunia II; sebuah bangkai kapal kargo besar milik Belanda, MV Boelongan yang karam dibombardir pesawat Jepang pada tahun 1942 silam. Kini, bangkai kapal itu telah ditumbuhi terumbu karang dan dihuni beragam biota laut.
Jika tak berniat untuk bermain air, mengelilingi gugusan pulau-pulau di Kawasan Wisata Mandeh pun juga bisa jadi pilihan menarik. Ada banyak kapal wisata atau boat kayu milik warga setempat di dermaga nelayan Kampung Carocok Tarusan yang siap mengantar wisatawan. Dengan membayar sekitar Rp300-500 ribu per boat, Anda sudah bisa berwisata bahari mengelilingi banyak pulau.
Foto: brisik.id
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Memiliki potensi besar dalam wisata bahari, kini Kawasan Wisata Mandeh masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Padahal dulu tak ada akses darat di kawasan ini. Bahkan, masyarakat lokal di kampung Sungai Nyalo harus menumpang perahu untuk sampai ke Mandeh atau Carocok. Sedang dari kota Padang, hanya ada jalan berbatu melewati Sungai Pisang hingga ke Sungai Pinang.
Kini, untuk mencapai Kawasan Wisata Mandeh tidak lagi sulit dan rumit. Sejak kedatangan pertama kali Presiden Joko Widodo pada 10 Oktober 2015 silam, perkembangan infrastruktur di kawasan ini melaju pesat. Sekarang sudah ada akses jalan sepanjang 41,08 km yang baru diresmikan pada tahun 2019 lalu. Dari kota Padang hanya berjarak sekitar 57 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Foto: brisik.id
Di sepanjang jalan, hamparan pantai yang dibentengi oleh pulau-pulau menjadi pemandangan memukau. Ada banyak pula spot berfoto di puncak-puncak tebing, seperti di Puncak Mandeh dan Puncak Langgani. Sesampainya di kampung Carocok, teruslah ke dermaga nelayan. Dari sini, hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang ke Pulau Cubadak dengan speed boat.
Saat perut terasa lapar, bisa mencoba menu khas daerah pesisir Sumatera Barat, Gulai Kepala Ikan Karang dengan harga sekitar Rp 50-100 ribu per porsi yang tersedia di beberapa rumah makan. Kalau ingin bermalam, banyak pula pilihan resort dan cottage, seperti Labuan Sunday Mandeh Resort atau Baga Beach Cottage dengan biaya sekitar Rp 300-500 ribu per malam. Pastinya, berlibur ke Mandeh, ‘Raja Ampat’ di Sumatera Barat ini dijamin tidak akan menguras kantong terlalu dalam.
Sebenarnya daerah yang memanjang dari kota Padang hingga ke batas Bengkulu ini sudah dikenal sebagai destinasi wisata favorit masyarakat Ranah Minang. Hamparan pantainya, terutama Pantai Carocok, menjadi magnet hampir di setiap masa libur. Kini, Kawasan Wisata Mandeh memikat dengan keberadaan pulau-pulau yang membentang dari pesisir Pantai Padang hingga ke Teluk Tarusan.
Foto: brisik.id
Gugusan Pulau-Pulau
Mirip seperti kawasan Raja Ampat di Papua Barat, Kawasan Wisata Mandeh dihiasi banyak pulau. Ada Pulau Bintangor, Pulau Pagang, Pulau Ular dan Pulau Marak yang berdampingan dengan Pulau Sikuai dan Pulau Pasumpahan arah ke perairan Pantai Padang. Dari Puncak Mandeh tampak Pulau Nyamuk, Pulau Teraju, Pulau Setan, Pulau Sironjong Besar dan Sironjong Kecil tepat di Teluk Tarusan.
Satu lagi, ada Pulau Cubadak yang bahkan sudah mendunia sejak belasan tahun silam, berkat resort berstandar internasional yang dikelola seorang warga negara asing asal Eropa.
Aktifitas olahraga air menjadi kegiatan utama di kawasan wisata ini. Mulai dari snorkeling di Pulau Pagang atau Pulau Setan hingga cliff jump di Pulau Sironjong Kecil, atau hanya sekadar menaiki jet ski dan banana boat.
Foto: brisik.id
Jika punya lisensi, bisa pula menjajal diving di Teluk Tarusan. Ada satu spot dengan keindahan luar biasa di kedalaman sekitar 20 meter, menikmati saksi kelam Perang Dunia II; sebuah bangkai kapal kargo besar milik Belanda, MV Boelongan yang karam dibombardir pesawat Jepang pada tahun 1942 silam. Kini, bangkai kapal itu telah ditumbuhi terumbu karang dan dihuni beragam biota laut.
Jika tak berniat untuk bermain air, mengelilingi gugusan pulau-pulau di Kawasan Wisata Mandeh pun juga bisa jadi pilihan menarik. Ada banyak kapal wisata atau boat kayu milik warga setempat di dermaga nelayan Kampung Carocok Tarusan yang siap mengantar wisatawan. Dengan membayar sekitar Rp300-500 ribu per boat, Anda sudah bisa berwisata bahari mengelilingi banyak pulau.
Foto: brisik.id
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Memiliki potensi besar dalam wisata bahari, kini Kawasan Wisata Mandeh masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Padahal dulu tak ada akses darat di kawasan ini. Bahkan, masyarakat lokal di kampung Sungai Nyalo harus menumpang perahu untuk sampai ke Mandeh atau Carocok. Sedang dari kota Padang, hanya ada jalan berbatu melewati Sungai Pisang hingga ke Sungai Pinang.
Kini, untuk mencapai Kawasan Wisata Mandeh tidak lagi sulit dan rumit. Sejak kedatangan pertama kali Presiden Joko Widodo pada 10 Oktober 2015 silam, perkembangan infrastruktur di kawasan ini melaju pesat. Sekarang sudah ada akses jalan sepanjang 41,08 km yang baru diresmikan pada tahun 2019 lalu. Dari kota Padang hanya berjarak sekitar 57 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Foto: brisik.id
Di sepanjang jalan, hamparan pantai yang dibentengi oleh pulau-pulau menjadi pemandangan memukau. Ada banyak pula spot berfoto di puncak-puncak tebing, seperti di Puncak Mandeh dan Puncak Langgani. Sesampainya di kampung Carocok, teruslah ke dermaga nelayan. Dari sini, hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang ke Pulau Cubadak dengan speed boat.
Saat perut terasa lapar, bisa mencoba menu khas daerah pesisir Sumatera Barat, Gulai Kepala Ikan Karang dengan harga sekitar Rp 50-100 ribu per porsi yang tersedia di beberapa rumah makan. Kalau ingin bermalam, banyak pula pilihan resort dan cottage, seperti Labuan Sunday Mandeh Resort atau Baga Beach Cottage dengan biaya sekitar Rp 300-500 ribu per malam. Pastinya, berlibur ke Mandeh, ‘Raja Ampat’ di Sumatera Barat ini dijamin tidak akan menguras kantong terlalu dalam.
Artikel ini ditulis oleh Adela Eka Putra Marza