Yogyakarta dikenal sebagai salah satu kiblat seni di Indonesia. Oleh karena itu, banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi demi memburu produk-produk kesenian di daerah ini. Salah satunya adalah Pasar Seni Gabusan yang berlokasi di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pasar seni yang mulai resmi diperkenalkan pada tahun 2004 ini, menyuguhkan dirinya sebagai tempat sentral berbagai barang kerajinan dan kesenian. Terdapat banyak produk-produk yang dijual, mulai dari suvenir, kerajinan furnitur, perhiasan perak, hingga pakaian seperti batik.
Berdiri di lahan seluas 4,5 hektar, Pasar Seni Gabusan (PSG) seperti sudah menjelma sebagai ‘etalase’ seni besar. Dengan konsep utamanya sebagai ruang pamer bertaraf internasional, tak heran jika tempat ini juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas rekreasi.
Namun, di samping itu semua, PSG sebenarnya telah merias ulang tampilannya. Hal ini menjadi bagian dari langkah revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Bantul. PSG sendiri sempat mangkrak beberapa tahun sebelum akhirnya resmi dihidupkan kembali pada akhir tahun 2019 lalu. Perubahan wajah tersebut pun terlihat dari nama yang kini berubah menjadi Pasar Seni dan Wisata Gabusan.
Nama baru itu juga yang saat ini menghiasi gerbang masuk, sekaligus menggantikan nama PSG sebelumnya. Tak hanya sebatas nama, pasar ini juga melengkapi dirinya dengan sejumlah fasilitas anyar.
Keberadaan pasar seni satu ini, ditambah dengan wajah barunya, kian mengukuhkan bahwa kabupaten Bantul merupakan napas seni yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain PSG, kabupaten ini juga diwakili oleh Desa Wisata Kasongan yang menjadi pusat kerajinan gerabah.
Perubahan wajah (rebranding) yang diberlakukan ini pun menjadi langkah baru bagi Pasar Seni Gabusan. Tidak hanya berkutat sebagai lokasi ‘pameran seni’, melainkan juga menjadi arena wisata pilihan masyarakat.
Untuk itu, agar sejalan dengan wajah barunya, pasar ini kian lengkap dengan adanya pujasera, taman edukasi, dan toilet umum. Tak hanya itu, adanya fasilitas koneksi Wi-Fi dan co-working space turut memperlihatkan sisi modern pasar seni yang satu ini.
Jajaran fasilitas pendukung yang ada juga tidak membuat tata letak PSG dibuat sembarangan. Tiap sektor produk kesenian secara rapi dikelompokkan ke masing-masing zona lokasi.
Setidaknya ada 250 lebih UMKM yang terdaftar menjadi bagian PSG dengan semangat barunya ini. Kendati demikian, jika dilihat dari daya tampungnya, pasar ini sejatinya masih bisa memuat sekitar 400 UMKM pengrajin yang dibagi ke dalam 16 sektor kesenian.
Kompleks perbelanjaan di pasar ini tetap mempertahankan sejumlah riasan lamanya. Beberapa di antaranya adalah taman bermain anak, ruang pameran, dan pusat informasi. Selain itu, lokasi untuk kegiatan event masih tetap ada yang ditambah dengan lahan parkir yang kini sudah diperluas.
Lahan PSG yang luas juga dihiasi dengan pepohonan rindang di beberapa sudut. Hal ini pula yang membuat lokasinya terasa cukup sejuk. Adanya aliran sungai kecil turut menambah kesan sejuk tersebut.
Pasar Gabusan tak hanya menawarkan dirinya sebagai pusat belanja produk-produk seni. Di sini kita juga akan menemukan lokasi yang membuka kelas-kelas workshop terbuka, seperti kelas batik, kerajinan gerabah dan kerajinan-kerajinan lainnya.
Wajah baru Pasar Seni Gabusan juga ditujukan untuk menjadi tempat singgah utama para wisatawan yang ingin bepergian ke kawasan Parangtritis. Hal ini didukung dengan lokasinya yang cukup strategis, karena berada di Jalan Parangtritis km 9,5.
Untuk mengunjungi lokasinya, memerlukan waktu perjalanan sekitar 20 menit dari pusat kota Yogyakarta. Rute tempuhnya sendiri berjarak sekitar 10 km ke arah selatan, dengan mengikuti jalur sepanjang jalan Parangtritis. Salah satu patokan rutenya adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang sama-sama berada di kawasan Sewon, Bantul. Salah satu kampus seni ternama ini berada 3 km sebelum lokasi PSG berada.
Bagi para wisatawan yang berencana menginap, dapat memilih penginapan yang tersebar di sekitar Desa Wisata Tembi, tak jauh dari lokasi PSG. Beberapa di antaranya adalah D’Omah Hotel Yogya, Tembi Rumah Budaya, dan Yabbiekayu Eco-Bungalows. Pilihan lokasi menginap ini sekaligus juga sebagai kesempatan untuk dapat mengunjungi salah satu desa wisata di kawasan yang sama. Tidak perlu khawatir tentang jadwal beroperasinya, karena pasar seni ini buka setiap hari mulai pukul 9 pagi - 7 malam.