Bernostalgia Masa Kecil di Museum Layang-layang

Layang-layang adalah permainan tradisional yang hingga kini masih banyak digemari orang-orang. Namun, sekarang ini layang-layang telah berevolusi dengan bentuk yang lebih modern seiring mengikuti tren seni.

Bila biasanya kita sering melihat bentuk layang – layang hanya persegi, di Museum Layang – Layang, Anda akan menemui beragam jenis layangan.

Mainan yang mengandalkan embusan angin ini dibuat sesuai imajinasi para pembuatnya. Di Museum Layang-layang, terdapat banyak sekali bentuk dan corak layang-layang yang anti-mainstream. Mulai dari layangan tradisional, layangan modern, hingga layangan 3D semuanya ada di sini.

Berada di Jalan H. Kamang No.38, Pondok Labu Jakarta Selatan, museum layang-layang ramai dikunjungi oleh banyak kalangan terutama anak-anak.

Lokasinya yang berada di dalam gang, membuat Anda perlu sedikit lebih teliti untuk menemukan nama jalan tersebut di bilangan Pondok Labu. Gang masuknya berpatokan dengan toko percetakan yang ada di sebelahnya.

Jika ingin menggunakan angkutan umum, bisa naik Angkot Jak 03 dari Lebak Bulus, atau Jak 31 dari Pondok Labu.

Setelah masuk gang H.Kamang, beberapa ratus meter Anda akan menemukan pintu gerbang layaknya gapura Jawa dengan rimbunnya pepohonan di sekitar. Itulah penanda lokasi museum layang-layang.

Anda perlu merogoh kocek Rp15000 per orang untuk tiket masuk. Museum Layang-layang buka setiap hari dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Suasana museum sangat nyaman dan asri karena dikelilingi banyak pohon besar, terasa adem.

Kegiatan awal saat mengunjungi museum layang-layang, Anda akan diajak untuk menonton video dokumenter tentang sejarah layang-layang di Indonesia.

Di video tersebut akan diceritakan bagaimana Endang Ernawati selaku pendiri museum bisa membangun museum dengan jumlah koleksi layang-layang lebih dari 500 buah.

Endang mengoleksi banyak layangan dari hampir seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa negara Asia. Pihak museum juga telah bekerja sama dengan India Kite Museum Ahmedabad

Dengan didirikannya museum layang-layang, diharapkan generasi muda mampu terus menjaga permainan tradisional ini. Museum yang dibuka sejak 21 Maret 2003 ini menjadi tempat persinggahan mereka yang merindukan momen-momen masa kecilnya.



Di sini Anda bisa membuat layang-layang kreasi Anda sendiri. Semua peralatan dan perlengkapan untuk membuat layang-layang seperti kertas, tali, bambu, dan pensil warna telah disediakan pihak museum.

Selain membuat layangan, ada beragam kegiatan lain yang bisa diikuti dengan membayar tarif tertentu. Seperti menghias wayang (Rp60.000), membatik kain (Rp150.000), melukis lampion (Rp60.000) dan melukis di atas kaus yang akan dikenakan biaya sekitar Rp75.000.

Selain melakukan aktivitas yang mengasah kemampuan otak kanan, museum layang-layang sering mengadakan pameran lukisan dari pelukis ternama. 

Di bangunan lain ada ruangan khusus untuk memamerkan hasil karya pribadi. Puluhan lukisan terpajang rapi di setiap sisi dinding ruangan.


Sumber foto: instagram.com/museumlayanglayangindonesia

Di atasnya ada beberapa layangan 3D berukuran besar digantung di langit – langit. Bentuknya pun macam – macam. Ada burung, lampion, kupu-kupu dan layangan bentuk penari yang sangat kental dengan budaya Indonesia.

Akomodasi
Untuk penginapan terdekat, di daerah Fatmawati banyak sekali hotel-hotel yang bisa jadi tempat beristirahat. Salah satunya Hotel Park 5 yang berada di Jalan Intan RSPP no.C5, Cilandak. Persis di belakang RS Fatmawati yang berjarak kurang lebih 500 meter dari museum.

Jangan lupa menelusuri sepanjang Jalan Fatmawati sebagai pusat wisata kuliner di Jakarta Selatan. Terdapat banyak sekali restoran kaki lima hingga kelas atas yang bisa Anda coba.