Candi Sojiwan Klaten, Menarik Sejarahnya Cantik Bangunannya

Food & Travel 26 Mei 2020

klaten candi

Foto: brisik.id


Klaten merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan menjadi bagian dari kawasan Solo Raya. Kota kecil ini mempunyai banyak sekali objek wisata alam berupa umbul atau mata air. Selain itu juga kondang sebagai sentra industri kain tenun lurik dengan nilai seni yang sangat tinggi.

Tidak cukup sampai di sini saja, Klaten masih menyimpan potensi wisata lain yaitu candi dan salah yang paling menarik dikunjungi adalah Candi Sojiwan. Lokasinya tidak terlalu jauh dari candi Prambanan yang ada di Sleman Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Banjarsari, Dukuh Kalongan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Sejarah
Keberadaan Candi Sojiwan ditemukan pertama kali oleh seorang ahli sejarah kebangsaan Inggris bernama Colin Mackenzie pada tahun 1813. Ketika itu asisten Jenderal Raffles tersebut mendapat tugas melakukan pendataan purbakala di Jawa terutama di daerah sekitar Prambanan. Tidak lama kemudian dia menemukan runtuhan bangunan candi.
Setelah dilakukan penelitian yang lebih lengkap, diketahui bahwa candi ini dibangun antara tahun 842 hingga 850 Masehi atau zaman Mataram Kuno. Ide pendiriannya berasal dari Raja Balitung, keturunan dari Wangsa Syailendra.

Tujuan pembangunannya adalah untuk memberi penghormatan kepada nenek Raja Balitung, Nini Haji Rakyat Sanjiwana atau Sanjiena. Berdasarkan nama sosok beragama Budha inilah, kemudian bangunan candi tersebut diberi nama Candi Sojiwan. Sedangkan Raja Balaitung sendiri menurut catatan sejarah yang ada, merupakan pemeluk agama Hindu.

Sejak pertama kali ditemukan, bangunan dengan nilai sejarah tinggi ini telah mengalami beberapa kali pemugaran. Terakhir dilakukan pada tahun 1996 hingga 2006 dan pada saat yang bersamaan terjadi bencana gempa bumi di Yogyakarta dan Klaten. Kemudian sebagai upaya penyelamatan, ada beberapa isian candi yang diganti dengan batu andesit baru.



Keindahan 
Salah satu keunikan yang dapat ditemukan pada Candi Sojiwan adalah gaya desain bangunannya yang memadukan unsur-unsur agama Hindu dan Budha. Puncaknya terdiri dari tiga tingkat dan di tingkat paling atas dihias dengan stupa besar. Sedangkan dua bagian bawahnya dilengkapi jejeran stupa kecil.



Kemudian pada kakinya, terdapat beberapa hiasan lain dan sebagian besar berbentuk relief yang menceritakan kisah-kisah jataka atau fabel. Misalnya cerita tentang binatang kera yang berhasil menipu buaya untuk menyeberangi sungai. Kemudian ada kisah lain yaitu seekor kura-kura ingin menjadi pemenang dalam suatu perlombaan dan yang jadi lawan tandingnya adalah burung garuda.

Selain itu ada arca atau patung dan candi dengan ukuran yang lebih kecil dan tersebar di beberapa sudut hingga halaman terluar candi. Fungsinya adalah sebagai candi perwara dan punya tampilan yang juga sangat cantik dan memikat hati.



Daya tarik berikutnya, candi ini dikelilingi oleh halaman yang sangat luas lengkap dengan hamparan rumput hijau dan aneka tanaman hias. Sambil menikmati keunikan dan keindahan bangunan candi, wisatawan bisa duduk-duduk santai di taman tersebut. Bahkan di area-area tertentu, diperbolehkan menggelar tikar agar tercipta suasana yang lebih nyaman.



Bukan itu saja, sebelum masuk ke kawasan candi wisatawan bisa menikmati keindahan lain berupa persawahan yang begitu luas. Kemudian melalui pandangan mata yang semakin jauh, terpampang perbukitan dan pegunungan yang membuat mata beserta perasaan semakin terbuai. Apalagi jika datang pada pagi atau sore hari, semakin terlihat indah dan syahdu.

Akses dan Akomodasi
Karena lokasinya tidak begitu jauh dari Prambanan, Candi Sojiwan sangat mudah diakses dari Kota Solo atau Yogyakarta. Apabila menggunakan transportasi bus umum antar kota, dapat turun tepat di depan Candi Prambanan. Setelah itu dilanjutkan dengan jalan kaki kearah timur melalui perkampungan dan jaraknya hanya sekitar 2,4 km saja.

Jalur jalan kaki ini cukup banyak belokannya sehingga disarankan menggunakan aplikasi penunjuk arah agar tidak tersesat. Jika masih kebingungan jangan sungkan bertanya pada masyarakat sekitar. Tidak perlu takut lelah, karena di sepanjang perjalanan terdapat beberapa warung makan yang bisa dipakai untuk istirahat atau sekedar menikmati menu santapan sederhana.

Tapi apabila ingin yang praktis dan cepat sampai, dapat memakai jasa ojek pengkolan yang ngetem di sekitar area Candi Prambanan. Ojek online dilarang beroperasi di daerah sini untuk menghindari persaingan dengan penduduk lokal. Ongkosnya tidak terlalu mahal, sekitar Rp20 ribu saja per penumpang.

Sedangkan untuk wisatawan yang menggunakan transportasi pribadi, tersedia tempat parkir yang dapat menampung beberapa mobil atau bus. Kemudian terkait dengan kebutuhan akomodasi atau penginapan, banyak sekali hotel yang dapat ditemukan.

Misalnya Poeri Devata Resort Hotel yang jaraknya tidak lebih dari 1,4 km saja dari Candi Sojiwan dengan tarif yang sangat ekonomis, Rp100 ribu saja per malam. Selain itu ada Bueno Colombo Hotel, merupakan hotel bintang tiga dengan jarak lebih dekat, 800 meter saja dan tarifnya sekitar Rp600 ribu per malam.

Sebagai informasi tambahan, Candi Sojiwan buka tiap hari dari pukul 07:00 pagi hingga jam 05:00 sore. Sedangkan harga tiketnya, Rp5 ribu untuk satu pengunjung. Selain area parkir, tersedia fasilitas toilet dalam jumlah yang cukup banyak.
Artikel ini ditulis oleh Joko Utomo

klaten candi

Berita Terkait

Berita Video