Jika berbicara tentang kain tradisional khas Sumatera Utara, yang terlintas di pikiran kita pasti kain ulos. Padahal ada kain khas tradisional lainnya yang bernama uis dengan coraknya yang unik.
Uis (dalam bahasa Karo) adalah sebuah kain tradisional suku Karo yang dibuat dari bahan kapas. Kemudian dipintal dan ditenun secara manual (bukan menggunakan mesin) hingga membentuk sebuah kain atau selendang. Setelah itu uis diberi corak dan zat perwarna alami untuk menjadikannya terlihat lebih hidup dan indah. Hanya beberapa kalangan pengrajin uis saja yang menggunakan pewarna alami. Selebihnya ada yang menggunakan zat pewarna buatan atau pabrikan.
Cara pembuatan uis tidak jauh berbeda dengan pembuatan songket atau kain tenunan yang lainnya. Butuh sekitar satu hingga tiga minggu untuk mengerjakan satu jenis uis. Hal ini tentunya tergantung pada tingkat kesulitan dalam membuat corak kainnya.
Uis Karo pada umumnya digunakan untuk keperluan kegiatan suku Karo saja, seperti perayaan hari besar, ritual budaya maupun acara adat lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kini uis juga digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Selain dijadikan kain tradisional, uis juga dapat dimodifikasi menjadi atasan, rok, celana dan gaun.
Tidak hanya menjadi warisan kebudayaan, uis menjadi sesuatu benda yang dianggap sakral dan memiliki arti penting bagi masyarakat Karo. Arti penting ini dapat dilihat dari jenis, warna dan motif yang terdapat pada uis.
Uis Karo memiliki warna dan motif yang berbeda-beda. Warna dan motif pada uis biasanya diidentikkan dengan pelaksanaan kegiatan budaya setempat. Misalnya uis beka buluh yang dominan warna merah. Ini artinya gembira, tegas, elegan dan wibawa.
Karena mengandung simbol tanda kebijaksanaan dan kebesaran bagi seorang putra Karo, uis beka buluh digunakan sebagai penutup kepala pada saat pesta adat, pesta perkawinan, peresmian bangunan dan upacara kematian bagi orang yang meninggal dalam keadaan lanjut usia.
Selain uis beka buluh, ada uis ragi barat atau ragi bacang, yakni sebuah kain yang dipakai untuk selendang wanita pada saat upacara sukacita maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis ragi barat ini memiliki warna oranye dan putih di bagian sisi kanan dan kiri dan di bagian bawah disertai dengan rumbai-rumbai. Sementara bagian corak tenunnya menggunakan benang keemasan.
Masih banyak lagi, jenis uis Karo lainnya, seperti uis nipes padangrusak, uis gatip, uis nipes benang iring, uis nipes mangiring, uis teba, uis perembah, uis jujung- jujungan dan jenis uis lainnya. Masing-masing uis tentunya memiliki motif, corak dan fungsi yang berbeda-beda.
Mengenai harganya, bisa sekitar Rp800.000 hingga Rp1.500.000. Hal ini tentunya tergantung pada motif, corak dan jenis kain yang digunakan. Uis Karo biasanya dijual di sekitaran daerah tanah Karo, seperti Berastagi, Kabanjahe, dan tempat tanah Karo lainnya. Sementara untuk di sekitaran kota Medan, anda bisa menemukan uis Karo di daerah Deli Serdang, Medan Tuntungan, Medan Padang Bulan dan sekitaran daerah Medan lainnya.