Lacak, Ikat Kepala Laki-laki khas Jambi

Lifestyle 16 Februari 2021

ikat kepala budaya menarik jambi lacak

Foto: Instagram.com/Akhwat_jambi_2


Aksesoris adalah suatu benda yang biasanya digunakan sebagai pelengkap penampilan seseorang. Ada banyak sekali aksesoris yang bisa digunakan baik perempuan maupun laki-laki. Meski kebanyakan aksesoris ditujukan untuk perempuan. Tapi bukan berarti kaum laki-laki tidak punya aksesoris yang bisa dipakai.

Beberapa aksesoris laki-laki seperti jam, gelang, kalung dan banyak lagi. Kebanyakan aksesoris tersebut merupakan barang-barang modern yang tidak ada unsur budayanya sama sekali. Padahal jika ada aksesoris yang mengusung nilai budaya daerah, bisa jadi sebagai sarana memperkenalkan budaya kita kepada orang lain. Eits, tapi jangan salah! Ada juga loh aksesoris dengan unsur budaya yang kental dan bisa dipakai oleh para lelaki. Salah satunya adalah lacak.

Foto : Instagram.com/Akhwat_jambi_2

Lacak adalah aksesoris yang berupa ikat kepala yang biasanya dipakai oleh laki-laki suku melayu Jambi sebagai pelengkap pakaian adat dari Provinsi Jambi sendiri. Provinsi Jambi sendiri adalah provinsi yang penduduk aslinya merupakan orang-orang melayu. Sehingga mayoritas penduduk Jambi sekarang adalah masyarakat suku Melayu.

Ikat kepala adalah hal yang lumrah bagi laki-laki dari suku melayu. Nah, khusus melayu Jambi, ikat kepala ini disebut lacak. Lacak yang ada pada pakaian adat Jambi biasanya berbahan kain beludru dan dihias dengan ornamen bentuk bunga yang berwarna emas. Bentuknya yang tinggi dan tegak menjadikan ikat kepala ini lebih mirip topi. Kerasnya lacak ini karena adanya tambahan kertas yang tebal sehingga menjadikan lacak terbentuk dengan baik. Biasanya lacak ini akan dipakai satu set dengan baju adat yang juga berwarna sama.  

Foto : Instagram.com/Hariiputra_lida2020



Tidak hanya sebagai ikat kepala, lacak punya filosofinya tersendiri. Lacak yang secara bahasa berarti berkacak ini merupakan simbol kewibawaan, kebijaksanaan dan juga kesetiaan laki-laki Jambi. Jika dahulu lacak ini biasa dipakai oleh para raja dan juga panglima, kini semua masyarakat bisa dengan bebas memakai aksesoris satu ini. Apalagi dengan seiring berkembangnya waktu, lacak ikut berkreasi menjadi aksesoris yang lebih simpel.

Lacak mulai muncul dengan bentuk yang lebih ringan dan juga menarik beberapa tahun yang lalu setelah dipakai oleh salah satu mantan gubernur Jambi di sebuah acara. Sejak itulah lacak yang semula hanya dikenal sebagai aksesoris pelengkap baju adat, mulai dicari dan dipakai oleh para pemuda dari berbagai lapisan di kota Jambi. bentuknya tidak lagi tinggi. Bentuk lacak sekarang yang lebih pendek, lebih bisa disebut sebagai ikat kepala dibandingkan bentuk yang tinggi seperti sebelumnya. Kain yang melapisinya pun tidak melulu beludru. Melainkan kain dengan motif batik berbagai warna atau kain songket. Biasanya dipakai bersama dengan baju batik atau baju kurung khas melayu yakni baju teluk belango. Namun juga bisa dipakai dengan pakaian semi formal seperti kemeja. Cukup simpel kan?

Penambahan lacak sebagai aksesoris kepala tidak hanya mampu meningkatkan penampilan tapi juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya daerah Jambi terutama kepada orang-orang yang berasal dari luar provinsi Jambi.

Populernya lacak di provinsi Jambi beberapa tahun lalu memberikan dampak tidak hanya dari segi budaya saja. melainkan juga dari sisi ekonomi. Banyak sekali toko-toko yang khusus menjual lacak, bermunculan di kota Jambi. tidak hanya toko offline, toko online pun banyak bertebaran. Rata-rata satu buah lacak dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp50.000. Bentuknya pun beragam, ada yang berbentuk ikatan kepala dengan lipatan di depannya hingga yang berbentuk meruncing di tengah hingga mirip seperti perahu.
 
Artikel ini ditulis oleh Nur Ilmi Widya Ningsih

ikat kepala budaya menarik jambi lacak

Berita Video