Foto: brisik.id
Bertualang ke candi memberi sensasi yang berbeda. Tak hanya sekadar berwisata tapi juga memperoleh pengetahuan dan melihat langsung arsitektur masa lampau. Yogyakarta menjadi pilihan terbaik untuk wisata candi karena ada banyak candi yang unik dan apik, salah satunya Candi Sambisari.
Terkubur Merapi dan Ditemukan Petani
Kisah penemuan Candi Sambisari cukup menyita perhatian karena ditemukan pertama kali oleh seorang petani bernama Karyowinangun. Ketika sedang menggarap sawah, cangkulnya membentur bongkahan batu yang ternyata memiliki pahatan di permukaannya.
Dari penemuan di tahun 1966 itu, berlanjutlah dengan penelitian dan penggalian oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Salah satu fakta yang terkuak adalah candi ini telah terkubur puluhan tahun akibat letusan dahsyat Gunung Merapi di tahun 1906.
Keunikan Candi Sambisari
Sejak rekonstruksi dan pemugaran selesai tahun 1987 hingga saat ini, Candi Sambisari terawat dengan baik. Bahkan seiring berjalannya waktu semakin menarik minat wisatawan untuk menyimak sejarahnya dan melihat keunikannya.
“Candi bawah tanah” begitulah beberapa orang mengenal Candi Sambisari ini. Pasalnya ketika sampai di lokasi, Anda hanya akan melihat sedikit bagian atap candi. Tentu saja karena dulu tertimbun, sekarang candi ini berada sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah.
Karena letaknya itu, Anda bisa melihat keseluruhan bangunan candi dari atas. Terlihat semakin cantik dengan rerumputan di sekelilingnya. Bahkan juga ada tanaman yang dibentuk menjadi tulisan nama candi.
Untuk mendekat ke bangunan candi terdapat tangga di ke empat sisi area ini. Anda harus berhati-hati karena turunannya cukup curam.
Di Candi Sambisari ini, Anda bisa melihat satu candi induk dan tiga candi perwara. Diperkirakan candi ini dibangun abad ke-9 oleh Rakai Garung, seorang Raja Mataram Hindu dari Wangsa Syailendra. Ya, Candi Sambisari merupakan candi Hindu yang digunakan untuk pemujaan Dewa Syiwa. Beberapa buktinya adalah keberadaan arca Dewi Durga, arca Ganesha, dan arca Agastya di relung sisi candi induk serta sebuah Lingga dan Yoni di bilik utama.
Tips Mengunjungi Candi Sambisari
Meski kawasan Candi Sambisari tak terlalu besar tapi patut dikunjungi. Datanglah langsung ke Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anda tak akan kesulitan untuk sampai ke sana karena hanya perlu berkendara ke arah timur menyusuri Jalan Raya Jogja – Solo. Setelah melewati pertigaan Bandara Adi Sutjipto sekitar 500 meter, belok ke kiri menuju Jalan Candi Sambisari. Dari situ tinggal lurus terus.
Obyek wisata bersejarah ini buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB dengan tiket masuk Rp5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara.
Demi pengalaman terbaik, datanglah saat pagi atau sore hari supaya jalan-jalan semakin asyik tanpa kepanasan. Jika berkunjung pada musim hujan, rerumputan di kawasan Candi Sambisari akan berwarna hijau segar dan membuatnya makin menawan. Setelah berkeliling, Anda bisa menikmati suasana dengan duduk di gazebo atau di rerumputan.
Jika mulai lapar, Anda bisa membeli beragam jajanan seperti sempol, batagor, dan siomay di dekat pintu masuk kawasan candi. Selain itu, di utara Candi Sambisari ada kuliner yang segar, murah, dan populer yaitu Saoto Bathok Mbah Katro. Seporsi hanya Rp6.000 saja.
Masih di Dusun Sambisari, ada sebuah penginapan yang bisa Anda pilih untuk beristirahat yaitu OYO 1057 Premier Guest House. Lokasinya hanya sekitar 350 meter dari Candi Sambisari. Dengan mengeluarkan budget mulai dari Rp222.000, Anda bisa beristirahat dengan nyaman di kawasan yang tenang.
