Kopi Semende sebagai Bagian dari Masyarakat Semende

Lifestyle 28 Januari 2021

semende sumsel sumatera alami

Foto: Brisik.id/mega ocktaviyah


Kopi menjadi minuman favorit mayoritas masyarakat. Di Indonesia sendiri kopi bahkan sudah menjadi budaya dan melekat dengan beberapa daerah tertentu. Bahkan sempat terdapat film yang fenomenal dengan judul "Filosofi Kopi". Banyak daerah di Indonesia yang terkenal dengan cita rasa kopinya yang luar biasa, misalnya saja seperti Kopi Tanah Toraja dan Kopi Gayo.

Tak kalah dengan daerah penghasil kopi lainnya yang sudah terkenal lebih dulu, Kopi Semende pun mulai menorehkan prestasinya di kancah Nasional dan Internasional. Banyak dari produsen bubuk kopi yang sudah mengekspor kopi Semende ke beberapa negara luar, salah satunya yakni Negara Singapura. Beberapa prestasi Kopi Semende yakni termasuk ke dalam Sertifikasi Indikasi Geografi pada tahun 2016, dan pernah masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia.

Foto: Brisik.id/mega ocktaviyah
 
Nama "Kopi Semende" diambil berdasar nama daerah yang menjadi penghasil kopi tersebut, yakni kecamatan Semende. Wilayah Semende terbagi ke dalam tiga kecamatan yakni Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah, dan Semende Darat Laut yang menjadi bagian dari Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Wilayah Semende dihuni oleh mayoritas Suku Semende. 

Semende berada di kawasan Bukit Barisan Sumatera dengan ketinggian lebih kurang 800 hingga 1600 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan kemiringan mencapai 45%. Hal inilah yang menjadikan Semende menjadi wilayah yang subur dan dapat ditumbuhi dengan berbagai jenis tanaman, salah satunya yakni perkebunan kopi. Kabupaten Muara Enim, Khususnya daerah Semende ditetapkan sebagai Kawasan perkebunan nasional untuk komoditas kopi, hal ini berdasar keputusan Menteri Pertanian Nomor 46/KPTS/PD.300/1/2015. 
 
Kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Semende, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hampir setiap kepala keluarga akan memiliki perkebunan kopinya masing-masing. Ketika sedang beraktivitas di perkebunan, masyarakat tak akan lupa untuk menyuguhkan minuman kopi sebagai teman setia mereka. Cuaca pedesaan yang sejuk memang sangat pas ditemani dengan minuman hangat kopi Semende.

Foto: Brisik.id/mega ocktaviyah
 
Petani Semende menanam beberapa jenis kopi, tetapi jenis kopi terbanyak yang ditanam yakni jenis Robusta dan Arabika. Berdasar hasil cita rasa dari berbagai sampel dengan proses pengeringan yang dilaksanakan pada tahun 2014 lalu, Kopi Robusta di Semende memiliki skor terbaik dengan angka 78,75 – 81, 36 yang mana memenuhi kategori sebagai specialty grade atau kopi dengan grade tertinggi.

Proses pembuatan kopi Semende hingga menjadi bubuk dilakukan secara tradisional. Kopi yang sudah berwarna merah menandakan kalau ia sudah siap dipanen. Setelah dipanen, kopi tersebut akan di kilang (digiling) menggunakan gilingan tradisional yang biasa disebut kilangan. Kemudian akan dijemur kurang lebih selama seminggu, tergantung kepada kondisi cuaca. Setelah kering, biji kopi akan dipisahkan dari ampasnya (kulit kopi). 
 
Foto: Brisik.id/mega ocktaviyah
 
Biasanya warga akan sedikit menggigit biji kopi tersebut apakah masih basah atau sudah mengering (keras). Hal ini harus benar-benar dipastikan agar kopi tersebut nikmat ketika di seruput. Ketika sudah kering, para petani biasa akan menjual kopi tersebut kepada tokeh kawe (pembeli kopi dalam jumlah yang besar). Akan tetapi, biasanya para petani akan menyisakan beberapa kilogram kopi untuk di kiruh (di panggang) di atas wajan sebagai minuman pribadi. 



Menyeruput kopi Semende di Semende sanggatlah mudah. Ketika menemui warung makanan dan minuman, teman brisik cukup bilang saja ingin memesan secangkir Kopi Semende dan mereka pasti memiliki stok. Akan tetapi untuk kamu yang ingin membeli kopi dalam bentuk bubuk dan biji, maka kamu dapat berkunjung ke Kopi Cap Pak Tani yang berlokasi di Desa Trans Datar Lebar, Semende Darat Ulu.

Bagi teman brisik yang belum memiliki kesempatan datang ke Semende secara langsung, dapat membeli kopi Cap Pak Tani di Jl Tawalib Darusalam Muara Enim, atau rumah Pak Zulkifli yang sudah bekerja sama dengan pemilik kopi tersebut. Harga bubuk dan biji kopi bervariasi, adapun jenis kopi robusta dibanderol dengan harga lebih tinggi dibandingkan arabika. Rentang harga kopi yakni berkisar antara Rp 50.000,00 hingga Rp 90.000,00 per kilogram.
 
Foto: Brisik.id/mega ocktaviyah
 
Tak hanya sebagai minuman untuk keluarga, kopi juga menjadi hal yang wajib disuguhkan ketika ada tamu berkunjung ke rumah. Sudah menjadi hal turun temurun di Semende ketika ada tamu maka mereka akan menyuguhkan kopi sebagai minuman wajib, baik untuk warga dusun, sesama Suku Semende, ataupun tamu dari luar wilayah Semende. Masyarakat Semende memiliki filosofi "Ngupi Kudai" atau ngopi dulu. Saat memasuki Kawasan Semende, kamu akan disuguhkan dengan luasnya perkebunan kopi milik warga.
 
 
Artikel ini ditulis oleh Mega Ocktaviyah

semende sumsel sumatera alami

Berita Terkait

Voucher Rekomendasi

Berita Video