Awal tahun memang identik dengan bulan-bulan hujan, sehingga aktivitas yang menghangatkan sering kali menjadi hal yang diidam-idamkan. Aktivitas yang bisa dilakukan dapat berupa berendam di kolam air panas atau menikmati makanan dengan sensasi ‘panas’ (sebut saja makanan dengan kuah hangat atau rasa yang pedas).
Di kabupaten Malang terdapat sebuah rumah makan yang secara khusus menyajikan makanan bercita rasa pedas (meskipun tersedia varian yang tidak pedas, namun lebih didominasi cita rasa pedas) yang bernama Warung Pedas Tangkilsari.
Penamaan ‘Tangkilsari’ merujuk pada lokasi tempat rumah makan tersebut berada, yakni di Jalan Raya Tangkilsari, No.37, Kertowinangun, Jatisari, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rumah makan ini beroperasi mulai pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Foto: Brisik.id/Akhmad Idris
Penyebutan ‘Warung Pedas’ sebagai topik utama warung sejatinya sudah dapat ditebak bahwa menu-menu yang ditawarkan akan berhubungan dengan kuah-kuah ekstra pedas.
Kali pertama mencicipi menu makanan di warung ini, kesan pertama yang diperoleh adalah sangat tidak dianjurkan bagi orang-orang yang ‘alergi’ dengan masakan pedas. Hal ini disebabkan oleh rasa pedas yang di atas rata-rata dari setiap varian menu yang ditawarkan. Mulai dari udang, kikil, bebek, ayam, ikan air tawar, hingga ikan laut yang semuanya dibaluti dengan kuah merah merona sebagai bukti rasa pedas yang siap mengintimidasi.
Meskipun pedasnya di atas rata-rata, rasa lezat dari setiap makanan masih terasa. Daging bebek atau ayam yang lunak (sehingga mudah dinikmati) dan bumbu yang meresap membuat rasa pedasnya seimbang dengan rasa lezatnya.
Foto: Brisik.id/Akhmad Idris
Rasa pedas Warung Tangkilsari kian sempurna dengan opsi dua pilihan nasi yang tersedia, yakni nasi putih dan nasi jagung dengan tambahan sayur urap-urap (sayur kacang panjang dan taoge yang dibaluri dengan kelapa yang telah diparut).
Agaknya pilihan dua nasi merupakan bentuk pelayanan warung dalam mempedulikan kesehatan pelanggan. Bagi pelanggan dengan kondisi kesehatan baik, akan lebih menyukai nasi putih sebagai menu makan siang. Sementara pengunjung dengan keluhan diabetes, dapat memilih nasi jagung yang cita rasanya tak kalah lezat dari nasi putih.
Selain alasan kesehatan, opsi dua pilihan nasi juga berhubungan dengan selera dan rasa penasaran. Bagi pelanggan yang belum pernah mencicipi nasi jagung, ketersediaan menu nasi jagung akan menjadi ‘nilai plus’ sendiri sebagai penilaian pengunjung terhadap warung.
Foto: Brisik.id/Akhmad Idris
Mengunjungi Warung Pedas Tangkilsari di musim penghujan seperti ini juga menjadi pilihan yang tepat ketika menempuh perjalanan dalam keadaan hujan. Jarak pandang yang terbatas akan mengundang risiko yang tidak diinginkan, sehingga menepi sejenak untuk menunggu hujan reda adalah pilihan yang bijak.
Satu di antara pilihan menepi yang bisa dilakukan adalah menikmati masakan pedas Tangkilsari. Lahan yang luas membuat kunjungan ke Warung Pedas Tangkilsari menjadi kunjungan dengan akses yang tidak rumit karena lahan parkir yang luas.
Selain lahan parkir, kondisi ruang makan juga cukup lebar dan bersih, sehingga dapat menampung banyak pengunjung. Ketersediaan toilet yang bersih juga menjadi nilai tambah dari Warung Pedas Tangkilsari ini. Terbukti dengan kerajinan karyawan membersihkan lantai ruang makan dan toilet setiap ada kotoran atau bekas-bekas sandal para pengunjung (becek sebab hujan).
Kondisi ruangan yang luas dan bersih akan berdampak pada kondisi psikologis pengunjung yang lebih cenderung nyaman dan kerasan. Tak hanya aspek sarana dan prasarana yang mumpuni, keramahan pelayan dalam melayani pelanggan juga layak diberikan pujian. Pelayan yang murah senyum dan telaten akan membuat pelanggan tak segan untuk kembali dalam beberapa pekan ke depan.