Menemani waktu istirahat, mencicipi panganan bernama grendul ini mungkin bisa menjadi pilihan tepat. Kudapan manis dari bahan gula jawa ini sangat pas untuk mengganjal perut yang lapar.
Camilan tradisional bernama grendul cukup dikenal luas oleh masyarakat di Pulau Jawa, khususnya Indramayu. Aroma wangi dari pandan dan gerombolan bola coklat manis dari gula aren yang kental dan pekat mampu menggugah selera para penikmatnya.
Konon, grendul sering kali disajikan dalam tasyakuran para petani sebagai bentuk syukur lantaran tanaman padi yang ditanam selama kurang lebih 2 bulan mulai berbuah. Masyarakat Indramayu menyebutnya padi tengah hamil.
Grendul juga dijadikan simbol padi berbuah banyak dan isinya padat. Sehingga diharapkan tidak ada padi yang 'gabug', maksudnya ada kulit padi tetapi di dalamnya tidak berisi beras alias mandul.
Grendul sudah ada sejak jaman dahulu. Jika ingin membuatnya perlu menyiapkan beberapa bahan dan alat. Cara membuatnya lumayan sulit, butuh kesabaran dan keuletan agar matang dengan sempurna. Bahan utama yang digunakan yaitu tepung tapioka, tepung beras, tepung ketan, gula aren, daun pandan, sedikit garam, serta kuah santan.
Foto: brisik.id
Langkah awal dalam proses pembuatan grendul adalah merebus gula merah hingga mencair lalu saring. Selanjutnya campur bersama tepung beras, tepung ketan, sedikit garam, tambahkan air sedikit demi sedikit lalu uleni semua bahan hingga berbentuk adonan. Setelah itu, buat adonan berbentuk bulat kecil seukuran kelereng, kemudian masukkan bulatan kecil tadi ke dalam panci mendidih bersama larutan gula merah. Tunggu sampai semua adonan mengapung, kemudian larutkan tepung tapioka dan masukkan ke dalam adonan. Aduk terus sampai matang, lalu angkat.
Adapun cara membuat kuah santannya adalah dengan merebus santan, garam, dan daun pandan secara bersamaan. Aduk hingga mendidih kemudian matikan kompor.
Menyajikan grendul juga cukup sederhana. Tuangkan ke dalam mangkok kemudian siram dengan kuah santan. Boleh juga memberi taburan kelapa parut sebagai toping untuk menambah rasa gurih.
Grendul juga dapat dikombinasikan dengan bahan lain sebagai campuran, seperti singkong atau ubi yang dipotong kecil dan kacang.
Penjual grendul umumnya menghidangkan grendul yang dipisah dengan santan dalam wadah berbeda. Hal ini dilakukan supaya panganan tersebut tidak cepat basi.
Foto: brisik.id
Di Indramayu, jajanan jadul ini sudah agak sulit ditemukan. Jarang sekali warung yang menjualnya. Namun di bulan puasa, sejumlah penjual grendul mulai terlihat membuka lapak di pinggir jalan atau berkeliling rumah/kompleks.
Grendul adalah salah satu menu hidangan favorit berbuka puasa. Dengan rasa manis legit, panganan ini mampu memulihkan kembali energi setelah berpuasa seharian penuh.
Umumnya penjual mematok harga seporsi grendul sebesar Rp3.000. Jika dibawa pulang grendul dikemas dalam plastik atau cup. Jika disajikan langsung atau makan di tempat, grendul akan dihidangakan di atas mangkuk.
Selain sebagai menu pembuka puasa, grendul juga enak dimakan di siang hari sebagai cemilan. Akan lebih nikmat jika disantap selagi hangat.