Food & Travel 02 Maret 2021
Foto: Sumber gambar: Instagram/@fiatrocks
Wayang merupakan seni pertunjukkan asli dari Indonesia yang berkembang pesat di banyak daerah baik Pulau Jawa, Bali, maupun Sumatra. Selain itu, wayang juga merupakan salasatu dari sekian banyak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol. Jenisnya pun beragam, mulai dari wayang kulit, wayang bambu, wayang orang, wayang motekar, hingga wayang rumput.
Sebagai kebudayaan yang adiluhur, wayang juga telah diakui oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 7 November 2003.
Selain itu, lazimnya pagelaran wayang juga dilakukan di atas panggung dan dimainkan oleh seorang dalang. Waktu pagelarannya pun biasanya tidak tanggung-tanggung, yaitu semalam suntuk.
Namun, seiring perkembangan zaman dan meningkatnya daya kreatif manusia, jenis wayang pun kian berkembang. Tidak saja dapat dilihat di panggung dengan ukuran yang kecil, tetapi juga dapat dilihat di lapangan dengan ukuran yang besar.
Seperti misalnya di Kampung Pabuaran, Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis. Di tempat ini, Teman Brisik dapat melihat wayang berukuran besar dengan tinggi hampir 2 meter dan berat mencapai 20 Kg yang dinamai wayang landung. Seperti telah disebutkan di awal, pementasanya juga tidak di atas panggung, tetapi di lapangan layaknya Badawang atau ondel-ondel khas Sunda.
Foto: facebook/@wayang landung panjalu
Pada awalnya, kesenian yang dipopulerkan pertama kali pada tahun 2003 silam oleh Pandu Radea sang seniman asal Ciamis ini terinspirasi dari kesenian wayang golek khas sunda. Selain itu juga, inspirasi lainya hadir dari kesenian longser atau teater khas Sunda yang ditampilkan dengan cara diarak keliling desa dan juga seni tradisi Bebegig Panjalu.
Lebih lanjut, karena terinspirasi dari seni tradisi khas panjalu, maka bahan yang digunakan dalam pembuatan wayang pun hampir mirip denganya, yaitu menggunakan kayu kering, kalaras (daun pisang kering-red), aneka bunga, dan hiasan janur yang berwarna putih untuk watak baik dan gelap untuk watak jahat.
Foto: instagram/@fiatrocks
Layaknya wayang pada umumnya, pementasan wayang landung terbagi menjadi tiga fungsi yaitu untuk seni helaran (arak–arakan yang dilakukan saat ada kegiatan perayaan publik-red), seni jugalan atau jogol (cerita peperangan dan perkelahian-red) serta untuk seni cerita seperti wayang kecil.
Cara memainkannya
Agar dapat dipentaskan, setiap wayang harus diisi oleh satu orang yang bertugas untuk memikul dan bergoyang mengikuti cerita dan alunan musik. Kemudian, wayang tersebut akan diarak keliling kampung dengan diikuti oleh riuhnya penonton.
Setelahnya, saat wayang tiba di lapangan, maka wayang tersebubut akan berlaga dalam atraksi jugalan yang diiringi oleh musik. Semakin cepat iringanya, maka perkelahian wayang semakin keras dan akan berhenti jika salasatunya hancur.
Foto: instagram/@fiatrocks
Saat pementasan tersebut, biasanya dalang akan membawa gunungan yang berupa tongkat dari sintung kelapa kering yang telah dirangkai dengan tanaman kering lain seperti rambut jagung. Tidak ketinggalan, dalang pun akan mengepulkan asap kemenyan selama perhelatan wayang landung ini.
Keunikan pada wayang landung
Tidak hanya dapat dimainkan oleh pemain inti, wayang landung juga dapat dimainkan oleh penonton yang berada di lokasi pementasan. Dengan catatan, penonton tersebut harus memiliki tubuh yang kuat dan sehat karena harus mengangkat beban wayang seberat puluhan kilogram. Syarat lain yang tidak kalah penting, bagi penonton yang mencobanya harus bisa mengikuti alur cerita yang tengah dipentaskan.
Foto: instagram/@panjiaditia
Lazimnya, jika ada penonton yang mencoba mementaskan, akan bertugas untuk menyangga badawang (wayang landung berukuran sedang-red) dan memegang senjata gada (senjata tradisional Jawa Barat yang pada zaman pra kemerdekaan berguna sebagai alat perlawanan mengusir penjajah-red) untuk kemudian berhadap-hadapan dan saling memukul. Bagi siapapun yang menang dalam pertarungan, orang tersebut dapat membawa pulang hadiah yang telah disediakan.
Menjadi ikon seni rakyat Ciamis
Sejak pertama kali hadir, wayang ini selalu mengikuti ragam festival senin baik lokal maupun mancanegara. Pada tahun 2003 misalnya saat pertama kali dikenalkan, wayang ini telah diikutsertakan dalam perhelatan internasional Kite Festival di Pangandaran. Selanjutnya pada tahun 2007, juga ikut serta dalam Festival seni di Jembrana Bali. Bahkan, wayang ini juga pernah tampil pada acara Kemilau Nusantara di Bandung pada tahun 2012 dan menjadi juara dua.
Oleh karena hal tersebut pula, maka tidak aneh apabila wayang landung kini telah dijadikan sebagai kamonesan atau ikon seni rakyat Ciamis. Tidak hanya dikenal oleh daerah lain di Jawa Barat, tetapi juga dikenal hingga ke daerah-daerah lain yang berbeda provinsi dan berbeda latar belakang sukunya.
Tags : hiburan kerean ciamis wayang seni budaya
Artikel ini ditulis oleh : Teguh Iman Perdana
Menikmati pemandangan dari ketinggian.
16 Apr 2021
Melepas penat dari hiruk pikuk ibukota di tempat ini.
16 Apr 2021
Jepara tidak hanya terkena dengan ukirannya saja.
20 Juli 2020
Dengan harga yang tidak akan menguras dompet.
24 Agustus 2020
Jembatan ini merupakan bentuk dari kemerdekaan yang sesungguhnya bagi masyarakat Palembang.
02 Juli 2020
Panganan dari olahan terigu dan sagu ini memiliki rasa gurih dan lezat.
18 Maret 2020
Ada tujuh lubang yang menjadi sumber mata air panas alami.
19 Februari 2020
Kebun rahasia yang sangat romantis cocok banget sebagai tempat berdua bersama pasangan.
17 April 2021
Harganya ditentukan berdasarkan motif dan kualitas, bukan tinggi atau kecilnya barang tersebut.
17 April 2021
Mata dibuat terpikat oleh hamparan bukit dan pegunungan yang mengelilingi cafe.
17 April 2021