Terkubur Merapi dan Ditemukan Petani
Kisah penemuan Candi Sambisari cukup menyita perhatian karena ditemukan pertama kali oleh seorang petani bernama Karyowinangun. Ketika sedang menggarap sawah, cangkulnya membentur bongkahan batu yang ternyata memiliki pahatan di permukaannya.
Dari penemuan di tahun 1966 itu, berlanjutlah dengan penelitian dan penggalian oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Salah satu fakta yang terkuak adalah candi ini telah terkubur puluhan tahun akibat letusan dahsyat Gunung Merapi di tahun 1906.
Keunikan Candi Sambisari
Sejak rekonstruksi dan pemugaran selesai tahun 1987 hingga saat ini, Candi Sambisari terawat dengan baik. Bahkan seiring berjalannya waktu semakin menarik minat wisatawan untuk menyimak sejarahnya dan melihat keunikannya.
“Candi bawah tanah” begitulah beberapa orang mengenal Candi Sambisari ini. Pasalnya ketika sampai di lokasi, Anda hanya akan melihat sedikit bagian atap candi. Tentu saja karena dulu tertimbun, sekarang candi ini berada sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah.
Karena letaknya itu, Anda bisa melihat keseluruhan bangunan candi dari atas. Terlihat semakin cantik dengan rerumputan di sekelilingnya. Bahkan juga ada tanaman yang dibentuk menjadi tulisan nama candi.
Untuk mendekat ke bangunan candi terdapat tangga di ke empat sisi area ini. Anda harus berhati-hati karena turunannya cukup curam.
Di Candi Sambisari ini, Anda bisa melihat satu candi induk dan tiga candi perwara. Diperkirakan candi ini dibangun abad ke-9 oleh Rakai Garung, seorang Raja Mataram Hindu dari Wangsa Syailendra. Ya, Candi Sambisari merupakan candi Hindu yang digunakan untuk pemujaan Dewa Syiwa. Beberapa buktinya adalah keberadaan arca Dewi Durga, arca Ganesha, dan arca Agastya di relung sisi candi induk serta sebuah Lingga dan Yoni di bilik utama.
Tips Mengunjungi Candi Sambisari
Meski kawasan Candi Sambisari tak terlalu besar tapi patut dikunjungi. Datanglah langsung ke Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anda tak akan kesulitan untuk sampai ke sana karena hanya perlu berkendara ke arah timur menyusuri Jalan Raya Jogja – Solo. Setelah melewati pertigaan Bandara Adi Sutjipto sekitar 500 meter, belok ke kiri menuju Jalan Candi Sambisari. Dari situ tinggal lurus terus.
Obyek wisata bersejarah ini buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB dengan tiket masuk Rp5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara.
Demi pengalaman terbaik, datanglah saat pagi atau sore hari supaya jalan-jalan semakin asyik tanpa kepanasan. Jika berkunjung pada musim hujan, rerumputan di kawasan Candi Sambisari akan berwarna hijau segar dan membuatnya makin menawan. Setelah berkeliling, Anda bisa menikmati suasana dengan duduk di gazebo atau di rerumputan.
Jika mulai lapar, Anda bisa membeli beragam jajanan seperti sempol, batagor, dan siomay di dekat pintu masuk kawasan candi. Selain itu, di utara Candi Sambisari ada kuliner yang segar, murah, dan populer yaitu Saoto Bathok Mbah Katro. Seporsi hanya Rp6.000 saja.
Masih di Dusun Sambisari, ada sebuah penginapan yang bisa Anda pilih untuk beristirahat yaitu OYO 1057 Premier Guest House. Lokasinya hanya sekitar 350 meter dari Candi Sambisari. Dengan mengeluarkan budget mulai dari Rp222.000, Anda bisa beristirahat dengan nyaman di kawasan yang tenang.
Artikel ini ditulis oleh Nika Resti Utami