Garut adalah kota penyangga di Jawa Barat. Kota ini terkenal dengan kuliner dodol yang melegit hingga kedaratan Eropa. Sejak dulu, dodol adalah oleh-oleh andalan bilamana wisatawan melancong ke Garut.
Garut juga mendapat julukan sebagai Swiss Van Java atau Swissnya di Pulau Jawa. Konon suasana alam di kota ini menyerupai Negara Swiss di Eropa sana.
Dibalik segala keunikan itu, Garut memiliki tradisi yang hingga kini masih lestari, apalagi kalau bukan Adu Domba. Tradisi ini bisa Anda saksikan di salah satu desa terpencil di Garut, tepatnya di Desa Cikandang.
Di desa ini, tradisi adu domba sudah menjadi keseharian warganya. Nyaris setiap rumah memiliki peliharaan domba dengan jumlah lebih dari satu.
Foto: brisik.id
Keunikan dari domba Garut adalah jika pernah menjuarai sejumlah kompetisi adu domba, maka harga jualnya pun akan semakin melambung. Harga satu ekor domba dengan gelar juara bisa dihargai hingga satu milyar rupiah. Wow!
Mencapai Desa Cikandang cukup sulit jika menggunakan kendaraan umum. Namun, jika tak ada pilihan, Anda bisa memulai perjalanan dengan menggunakan bus mini jurusan Terminal Guntur Garut – Cikajang. Lama perjalanan sekitar 1-2 jam dengan ongkos berkisar 10 – 20 ribu rupiah.
Sampai di Cikajang, naik angkot berwarna kuning biru di sekitar Pasar Cikajang menuju Desa Cikandang. Perjalanannya sekitar 1 jam. Mintalah kepada supir angkot untuk turun di arena adu domba.
Foto: brisik.id
Biasanya pertunjukan adu domba digelar pada hari Minggu saja. Pertunjukan dimulai dari pukul 7 pagi hingga sore hari. Disarankan datang di pagi hari, selain bisa menyaksikan domba ‘berkelas’, Anda juga bisa menyaksikan kemegahan Gunung Papandayan dari sini.
Di Desa Cikandang tersedia penginapan murah yang disediakan masyarakat lokal bagi para wisatawan. Harga yang dipatok mulai dari 50rb hingga 100rb per malam, tergantung jenis fasilitas penginapan.
Untuk menjangkau penginapan dari lokasi pertunjukan tak begitu jauh. Jangan sungkan bertanya kepada masyarakat untuk memastikan lokasi tepatnya.
Menyaksikan pertunjukan adu domba, penonton sama sekali tak dipatok harga alias gratis. Hanya saja, jika membawa kendaraan pribadi, dikenakan tarif parkir 2 ribu rupiah.
Foto: brisik.id
Selain itu, banyak sekali jajanan murah meriah yang dijajakan pedagang di sekitar lokasi pertunjukan. Jadi tak perlu khawatir bila tiba-tiba di tengah menonton pertunjukan perut merasa keroncongan.
Tak hanya menyaksikan pertarungan antar domba, di sekitar lokasi pertunjukan juga tersedia spot menarik lainnya, yakni perpustakaan desa dan Taman Teknologi Pertanian. Taman ini menjadi satu-satunya taman pertanian di Garut yang ditumbuhi berbagai jenis sayuran, buah-buahan, serta tanaman cantik lainnya.
Berjalan beberapa ratus meter dari taman, maka Anda akan menemukan kedai kopi sederhana milik masyarakat setempat. Kopi yang disajikan adalah jenis kopi lokal langsung dari petani. Bahkan kopi dari Desa Cikandang menjadi salah satu kopi terbaik di Garut.
Foto: brisik.id
Menarik bukan? Desa kecil ini bisa memberikan kenangan yang tak akan terlupakan. Apalagi yang ditunggu, setelah masa karantina usai, segera siapkan ransel untuk berkelana ke tempat ini.