Foto: twitter.com/kualanamukno
Taman Buaya Asam Kumbang bisa menjadi pilihan menghabiskan waktu berakhir pekan bersama keluarga. Pasalnya, di taman ini pengunjung tidak hanya sekadar menikmati rekreasi saja, melainkan juga dapat memberikan edukasi untuk sang buah hati.
Berada di Kota Medan, taman ini bisa dikunjungi di Jalan Bunga Raya II No. 59, Kelurahan Asam umbang, Kecamatan Medan Selayang. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung untuk melihat beragam jenis buaya.
Untuk mencapai lokasinya terbilang cukup mudah. Anda bisa menggunakan taksi ataupun transportasi umum. Jarak dari pusat kota Medan ke taman wisata ini hanya sekitar 5 km.
Untuk diketahui, taman ini sendiri merupakan salah satu objek wisata yang sudah melegenda. Pasalnya, sudah berdiri sejak tahun 1959 silam oleh seorang warga lokal bernama Lo Tham Muk.
Sang pendiri adalah sosok yang memang sangat tertarik dengan dunia reptil, khususnya buaya. Awal mulanya, ia memelihara 12 ekor buaya dari sungai dan rawa-rawa yang ada di Medan.
Jumlah koleksinya pun bertambah banyak sehingga akhirnya, Taman Buaya Asam Kumbang hadir di Kota Medan. Lo Tham Muk meninggal pada tahun 2008, sehingga pengelolaan taman ini dilanjutkan oleh sang istri, Lim Hui Cui.
Kehadiran taman ini juga disebut-sebut sebagai taman buaya terbesar se-Asia Tenggara. Dengan luas lahan mencapai 2 hektar, taman buaya ini dipenuhi sejumlah buaya dari beragam jenis dan ukuran yang berbeda-beda.
Para pengunjung yang datang ke Taman Buaya Asam Kumbang bisa melihat sekaligus menikmati beragam jenis buaya yang tersedia. Masing-masing buaya tersebut ditempatkan di beberapa titik, seperti bak semen, dan danau buatan.
Titik-titik penempatan buaya ini tentunya memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda-beda pula. Adapun tempat-tempat tersebut merupakan penangkaran yang dibatasi sekat untuk menjaga keamanan pengunjung.
Sebagai contoh, danau buatan di sini memiliki luas mencapai 1 hektar. yang dilengkapi tanaman lumut serta pepohonan. Dihuni oleh buaya-buaya ganas, area danau ini dikelilingi tembok tebal setinggi 4 meter.
Di danau buatan tersebut, para pengunjung bisa memberi makan buaya secara langsung. Pengunjung nantinya hanya perlu memberi makannya dengan cara melempar daging bebek atau ayam ke dalam danau.
Bagi pengunjung yang ingin mencoba sensasi memberi makan buaya, akan dikenai tarif antara Rp35-50 ribu per satu ekor bebek ataupun ayam. Tarif ini belum termasuk dengan harga tiket masuk taman yang dipatok senilai Rp10 ribu/orang.
Taman Buaya Asam Kumbang sendiri terbuka untuk umum mulai pukul 09.00-18.00 WIB setiap harinya. Wisata yang satu ini tidak hanya memamerkan buaya saja, melainkan juga hewan lain, seperti ular, dan burung.
Selain memberi makan kepada para buaya, pengunjung bisa berfoto dengan buaya secara dekat. Berfoto dengan buaya ini akan dikenai biaya sebesar Rp50.000, tentu dengan pengawasan pawang buaya.
Bila beruntung, kadang kala di hari-hari tertentu, taman buaya ini juga mengadakan atraksi antara buaya dan pawang buaya.
Terlepas dari konsep utama yang diusungnya, di taman ini juga akan ditemukan sejumlah warung yang menjual aneka makanan dan minuman; bahkan pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Bila ingin menyantap makanan berat, bisa mencari tempat-tempat makan di luar kawasan. Mulai dari warung-warung nasi, restoran bakmi, hingga warung bakso dapat ditemukan tak jauh dari sekitar lokasi Taman Buaya Asam Kumbang.
Sementara bila ingin mencari penginapan, bisa memilih OYO 727 Merlion Hotel atau OYO 436 Raz Residence. Kedua hotel tersebut menawarkan harga yang berkisar antara Rp150-250 ribu/malam.
