Simbol Pernikahan di Balik Legitnya Jenang Ketan Manten

Food & Travel 11 Juni 2020

tulungagung pengantin jenang

Foto: brisik.id


Masyarakat Indonesia di Pulau Jawa tentu sudah tak asing lagi saat mendengar nama makanan legit yang telah melegenda ini. Makanan yang disebut-sebut mirip dodol ini menjadi salah satu makanan yang selalu ada saat hari raya maupun hajatan besar.

Adalah jenang, salah satu jajanan yang sebenarnya telah dikenal sejak lama. Bahkan, jejak keberadaannya sudah ada sejak Indonesia masih dalam masa penjajahan.

Seiring berubahnya zaman dan generasi, jenang pun ikut mengalami penyebaran ke berbagai daerah. Hal itu pun membuatnya mempunyai beberapa sebutan lain, termasuk sisi bahan maupun proses pembuatannya.

Tulungagung misalnya, kabupaten di Jawa Timur ini memiliki varian jenang yang dikenal dengan sebutan jenang ketan manten. Sebutan pada salah satu jenang ketan tersebut mengacu pada awal mulanya yang hanya disajikan saat terselenggaranya sebuah hajatan manten (pernikahan).

Jenang ketan manten sendiri menyimbolkan eratnya hubungan suami-istri atau manten yang melangsungkan pernikahan. Hal itu merujuk pada sifat lengket dari ketan yang menjadi bahan utama pembuatan jenang yang satu ini.

Adapun bahan dasar dari jenang ini tidak hanya ketan, melainkan juga santan kelapa, dan gula merah. Semua proses pembuatan Jenang Ketan Manten di Tulungagung sebagian besarnya masih menggunakan cara tradisional.

Awal pembuatannya yakni dengan cara menyiapkan tepung ketan yang dan santan dengan dua tingkat kekentalan yang dipisah. Santan yang lebih cair dicampur dengan adonan tepung ketan. Sedangkan santan yang lebih kental dicampur dengan gula merah untuk diaduk dan dididihkan dalam wajan besar.

Ketika santan dan gula merah sudah mulai mengental, barulah adonan tepung ketan tadi dicampur ke dalam wajan. Campuran bahan tersebut kemudian diaduk selama ± 3 jam hingga mengental dan matang.

Pengemasan untuk jenang ketan manten ini sebagian besarnya masih menggunakan besek atau anyaman bambu. Wadah besek dilapisi dengan plastik terlebih dahulu sebelum jenang dimasukkan ke dalamnya. Jenang ketan manten biasanya akan disajikan dengan taburan biji wijen di atasnya.



Jenang ketan manten di Tulungagung sangat mudah ditemui berbagai pusat oleh-oleh atau bahkan langsung dari tempat pengolahannya. Salah satu tempat pengolah jenang ini bernama Jenang Barokah Tradisional yang beralamat di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.

jenang

Ketika memasuki kawasan Desa Bono, pengunjung nantinya akan melihat banyak papan petunjuk arah menuju sentra pembuatan jenang tersebut. Setiap satu besek jenang di toko ini dibanderol seharga Rp35 ribu.

Saat memasuki toko, selain jenang, pengunjung juga akan menemukan sejumlah jajanan khas Tulungagung lainnya. Beberapa di antaranya adalah jadah, wajik, dan dodol.



Jenang ketan manten khas Tulungagung sendiri memiliki rasa yang khas. Berbeda dengan dodol yang biasanya dicampur dengan berbagai rasa dan aroma tambahan, jenang yang satu ini justru hanya memiliki satu rasa dengan aroma gurih dari santan.

Tekstur jenang yang lengket juga memberikan sensasi legit yang khas ketika mengunyahnya, terlebih jika menikmatinya ketika masih hangat. Sajian jenang ketan manten kini biasanya, oleh masyarakat Tulungagung, disandingkan dengan secangkir kopi hitam yang diyakini menambah kenikmatannya.
Artikel ini ditulis oleh Zain Rochmati

tulungagung pengantin jenang

Berita Terkait

Berita Video