Siapa tak kenal dengan Gunung Bromo dan Semeru di Jawa Timur> Namanya sudah melegenda di kalangan para pendaki maupun penikmat wisata alam. Berada dalam kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) di Probolinggo, view Batok terselip ketika view Gunung Bromo diambil. Pasalnya, posisi gunung-gunung ini berderet dengan sejarah, keunikan dan view yang unggul.
Dengan ketinggian 2.440 mdpl, pengunjung bisa mendapatkan view kawah Bromo dengan angle berbeda. Jika menggunakan transportasi umum, bus bisa menjadi pilihan. Namun begitu sampai di daerah Sukapura, gunakan travel yang sudah banyak di tawarkan di daerah ini. Rute menuju Batok sama dengan ke Bromo, salah satunya ialah melewati Probolinggo - Tongas – Sukapura – Cemoro Lawang - Bromo. Parkirlah di tempat parkir yang sama dengan ke kawah Bromo dan jalur pendakiannya berada tepat di belakang parkiran tersebut.
Sejarah yang Bermula dari Pinangan yang Gagal
Bermula dari Roro Anteng yang akan dipersunting oleh Resi Bima, seorang pertama sakti yang kejam sehingga Anteng tidak berani menolak. Dia meminta Resi Bima membuatkan sebuah lautan di puncak Bromo dalam semalam. Karena kesaktiannya, Resi Bima menerima tantangan tersebut dan percaya bisa mewujudkannya. Resi Bima pun segera bersemedi dan berubah menjadi raksasa. Sebuah tempurung kelapa menjadi alat mengeruk kawah untuk membuat lautan tersebut.
Roro Anteng cemas Resi Bima bisa mewujudkan permintaanya itu, ia pun memanggil para embannya. Mereka membakar tumpukan jerami di puncak bukit sehingga warna apinya membuatnya seperti matahari terbit. Suara lesung dipukul bersahut-sahutan menandakan aktivitas warga menumbuk padi sudah dimulai. Mengetahui hal itu, Resi Bima kesal karena ia gagal membuat lautan api dan memiliki Roro Anteng. Amarahnya yang besar membuatnya melempar tempurung kelapa di tangannya. Ajaibnya, tempurung kelapa itu semakin besar dan jadilah Gunung Batok (dalam Bahasa Jawa atau tempurung kelapa). Itulah mengapa gunung tersebut seperti batok kelapa.
Foto: instagram/@gunungbatok
Keindahan Tersembunyi yang Belum Banyak Diketahui
Waktu terbaik memulai pendakian ialah sekitar pukul 2 pagi agar bisa mendapatkan sunrise moment. Siapkan mental, fisik dan setidaknya tali panjang untuk membantu teman yang tidak bisa naik karena jalur cukup curam. Waktu pendakian sekitar 1 jam tergantung kekuatan fisik masing-masing orang.
Rasa lelah akan terbayar lunas setelah sampai di puncak gunung yang sesekali berasap, namun tak mengeluarkan isi bumi. Di puncaknya, terlihat kawah Bromo penuh tanpa penghalang. Gunung lain di sekitarnya seperti Semeru dan Widodaren juga terlihat di sisi yang lain. Pura Luhur yang berada di padang pasir dengan kabut tipis akan tampak semakin sempurna.
Foto: instagram/@iqbalnrl
Layaknya di padang pasir, puncak Batok diselimuti pasir putih sangat luas. Kabut putih dari Gunung Bromo menambah epic seakan berada di kahyangan. Mendirikan tenda sambil menunggu sunrise di sini adalah pilihan yang bagus. Belum lagi, pegunungan Widodaren dengan guratan khas terlihat jelas dan menyatu dengan kawah Bromo. Sungguh, segala sisinya akan menyadarkan kita bahwa ciptaan Tuhan memang tiada dua.
Foto: instagram/@gedeleo
Sekawasan dengan Bromo, pengunjung akan dikenai tarif yang sama, parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil. Sedangkan tiket masuknya Rp29.000 hari biasa dan Rp34.000 di hari libur.
Pengunjung pun akan menemui banyak homestay atau hotel di kawasan ini, misalnya Hotel Bromo Permai yang hanya berjarak 1 menit dari pintu masuk. Fasilitas yang mewah ditawarkan dengan harga mulai dari Rp500 ribuan per malam.
Oleh-oleh pun bisa didapati di pusat oleh-oleh Bromo Tengger Semeru atau penjaja yang berkelilling. Setelah mengetahui info ini, tertarikkah menjelahi sisi lain Taman Nasional Bromo Tengger Semeru?