Tulungagung memiliki beragam destinasi wisata yang menarik, satu diantaranya ialah Bendungan Wonorejo. Bendungan yang digaungkan sebagai salah satu bendungan terbesar di Indonesia ini terletak di kaki Gunung Wilis, tepatnya di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Bendungan Wonorejo dibuka sebagai objek wisata pada tahun 2004, yakni tiga tahun setelah diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001. Tidak hanya menjadi tempat wisata, bendungan ini juga berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, irigasi dan kebutuhan pengairan lainnya.
Oleh sebab itu, masyarakat Tulungagung khususnya masyarakat di Desa Wonorejo merasa bangga dan menjaga apa yang telah menjadi aset dari wilayah yang dijuluki Kota Marmer ini.
Dibukanya bendungan dengan luas area sekitar 3,85 km2 tersebut sebagai tempat wisata turut membantu perekonomian warga sekitar. Bagaimana tidak, bendungan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, terlebih saat hari libur tiba.
Dinas Pariwisata Tulungagung, dari tahun ke tahun terus membenahi akomodasi di sekitar lokasi bendungan. Adapun skema yang dilakukan adalah dengan membangun hotel, rumah makan, pujasera, area pemancingan, taman bermain, serta spot foto menarik seperti rumah pohon, sepeda berbunga, dan lain-lain.
Secara aksesibilitas, cara mencapai lokasi Bendungan Wonorejo sendiri terbilang mudah. Dari pusat Kota Tulungagung, perlu menempuh 12 km perjalanan ke arah barat sesuai arahan papan penunjuk jalan menuju desa Sidorejo, desa Srabah, desa Bantengan, desa Pagerwojo, terakhir di desa Wonorejo.
Bendungan Wonorejo dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB dengan harga tiket masuk senilai Rp10 ribu. Pengunjung bisa berkeliling di sekitar lokasi bendungan sesuka hati, bahkan berjalan-jalan di atas jembatan mendekati area Bendungan Wonorejo.
Anda hanya akan dikenakan biaya tambahan untuk parkir kendaraan senilai 2.000 rupiah. Sekadar informasi, kendaraan memenuhi area parkirnya tak hanya berasal dari wisatawan lokal saja, melainkan juga kendaraan seperti motor, mobil, dan bus dari berbagai daerah juga turut serta.
Pengunjung yang datang pada pagi hari kebanyakan adalah pengunjung yang berolahraga. Sebagian besar dari mereka berolahraga lari, bermain bulutangkis, sepak bola, dan komunitas sepeda. Pagi hari di Bendungan Wonorejo sendiri memang terasa menyejukkan lantaran dikelilingi rimbunnya pepohonan.
Ketika menjelang siang hingga petang tiba, pengunjung yang berdatangan adalah para muda-mudi dan rombongan keluarga. Bahkan, ada yang menunggu hingga matahari terbenam untuk mendapatkan pemandangan yang menarik.
Seperti dikatakan di awal, memilih menghabiskan waktu di lokasi Bendungan Wonorejo tidak akan membuat pengunjung merasa khawatir. Pasalnya, fasilitas yang tersebar di tempat ini sudah cukup memadai karena ketersediaan musala dan juga toilet umum.
Tak hanya berbicara tentang fasilitas, masyarakat setempat juga turut memanfaatkan potensi wisata dari tempat ini untuk berjualan. Mulai kaki lima hingga rumah makan serta pujasera tersedia di lokasi tersebut.
Pilihan jajanan yang bisa ditemukan oleh para wisatawan beberapa di antaranya adalah ikan bakar, bakso, soto, dan tak lupa sajian khas Tulungagung, yaitu ayam lodho. Harga makanannya pun bervariasi mulai dari Rp8 ribu -Rp100 ribu.
Selain pilihan kudapan yang beragam, berada di tak jauh dari lokasi Bendungan Wonorejo juga terdapat sejumlah tempat menginap. Beberapa di antaranya adalah Wonorejo Hotel & Resort dan Swaloh Hill Resort yang di mana tarif menginap yang dipatok kedua penginapan tersebut berkisar mulai Rp 200-400 ribu.
Dengan mengambil pilihan penginapan tersebut, pengunjung akan disuguhi fasilitas hotel berbintang bergaya nature-vintage. Selain kenyamanan pelanggan, keamanan juga tak luput dari perhatian pihak penginapan lantaran petugas keamanan yang selalu berjaga selama 24 jam.
Nah, karena potensi wisata yang didukung beragam fasilitas dan akomodasi inilah yang membuat Bendungan Wonorejo layak dimasukkan dalam daftar kunjungan. Apalagi jika berencana untuk berwisata ke Tulungagung, Jawa Timur.