Reog Ponorogo, Kesenian Kebanggaan Masyarakat Ponorogo

Lifestyle 25 Januari 2021

budaya kesenian reog ponorogo

Foto: Instagram/info_ponorogo


Kesenian, pada dasarnya adalah hasil karya dari gagasan dan ide yang berada di dalam kepala manusia yang memiliki unsur keindahan atau estetika. Kesenian merupakan wujud dari kebebasan manusia dalam meluapkan ekspresinya. Di masa globalisasi ini banyak kesenian tradisional yang tidak mampu bertahan dari gempuran budaya global yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa kesenian sudah tidak begitu diminati masyarakatnya, bahkan beberapa juga ada yang telah punah. Tetapi masih ada beberapa contoh kesenian yang tidak hanya masih bertahan hingga saat ini, namun juga menjadi identitas dari suatu kelompok masyarakat. Dimana kesenian tersebut menjadi kebanggaan dan ciri khas dari masyarakat atau daerah tempat di mana kesenian tersebut berkembang.

Salah satu wujud dari kesenian yang masih bertahan tersebut ialah kesenian Reog Ponorogo yang berasal dari daerah Ponorogo. Reog Ponorogo mampu bertahan hingga kini dan menjadi identitas dari masyarakat Ponorogo itu sendiri. Bahkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Di Ponorogo sendiri juga bisa ditemukan banyak patung penari Reog yang dibangun oleh pemerintah setempat. Hal ini semakin menegaskan identitas Kota Ponorogo sebagai "Kota Reog". Bahkan terdapat festival Reog nasional yang menjadi wadah bagi banyak kelompok kesenian Reog Ponorogo untuk mementaskan aksinya dan diperlombakan dengan kelompok lain. Momen ini juga berpengaruh pada kenaikan ekonomi warga setempat. 


Foto : Instagram/epri.essa_lens

Ada beberapa versi tentang asal mula terciptanya Reog Ponorogo, namun yang paling populer adalah versi yang menyatakan bahwa Reog tercipta sebagai bentuk sindiran yang dilakukan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi Kerajaan Majapahit pada masa kekuasaan Raja Brawijaya V.

Ki Ageng Kutu tidak menyukai pemerintahan di masa Brawijaya V yang dinilai korup karena pengaruh rekan Cinanya dan merasa bahwa kehancuran Kerajaan Majapahit sudah dekat. Ki Ageng Kutu lantas meninggalkan kerajaan dan mendirikan padepokan untuk melatih pemuda Majapahit dengan ilmu beladiri, ilmu kekebalan dan ilmu kesempurnaan, yang diharapkan pemuda-pemuda ini kelak bisa menjadi bibit dari kebangkitan Majapahit. Namun karena pasukannya yang begitu kecil dan tidak mampu menandingi pasukan kerajaan, Ki Ageng Kutu menyampaikan pesan "sindirannya" dengan kesenian Reog yang ditujukan untuk Brawijaya V.

Singa Barong dalam pertunjukan Reog yang memiliki penampakan berupa singa, dilambangkan sebagai Brawijaya V yang di atasnya terdapat merak sebagai perwujudan rekan cina dari Brawijaya V yang memiliki pengaruh kuat kepada Brawijaya V. Jathilan yang menggunakan kuda-kudaan merupakan simbol dari pasukan kerajaan yang kontras perbedaannya dengan pasukan Warok Ki Ageng Kutu yang hanya mengandalkan tangan kosong. 



Kesenian Reog sendiri terbagi menjadi dua, yaitu reog yang dipentaskan dalam pergelaran, festival atau acara kebudayaan. Dan satu lagi adalah Reog Obyog di mana Reog jenis ini dipentaskan dengan berkeliling dari desa ke desa.

Dari komposisi pemainnya pun juga berbeda, Reog yang ditampilkan di pentas kebudayaan memiliki jumlah pemain yang lengkap sebagaimana seharusnya Reog ditampilkan, yaitu terdiri dari warok, jathilan, bujang ganong, singo barong dan prabu klana sewandhana. Sedangkan Reog Obyog lebih bebas, di mana pemainnya terkadang hanya terdiri dari Jathilan, Singo Barong dan Bujang Ganong serta alat gamelan yang lebih sederhana. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah pementasannya yang dilakukan dengan berpindah-pindah.


Foto : Instagram/madiunwisata

Reog Ponorogo hingga saat ini, tidak hanya bertahan dari gempuran globalisasi. Reog Ponorogo juga menjadi identitas kebanggaan rakyat Ponorogo. Di samping memiliki gerakan tari yang indah dan spektakuler, reog Ponorogo juga memiliki makna filosofis yang begitu kuat.

Keberadaan Reog Ponorogo dan masyarakat Ponorogo sendiri tidak bisa dipisahkan, keberadaan Reog dan masyarakat Ponorogo saling mengisi, masyarakat ada untuk melestarikan Reog dan Reog ada sebagai identitas, kebanggaan dan tentunya sebagai penggerak perekonomian masyarakat. 
Artikel ini ditulis oleh Rangga Firmansyah

budaya kesenian reog ponorogo

Berita Terkait

Berita Video