Tanggui, Topi Tradisional Khas Banjarmasin

Lifestyle 10 Oktober 2020

travel topi tanggui banjarmasin kalsel tradisional

Foto: instagram.com/jessdunnthis


Topi bagi sebagian orang amat penting, terutama bagi orang yang bekerja di luar ruangan demi melindungi kepala dari sengatan matahari.

Di Indonesia sendiri pun memiliki berbagai macam topi. Mulai dari topi modern yang biasanya Teman Brisik kenakan sehari-hari, hingga topi tradisional yang hanya dikenakan pada saat-saat tertentu.

Berbeda daerah, berbeda pula penutup kepalanya. Seperti di Banjarmasin, topi tradisional yang paling dikenal adalah tanggui dan topi purun. Namun kali ini yang akan dibahas hanyalah tanggui karena topi purun sendiri terdapat tidak hanya ada di Banjarmasin. Sedangkan tanggui hanya bisa Teman Brisik temukan jika berkunjung ke Kota Banjarmasin. Jadi sebenarnya, apa itu tanggui?

Tanggui merupakan topi khas Banjarmasin yang berukuran besar, terbuat dari daun nipah atau rumbia. Biasanya tanggui dipakai oleh petani maupun orang-orang yang sedang menggunakan alat transportasi air tradisional yakni jukung atau kelotok. Selain itu, tanggui juga acap kali dipakai sebagai penutup kepala para pedagang di pasar tradisional seperti contohnya di pasar terapung.


Sumber foto: suaraindonesia.com

Meski dulunya tanggui hanya dipakai oleh kalangan orang tua dengan tujuan untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari, pada kenyataannya sama halnya dengan topi, tanggui pun mengalami sedikit pergeseran fungsi. Kini tanggui bisa dijumpai sebagai aksesori pelengkap jika berkunjung ke Kota Banjarmasin.

Sebagai kota yang terkenal dengan julukan Kota Seribu Sungai, tentu bukan hal asing lagi jika wisata yang paling terkenal di Banjarmasin adalah wisata berkeliling kota dengan menyisir sepanjang sungai menaiki kelotok (perahu bermesin) atau pun jukung (perahu kecil tanpa mesin).



Peluang inilah yang berhasil ditangkap oleh para pelaku bisnis wisata sungai dengan menyediakan fasilitas sewa tanggui selama berkeliling Kota Banjarmasin. Agar kesan tradisionalnya semakin terasa hingga para wisatawan benar-benar merasakan bagaimana rasanya menjadi warga Banjarmasin.

Selain fungsinya, secara penampilan tanggui pun kini mengalami beberapa modernisasi. Jika dulu tanggui diperjualbelikan dalam keadaan polos tanpa hiasan, kini dengan mudahnya Teman Brisik akan menjumpai tanggui yang telah dibuat semenarik mungkin.

Dilukis sedemikian rupa hingga diberi cat berwarna-warni yang membuat anak muda pun tidak akan merasa malu saat memakainya. Selain diberi lukisan serta warna, tidak jarang juga tanggui diberi hiasan seperti manik-manik dan rangkaian bunga buatan. Membuatnya terlihat sangat cantik. Bahkan tidak kalah cantik dengan topi-topi tradisional dari negara lain.


Sumber foto: instagram.com/tanggui_khas_banjarmasin
 
Kampung Tanggui
Ada satu kampung yang begitu terkenal dengan julukan Kampung Tanggui, yakni Kecamatan Kuin Cerucuk, Banjarmasin Utara. Jika Teman Brisik hendak berkunjung ke daerah ini, dari pusat Kota Banjarmasin, Teman Brisik hanya perlu melakukan perjalanan darat selama kurang dari 15 menit ke arah utara, lalu belok kanan begitu menemukan jembatan. Itulah Daerah Kuin. Di sana terdapat banyak dermaga yang menawarkan wisata keliling Kota Banjarmasin dengan menaiki kelotok.

Jalan lurus terus hingga menempuh kurang lebih 5 KM, tibalah Teman Brisik di Kuin Cerucuk. Disebut Kampung Tanggui, tentu saja karena di sana terdapat begitu banyak pengrajin tanggui. Mulai dari tanggui yang hanya berbentuk polos, hingga tanggui yang telah dihias sedemikian rupa.

Demi terus mempertahankan eksistensi topi tradisional yang satu ini, tidak jarang pihak Pemerintah Kota Banjarmasin maupun pihak swasta mengadakan lomba menghias tanggui. Memperkenalkan proses pembuatan tanggui dari awal penganyaman hingga menghiasnya kepada generasi muda agar dapat terus dipertahankan eksistensinya.
Artikel ini ditulis oleh Tirameashu

travel topi tanggui banjarmasin kalsel tradisional

Berita Terkait

Berita Video