Antrean Panjang Demi Jajajan Pasar Mbah Satinem

Food & Travel 16 September 2020

kuliner Yogyakarta Jajanan Pasar Street Food

Foto: brisik.id/Imaduddin Fadhlurrahman


Yogyakarta menyimpan segudang tempat wisata yang selalu menarik untuk dikunjungi. Selain terkenal dengan ragam sajian kulinernya, Yogyakarta juga terkenal dengan berbagai kuliner yang memiliki ciri khas. Namun, siapa sangka dari sekian banyak sajian kuliner yang ada terdapat makanan sekelas jajanan pasar yang bisa sangat melegenda di Yogyakarta.

Beliau adalah Mbah Satinem. Seorang nenek berusia lanjut yang menjadi ikon dari jajanan pasar yang dijualnya. Beliau sudah berjualan kurang lebih setengah abad lamanya.


Foto: Imaduddin Fadhlurrahman

Saking melegendanya, beliau pernah diliput oleh Netflix dalam acara bertajuk ‘Street Food’ episode Street Food Asia di mana jajanan Mbah Satinem diulas di sana. Selain jajanan pasar milik Mba Satinem, episode tersebut juga bercerita tentang gudeg Mbah Lindu dan Yasir Ferry Ismatrada, pewaris dan pengelola Mie Lethek.

Bahkan yang lebih hebat lagi, konon kabarnya mantan Presiden Soeharto jatuh hati dengan jajanannya Mbah Satinem. Tiap kali berkunjung ke Yogyakarta, beliau tidak lupa untuk singgah terlebih dahulu dan mencicipi jajanan buatan Mbah Satinem.


Foto: Instagram.com/@_nununn

Itu sebabnya, sejak pagi buta sudah banyak pelanggan setia Mbah Satinem yang menunggu kedatangannya. Mbah Satinem dibantu oleh putrinya saat berjualan. Meski hanya jajanan pinggir jalan, saat membeli seringkali menggunakan nomor antrean agar pembeli bisa lebih mudah diatur. Sebab jika tidak begitu, maka antrean akan membudak.



Oleh karena itu, jika ingin mencicipi kelezatan jajanan milik Mbah Satinem pengunjung disarankan untuk datang lebih awal. Karena biasanya tidak lebih dari jam 9 pagi jualan Mbah Satinem sudah ludes terjual.

Mbah Satinem bersama putrinya berjualan di trotoar jalan. Hanya beberapa puluh langkah dari Tugu Yogyakarta. Tepatnya di depan ruko Jalan Bumiijo, di pertigaan perbatasan dengan Jalan Diponegoro.

Untuk daftar jajanannya sendiri, Mbah Satinem menjual lopis, gatot, tiwul, dan cinel yang dibuat bersama sang suami. Harganya pun terbilang sangat ramah di kantong. Hanya Rp10.000 untuk masing-masing porsinya. Sangat cocok untuk menjadi teman sarapan sembari menikmati keramaian di kawasan Tugu bersama aroma Yogyakarta pagi hari.


Foto: travelingyuk.com

Yang unik lagi dari jajanan pasar Mbah Satinem ialah cara penyajiannya. Pengambilan makanan dari tenggok (bakul kecil) hingga proses pembungkusan semuanya menggunakan tangan, tanpa sarung tangan atau capitan kue. Mungkin bagi sebagian orang akan merasa jijik dengan apa yang disaksikan, tapi bagi para pelanggan setia Mbah Satinem justru akan mengatakan disitulah letak kelezatan jajanan yang dijualnya.

Bagi Teman Brisik yang hendak ke Yogyakarta untuk sekadar singgah mengabadikan diri dengan latar Tugu Yogyakarta, tidak ada salahnya untuk mampir ke tempat Mbah Satinem. Dijamin sensasi jajanan pasar khas nuansa Yogyakarta pasti akan sangat terasa.
Artikel ini ditulis oleh Imaduddin Fadhlurrahman

kuliner Yogyakarta Jajanan Pasar Street Food

Berita Terkait

Berita Video