Berada di Kota Medan, taman ini bisa dikunjungi di Jalan Bunga Raya II No. 59, Kelurahan Asam umbang, Kecamatan Medan Selayang. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung untuk melihat beragam jenis buaya.
Untuk mencapai lokasinya terbilang cukup mudah. Anda bisa menggunakan taksi ataupun transportasi umum. Jarak dari pusat kota Medan ke taman wisata ini hanya sekitar 5 km.
Untuk diketahui, taman ini sendiri merupakan salah satu objek wisata yang sudah melegenda. Pasalnya, sudah berdiri sejak tahun 1959 silam oleh seorang warga lokal bernama Lo Tham Muk.
Sang pendiri adalah sosok yang memang sangat tertarik dengan dunia reptil, khususnya buaya. Awal mulanya, ia memelihara 12 ekor buaya dari sungai dan rawa-rawa yang ada di Medan.
Jumlah koleksinya pun bertambah banyak sehingga akhirnya, Taman Buaya Asam Kumbang hadir di Kota Medan. Lo Tham Muk meninggal pada tahun 2008, sehingga pengelolaan taman ini dilanjutkan oleh sang istri, Lim Hui Cui.
Kehadiran taman ini juga disebut-sebut sebagai taman buaya terbesar se-Asia Tenggara. Dengan luas lahan mencapai 2 hektar, taman buaya ini dipenuhi sejumlah buaya dari beragam jenis dan ukuran yang berbeda-beda.
Sumber foto:Instagram.com/carolinagnes
Para pengunjung yang datang ke Taman Buaya Asam Kumbang bisa melihat sekaligus menikmati beragam jenis buaya yang tersedia. Masing-masing buaya tersebut ditempatkan di beberapa titik, seperti bak semen, dan danau buatan.
Titik-titik penempatan buaya ini tentunya memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda-beda pula. Adapun tempat-tempat tersebut merupakan penangkaran yang dibatasi sekat untuk menjaga keamanan pengunjung.
Sebagai contoh, danau buatan di sini memiliki luas mencapai 1 hektar. yang dilengkapi tanaman lumut serta pepohonan. Dihuni oleh buaya-buaya ganas, area danau ini dikelilingi tembok tebal setinggi 4 meter.
Di danau buatan tersebut, para pengunjung bisa memberi makan buaya secara langsung. Pengunjung nantinya hanya perlu memberi makannya dengan cara melempar daging bebek atau ayam ke dalam danau.
Bagi pengunjung yang ingin mencoba sensasi memberi makan buaya, akan dikenai tarif antara Rp35-50 ribu per satu ekor bebek ataupun ayam. Tarif ini belum termasuk dengan harga tiket masuk taman yang dipatok senilai Rp10 ribu/orang.
Taman Buaya Asam Kumbang sendiri terbuka untuk umum mulai pukul 09.00-18.00 WIB setiap harinya. Wisata yang satu ini tidak hanya memamerkan buaya saja, melainkan juga hewan lain, seperti ular, dan burung.
Selain memberi makan kepada para buaya, pengunjung bisa berfoto dengan buaya secara dekat. Berfoto dengan buaya ini akan dikenai biaya sebesar Rp50.000, tentu dengan pengawasan pawang buaya.
Bila beruntung, kadang kala di hari-hari tertentu, taman buaya ini juga mengadakan atraksi antara buaya dan pawang buaya.
Terlepas dari konsep utama yang diusungnya, di taman ini juga akan ditemukan sejumlah warung yang menjual aneka makanan dan minuman; bahkan pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Bila ingin menyantap makanan berat, bisa mencari tempat-tempat makan di luar kawasan. Mulai dari warung-warung nasi, restoran bakmi, hingga warung bakso dapat ditemukan tak jauh dari sekitar lokasi Taman Buaya Asam Kumbang.
Sementara bila ingin mencari penginapan, bisa memilih OYO 727 Merlion Hotel atau OYO 436 Raz Residence. Kedua hotel tersebut menawarkan harga yang berkisar antara Rp150-250 ribu/malam.
Artikel ini ditulis oleh Elieser Maharani Sebayang