Letaknya yang berada di atas bukit, membuat objek wisata Batu Pandang Ratapan Angin menjadi salah satu destinasi favorit. Akan terlihat lanskap perbukitan Dieng yang terhampar luas sejauh mata memandang dari tempat ini.
Daya tarik utama dari objek wisata yang satu ini adalah pemandangannya yang memanjakan mata dengan view Telaga Warna di bawahnya. Warna telaga, serta susunan hutan pinus yang mengelilinginya tersebut dapat menjadi background foto yang ciamik.
Selain pemandangan alam, di tempat ini juga banyak terdapat spot foto buatan yang cantik. Pengunjung juga dapat berfoto bersama burung hantu dengan membayar tarif tertentu.
Di kawasan Batu Pandang Ratapan Angin juga terdapat wahana outbound dengan peralatan keamanan yang memadai. Untuk mencobanya, pengunjung dapat merogoh kocek mulai Rp10 ribu.
Batu Pandang Ratapan Angin berlokasi di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Lokasinya berjarak sekitar 27 km dari pusat Kota Wonosobo dengan waktu tempuh 1-2 jam menggunakan kendaraan bermotor.
Akses jalan untuk menuju Bukit Pandang Ratapan Angin sebagian besar adalah tanjakan, namun bukan berarti sulit. Akses masuknya sendiri masih sama dengan objek wisata lain di Dieng, seperti Candi Arjuna, Telaga Warna, Kawah Sikidang dan lain-lain.
Jika berangkat dari Banjarnegara, setibanya di pertigaan Terminal Shuttle Bus Dieng bisa mengambil jalur kawasan objek wisata Candi Arjuna. Lanjutkan dengan mengambil arah sampai pertigaan yang mengarah ke Dieng Plateau Theater dan Batu Pandang Ratapan Angin.
Selain itu, juga bisa ditempuh melalui pertigaan Dieng-Banjarnegara atau Wonosobo yang terdapat tulisan “Selamat Datang Dieng”. Dari lokasi tersebut, lanjutkan rutenya ke sebelah selatan sejauh kurang lebih 2 km sampai di area parkir Telaga Warna.
Dari sana, pengunjung akan melanjutkan perjalanan ke arah Museum Kailasa dan Candi Arjuna. Untuk sampai ke lokasi Batu Pandang Ratapan Angin, ambil arah jalan menuju Dieng Plateau Theater.
Untuk diketahui, Jalur ini sendiri juga merupakan rute untuk menuju Puncak Bukit Sikunir yang terkenal dengan golden sunrise-nya. Karena berada sedikit lebih jauh, bukit ini dianjurkan sebagai tempat yang dikunjungi ketika sore menjelang setelah menyambangi Batu Pandang Ratapan Angin.
Panas Terik dan Suhu Dingin
Tips ketika berkunjung kemari adalah jangan lupa menggunakan tabir surya agar kulit tidak gosong. Mengenakan pakaian tebal di pagi hari juga diperlukan lantaran udaranya yang dingin.
Paduan tabir surya dengan pakaian ini cukup penting, walaupun terdengar sedikit aneh memang. Meskipun sinar matahari yang terik mengancam, udara dinginnya seolah berusaha menipu. Anda nggak mau kan, mendapati kulitnya gosong di tengah udara dingin itu?
Harga tiket masuk ke Batu Pandang Ratapan Angin sendiri cukup murah. Cukup dengan merogoh kocek sebesar Rp10 ribu per orang kita sudah dapat memasuki salah satu kawasan dari dataran tinggi Dieng yang menawan.
Fasilitas yang ada di lokasinya pun sudah bisa dibilang memadai. Terdapat banyak toilet, musala, dan lahan parkir di sejumlah titik lokasi. Selain itu, pedagang yang berjualan jajanan, makanan, serta oleh-oleh khas setempat seperti manisan carica dan suvenir ikut meramaikan lokasinya.
Karena di Dataran Tinggi Dieng banyak terdapat wisata, untuk menemukan penginapan tentu sangat mudah. Yang paling umum adalah homestay seperti Diengcool yang tarifnya Rp249 ribu, atau Agriya Lubis dan Lingga Yoni yang semuanya jaraknya tak lebih dari 2 km dari Batu Pandang.
Harga makanan di sini pun cukup terjangkau, dengan kocek senilai Rp10 ribu wisatawan sudah bisa mendapat makanan nasi dengan lauk di warung makan yang tersebar di sekitar kawasannya.
Adapun saran lainnya adalah mencoba purwaceng, salah satu minuman tradisional yang menurut warga setempat berkhasiat untuk menghangatkan badan dan meningkatkan daya tahan tubuh.