Foto: Brisik.id/Anis Rosella P
Surabaya dikenal sebagai kota metropolitan yang memiliki banyak mall. Meski begitu, Kota Pahlawan ini juga masih memiliki wisata yang asri nan hijau, salah satunya Ekowisata Mangrove Wonorejo. Di tempat ini, teman brisik tak akan mendengar keributan suara klakson khas jalan raya lagi. Sebab, kita akan dimanjakan dengan pemandangan asri dan suasana yang tenang di tengah hutan mangrove.
Ekowisata Mangrove Wonorejo sendiri terletak di Surabaya Timur, tepatnya di Jalan Raya Wonorejo No.1, Rungkut, Surabaya. Letak wisata yang asri ini sekitar 10 km dari kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Untuk penginapan, sekitar 1 km dari kawasan hutan mangrove terdapat Hotel Gunawangsa Merr yang harganya mulai dari Rp600.000 per malam. Ada pula Semampir Residence yang harga sewanya mulai dari Rp160.000.
Untuk masuk ke lokasi mangrove, kita hanya dikenakan biaya parkir, yakni Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil. Namun, jika ingin melihat pemandangan ratusan capung di lautan usai hujan reda, kita perlu masuk lebih jauh ke kawasan mangrove menggunakan perahu. Oleh karena itu, teman brisik harus menuju Dermaga Ekowisata Mangrove Wonorejo yang letaknya sekitar 20 meter dari gerbang utama.
Foto : Brisik.id/Anis Rosella P
Di kawasan mangrove yang dimasuki perahu ini tak ada penjual makanan satu pun. Oleh karena itu, jika teman brisik ingin ke sini, sebaiknya bawalah bekal camilan dan minuman sebelum naik perahu. Jika tidak sempat membawa bekal dari rumah, di dekat Dermaga Ekowisata Mangrove Wonorejo tersedia kantin. Selain menyediakan santapan untuk dimakan di tempat, para penjual di sini juga biasanya menyediakan camilan dan minuman kemasan.
Tiket wisata perahu ini sendiri Rp15.000 untuk anak-anak dan Rp25.000 untuk dewasa. Selain mendapatkan tiket, teman brisik juga akan mendapatkan lotion anti-nyamuk. Sebab, di dalam kawasan mangrove memang banyak ditemui serangga penghisap darah tersebut. Setelah itu, pengunjung akan diminta untuk menunggu perahu. Nantinya perahu tersebut akan membawa pengunjung ke kawasan mangrove yang paling dekat dengan lautan.
Foto : Brisik.id/Anis Rosella P
Para pengunjung akan diajak mengarungi sungai yang dipenuhi dengan pohon Mangrove. Dalam perjalanan yang berdurasi sekitar 15 menit ini, terkadang kita bisa melihat berbagai jenis burung beterbangan dan bertengger di pohon-pohon mangrove. Pemandangan langka ini tentunya terjadi jika cuaca sedang cerah.
Teman brisik tak perlu khawatir jika cuaca mendung atau hujan. Sebab, sesudah hujan reda justru akan mendapati pemandangan langka, yakni momen ketika ratusan capung beterbangan di dekat lautan. Pemandangan ini bisa didapat jika kita berjalan menuju musholla yang berada di ujung kawasan mangrove tersebut.
Teman brisik juga tak perlu khawatir kehujanan atau kepanasan. Sebab, di ujung kawasan mangrove ini juga tersedia banyak gazebo untuk tempat berteduh. Gazebo yang ada di sini cukup besar, yakni berkapasitas sekitar 10 – 15 orang. Selain itu, banyak juga spot foto bagus di sekitar kawasan mangrove ini.
Ekowisata Mangrove Wonorejo memang luar bisa, bukan? Jika ke sini saat terik, kita bisa melihat awan dan pemandangan laut yang cerah. Namun jika hujan, tunggulah reda beberapa saat kemudian. Jika beruntung, maka pemandangan ratusan capung di lautan kawasan Mangrove ini seakan membayar kesabaran kita yang menunggu hujan reda. Bagaimana? Apakah sobat brisik tertarik untuk mengunjungi wisata mangrove saat musim hujan seperti ini?
Artikel ini ditulis oleh Arosella