Foto: traveloka.com
Kawasan wisata Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus melakukan perbaikan dan pengembangan untuk menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas di akhir 2020 mendatang. Rencananya tempat ini akan menawarkan berbagai macam wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara, mulai dari pemandangan di kota tepian air (waterfront city), Goa Cermin, serta wisata alam ke habitat makhluk langka endemik seperti komodo.
Salah satu tempat yang sedang dipersiapkan untuk menjadi destinasi utama adalah Pulau Rinca. Tempat ini rencananya akan dirancang agar nantinya bisa dinikmati sebagai wisata alam dengan konsep seperti di film Jurassic Park, dimana para wisatawan bisa jalan berputar di rumahnya komodo.
Foto: traveloka.com
Pulau Rinca memiliki 45 loh (lubang) yang menjadi habitat para komodo, dimana satu loh jadi tempat bermukim bagi sekitar 70 ekor komodo. Jalur antara manusia dan komodo pun akan dibuat terpisah. Dengan begitu, nanti akan tersedia jalan layang setinggi 2 meter bagi para turis untuk berjalan kaki di dalam pulau.
Secara detail, akan dibuat tempat untuk ranger, guide dan peneliti. Sehingga semua elevated dan tidak mengganggu aktivitas dan konservasi dari komodo itu sendiri.
Foto: traveloka.com
Jika mengingat destinasi ini memiliki banyak potensi yang serupa, sepertinya tidak ada yang tidak mungkin jika Labuan Bajo cocok menjadi Jurassic Park-nya Indonesia. Lihat saja Pulau Padar yang merupakan pulau terbesar ketiga di kawasan Labuan Bajo. Deretan perbukitannya yang menjulang tinggi berpadu dengan cekungan laut.
Kondisi ini membuat wisatawan teringat dengan scene Jurassic Park. Dimana para wisatawan bisa melakukan trekking sambil menyusuri pegunungan di sini. Sesampainya di atas, panorama keindahan Labuan Bajo akan nampak nyata.
Selain itu ada juga padang rumput yang hijau di Pulau Rinca, dimana komodo dengan ukuran besar banyak yang berdiam di sini. Hal ini akan mengingatkan pada adegan kawanan dinosaurus herbivora yang saling berkejaran.
Foto: kumparan.com
Secara teknis, komodo dikategorikan sebagai salah satu hewan purba yang masih lestari hingga sekarang. Artinya, Jurassic Park ala Indonesia akan dihuni oleh hewan autentik produk zaman triasik 260 juta tahun lalu.
Di balik keeksotisannya, ada banyak aturan yang harus dipatuhi pengunjung. Mulai dari larangan masuk kawasan pulau jika sedang haid atau mengalami luka luar, hingga menjaga jarak aman 3-5 meter. Jika dilanggar, siap-siap saja bakal diserang komodo. Jadi harus berhati-hati ya!
Foto: liputan6.com
Menjelajahi eksotisme bawah laut Labuan Bajo di Manta Points juga bisa dilakukan, dimana para pengunjung bisa menyaksikan hewan manta ray atau ikan pari dari jarak dekat.
Selain itu pengunjung juga bisa melakukan snorkeling atau diving sambil berpapasan dengan hewan laut lainnya seperti ikan, ubur-ubur, hingga terumbu karang. Lagi-lagi, aktivitas ini mengingatkan dengan scene sensasi bawah laut ala Jurassic Park.
Foto: blog.gogonesia.com
Hal terakhir yang bisa dilakukan adalah menyusuri Pink Beach, dimana pengunjung seolah akan merasakan berada di area bekas pertempuran berdarah para dinosaurus.
Walaupun sebenarnya warna merah ke-pink-an tersebut berasal dari hewan mikroskopis bernama foraminifera yang memproduksi pigmen merah pada karang, dan seiring berjalannya waktu, karang-karang tersebut terbawa arus hingga pesisir dan terdekomposisi menjadi pasir di sana.
Apakah Jurassic Park ala Indonesia akan terealisasi? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
Salah satu tempat yang sedang dipersiapkan untuk menjadi destinasi utama adalah Pulau Rinca. Tempat ini rencananya akan dirancang agar nantinya bisa dinikmati sebagai wisata alam dengan konsep seperti di film Jurassic Park, dimana para wisatawan bisa jalan berputar di rumahnya komodo.
Foto: traveloka.com
Pulau Rinca memiliki 45 loh (lubang) yang menjadi habitat para komodo, dimana satu loh jadi tempat bermukim bagi sekitar 70 ekor komodo. Jalur antara manusia dan komodo pun akan dibuat terpisah. Dengan begitu, nanti akan tersedia jalan layang setinggi 2 meter bagi para turis untuk berjalan kaki di dalam pulau.
Secara detail, akan dibuat tempat untuk ranger, guide dan peneliti. Sehingga semua elevated dan tidak mengganggu aktivitas dan konservasi dari komodo itu sendiri.
Foto: traveloka.com
Jika mengingat destinasi ini memiliki banyak potensi yang serupa, sepertinya tidak ada yang tidak mungkin jika Labuan Bajo cocok menjadi Jurassic Park-nya Indonesia. Lihat saja Pulau Padar yang merupakan pulau terbesar ketiga di kawasan Labuan Bajo. Deretan perbukitannya yang menjulang tinggi berpadu dengan cekungan laut.
Kondisi ini membuat wisatawan teringat dengan scene Jurassic Park. Dimana para wisatawan bisa melakukan trekking sambil menyusuri pegunungan di sini. Sesampainya di atas, panorama keindahan Labuan Bajo akan nampak nyata.
Selain itu ada juga padang rumput yang hijau di Pulau Rinca, dimana komodo dengan ukuran besar banyak yang berdiam di sini. Hal ini akan mengingatkan pada adegan kawanan dinosaurus herbivora yang saling berkejaran.
Foto: kumparan.com
Secara teknis, komodo dikategorikan sebagai salah satu hewan purba yang masih lestari hingga sekarang. Artinya, Jurassic Park ala Indonesia akan dihuni oleh hewan autentik produk zaman triasik 260 juta tahun lalu.
Di balik keeksotisannya, ada banyak aturan yang harus dipatuhi pengunjung. Mulai dari larangan masuk kawasan pulau jika sedang haid atau mengalami luka luar, hingga menjaga jarak aman 3-5 meter. Jika dilanggar, siap-siap saja bakal diserang komodo. Jadi harus berhati-hati ya!
Foto: liputan6.com
Menjelajahi eksotisme bawah laut Labuan Bajo di Manta Points juga bisa dilakukan, dimana para pengunjung bisa menyaksikan hewan manta ray atau ikan pari dari jarak dekat.
Selain itu pengunjung juga bisa melakukan snorkeling atau diving sambil berpapasan dengan hewan laut lainnya seperti ikan, ubur-ubur, hingga terumbu karang. Lagi-lagi, aktivitas ini mengingatkan dengan scene sensasi bawah laut ala Jurassic Park.
Foto: blog.gogonesia.com
Hal terakhir yang bisa dilakukan adalah menyusuri Pink Beach, dimana pengunjung seolah akan merasakan berada di area bekas pertempuran berdarah para dinosaurus.
Walaupun sebenarnya warna merah ke-pink-an tersebut berasal dari hewan mikroskopis bernama foraminifera yang memproduksi pigmen merah pada karang, dan seiring berjalannya waktu, karang-karang tersebut terbawa arus hingga pesisir dan terdekomposisi menjadi pasir di sana.
Apakah Jurassic Park ala Indonesia akan terealisasi? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
Artikel ini ditulis oleh Jihan