Wisata Seni Bersama Tumurun Private Museum Solo

Food & Travel 23 Juni 2020

solo tumurun museum seni wisata

Foto: brisik.id


Solo adalah kota yang tepat untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata berkaitan dengan seni dan warisan budaya. Selain banyaknya museum bernuansa klasik, Solo memiliki salah satu private art gallery yang mulai dibuka untuk umum sejak April 2018. Galeri itu bernama Tumurun Private Museum.

Nama Tumurun pada Tumurun Private Museum berasal dari gabungan kata turun-temurun. Sama dengan koleksi karya seni yang berada di galeri ini merupakan warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Museum yang berada tidak jauh dari Taman Sriwedari Solo ini, awalnya dibangun untuk menjadi galeri koleksi mobil almarhum H. M. Lukminto, pendiri pabrik tekstil Sri Rejeki Isman (Sritex), yang kemudian akhirnya dibuka untuk umum. Pemilik galeri ini sendiri adalah anak dari almarhum H. M. Lukminto, yaitu Iwan Kurniawan Lukminto.

tumurun private museum
Foto: griskagunara.com

Pengunjung dapat menjelajahi galeri seni ini selama satu jam dan akan didampingi oleh seorang tour guide yang akan menjelaskan secara rinci masing-masing karya seni yang ada.

Tumurun Private Museum terdiri dari dua lantai: lantai satu terdiri dari berbagai macam karya seni kontemporer dan lantai dua terdiri dari berbagai macam karya seni modern. Sayangnya, pengunjung hanya diperbolehkan untuk mengunjungi lantai satu saja dan hanya tamu-tamu khusus yang diperbolehkan mengunjungi lantai dua. Hal ini dikarenakan karya seni di lantai dua merupakan kumpulan karya old master dan sangat dijaga kemurniannya. Beberapa seniman old master yang karyanya terdapat di lantai dua diantaranya Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, dan Raden Saleh.

Ketika memasuki galeri Tumurun Private Museum, karya seni instalasi pertama yang akan langsung terlihat oleh mata yaitu Floating Eyes karya Wedhar Riyadi. Karya ini menjadi salah satu karya seni instalasi pada pameran ARTJOG 10: Changing Perspective tahun 2017 lalu. Floating Eyes diletakan di tengah galeri sehingga kerap kali menjadi tempat foto para pengunjung Tumurun Private Museum.



tumurun private museum
Foto: brisik.id

Banyak karya seni menarik yang dapat ditemukan di Tumurun Private Museum: lukisan, seni kontemporer, sampai mobil-mobil antik. Salah satu karya seni yang menarik perhatian adalah Last Supper karya Eddy Susanto. Karya seni yang dibuat dalam tiga medium berbeda: kanvas, kayu, dan neon box ini juga dibuat dari rangkaian aksara Jawa.

Pengunjung diwajibkan mengadakan reservasi terlebih dahulu sebelum berkunjung ke museum ini dikarenakan sifatnya yang privat sehingga tidak dapat langsung masuk tanpa melakukan reservasi. Pengunjung dapat melakukan reservasi secara online di website resmi Tumurun Private Museum yaitu tumurunmuseum(dot)com, kemudian memilih menu ‘event’ lalu memilih waktu dan tanggal yang tersedia pada form. Reservasi dapat dilakukan maksimal dua hari sebelum tanggal berkunjung yang ditentukan. Tumurun Private Museum buka setiap hari Selasa sampai Minggu dan tutup pada hari Senin.

Mengunjungi Tumurun Private Museum tidak dipungut biaya alias gratis. Tumurun Private Museum berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional No.2/4, Kecamatan Laweyan, Solo. Sementara ini, transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai Tumurun Private Museum adalah transportasi daring.

museum tumurun private
Foto: brisik.id

Sebenarnya, pengunjung dapat menggunakan Batik Solo Trans (BST) terlebih dahulu apabila jarak cukup jauh, dengan rute 1 Bandara Adi Soemarmo – Palur kemudian berhenti di Shelter 9 Sriwedari, lalu melanjutkan dengan transportasi daring. Apabila pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, lokasi ini sendiri tidak sulit ditemukan. Untuk mencapai lokasi dari Jalan Slamet Riyadi (one way), sampai perempatan Sami Luwes lalu belok kanan, dan di pertigaan pertama jalan langsung belok kanan. Lokasi Tumurun Private Museum ada di sebelah kanan jalan.

Banyak tempat penginapan yang strategis dengan lokasi Tumurun Private Museum. Dua diantaranya adalah the Margangsa Hotel dan Solo Tiara Hotel yang terletak di seberang Tumurun Private Museum. The Margangsa Hotel sendiri memasang harga mulai dari Rp220 ribu hingga Rp350 ribu per malam, sedangkan Solo Tiara Hotel memasang harga mulai dari Rp230 ribu hingga Rp240 ribu per malam, tergantung dari jenis kamar yang dipilih.
Artikel ini ditulis oleh Amanda

solo tumurun museum seni wisata

Berita Terkait

Berita Video