Suara gemercik air seperti melodi alam, suasana yang sejuk dengan menghadirkan pesan yang damai, ditambah deretan barisan pepohonan rindang, begitulah kiranya suasana yang akan Anda dapatkan ketika mengunjungi Air Terjun Putuk Truno. Sebuah destinasi wisata alam kebanggaan Pasuruan, yang cocok untuk menjadi teman dalam melepas penat.
Sekilas Tentang Air Terjun Putuk Truno
Air Terjun Putuk Truno terbentuk dari aliran sumber mata air yang berasal dari lereng Gunung Welirang dan Arjuno, yang terjun bebas dari atas tebing setinggi kurang lebih 45 meter. Layaknya mata air pegunungan lainnya, air di sini pun sangat jernih dan terasa menyegarkan, menghadirkan kesejukan yang abadi.
Tepat di bawah guyuran air terjun terdapat sebuah kolam alami yang tidak terlalu dalam, dan terkadang pada musim kemarau sering digunakan para pengunjung untuk bermain air.
Apabila sedang beruntung, Anda bisa menemukan gugusan pelangi yang tercipta dari buih air terjun yang dibiaskan oleh cahaya matahari. Untuk menyaksikan fenomena tersebut Anda harus datang sebelum pukul 10:00 WIB. Keindahan pelangi di sana akan terlihat lebih sempurna, dengan keberadaan tumbuhan hijau yang membungkus tebing di sekitar lokasi air terjun. Indah dan menawan!
Pesona Air Terjun Putuk Truno tidak akan pernah memudar walau pun dilihat dari berbagai posisi. Namun, untuk menikmati keindahannya secara sempurna, Anda disarankan untuk melangkahkan kaki ke sebuah dek kayu sederhana yang terletak tepat di depan air terjun. Dari sana, cahaya pelangi yang menyilaukan mata akan terlihat lebih jelas, perpaduan antara warna hijau pepohonan, air terjun yang berwarna putih, dan tebing yang berwarna hitam, juga akan terlihat lebih sempurna.
Legenda
Dibalik keindahannya, air terjun yang satu ini juga menyimpan legenda tersendiri yang masih dipercaya oleh masyarakat sekitar sampai saat ini, bahkan legenda tersebut mendasari pemberian nama pada Air Terjun Putuk Truno.
Diceritakan pada zaman dahulu ada sebuah kisah cinta mengharukan yang terjadi antara seorang pria kelas bawah bernama Joko Taruno, dengan putri cantik bernama Sri Gading Lestari, putri dari Raden Arya Wiraraja.
Kisah percintaan sang putri tidak direstui oleh Raden Arya, sehingga membuatnya terpaksa harus menyembunyikan anaknya di sebuah tempat bernama Coban Baung di daerah Purwodadai, Pasuruan. Untuk mengusahakan cintanya, Taruno pun memutuskan bertapa di suatu tempat demi memohon bantuan kepada Tuhan. Ketika bertapa, secara tiba-tiba dirinya berubah menjadi seekor ular.
Usai bertapa, Taruno memanfaatkan kesaktiannya untuk menembus benteng gaib yang memagari Sri Gading Lestari. Tanpa sepengetahuan Raden Wijaya, ia pun melarikan diri dari Coban Baung untuk bertemu dengan Taruno. Dikisahkan bahawa akhirnya mereka bertemu di sebuah air terjun yang kini dinamakan Putuk Truno, yang mana ‘Putuk’ berarti ular dan ‘Truno’ adalah nama dari Joko Taruno itu sendiri.
Lokasi dan Akses
Secara administratif Air Terjun Putuk Truno berada di Desa Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Akses menuju ke lokasi air terjun tidak terlalu jauh, karena lokasinya yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari Polsek Prigen. Apabila datang dari pusat Kota Surabaya, Anda hanya perlu menempuh jarak sejauh 75 km dengan waktu tempuh kira-kira selama 2 jam menggunakan kendaraan pribadi.
Apabila Anda seorang backpacker yang berangkat dari Surabaya, bisa memulai perjalanan dengan menggunakan bus umum dari Terminal Purabaya jurusan Malang, dan kemudian turun di depan Masjid Muhammad Cheng Hoo, Pandaan. Dari lokasi tersebut, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan pedesaan colt atau pun L-300 jurusan Tretes-Prigen, dan turun di depan pintu masuk.
Harga Tiket dan Fasilitas
Para pengunjung hanya akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp15 ribu per orang untuk bisa menikmati keindahan air terjun, ditambah dengan tambahan biaya parkir sebesar 5 ribu rupiah untuk roda dua dan 10 ribu rupiah untuk kendaraan roda empat.
Dengan tiket masuk tersebut, Anda sudah bisa menikmati fasilitas penunjang seperti beberapa gazebo dan toilet. Di sekitar lokasi air terjun juga terdapat warung sederhana yang menjual minuman dan makanan ringan, salah satunya warung yang bernama Bar Kesetiaan. Soal harga jangan khawatir, karena mereka tidak mematok harga terlalu jauh dari warung pada umumnya di luar lokasi wisata.
Soal penginapan Anda akan dihadapkan pada banyak pilihan, seperti villa, home stay, atau bahkan hotel di sekitar Tretes. Seperti RedDoors Tretes 2 dengan harga sewa Rp110 ribu rupiah per malam, Royal Senyiur Hotel dengan harga sewa Rp560 ribu per malam, hingga Tretes Raya Hotel & Resort yang mematok harga sewa Rp2,7 juta per malam. Harga sewa pun tergantung dari fasilitas dan pelayanan yang diberikan.