Foto: wartawisata.id
Sebagian masyarakat Indonesia mungkin tidak asing dengan cerita Si Pitung. Apalagi, untuk orang Jakarta asli yang harusnya jauh lebih tahu dan lebih mengerti tentang legenda Si Pitung. Legenda Si Pitung sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat Betawi dan pengetahuan tentang Si Pitung sudah diturunkan dari generasi ke generasi sebagai upaya pelestarian dan pengelolaan cerita khas legenda Betawi.
Kisah Si Pitung mirip dengan kisah Robin Hood. Mengapa demikian? Karena jasanya teramat besar untuk rakyat-rakyat miskin yang saat itu hidup tertindas oleh orang-orang kaya raya yang sombong dan tidak mau berbagi.
Pitung bersama beberapa rekannya mencuri barang-barang milik orang-orang kaya dan membagikannya kepada orang-orang miskin. Selain membela orang-orang miskin yang tertindas, Pitung juga dikenal sebagai legenda Betawi yang mengusir para penjajah dengan kemampuan beladiri silatnya yang luar biasa.
Sumber foto: jejakdara.blogspot.com
Salah satu peninggalan Si Pitung yang masih eksis hingga sekarang adalah Rumah Si Pitung. Lokasinya berada di Jalan Kampung Marunda Pulo RT 02/RW 007, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Dapat dilalui lewat Tol Lingkar Luar Jakarta dan keluar di Tol Cilincing dan ke arah jalan Cakung-Cilincing. Belok kanan ke Jalan Akses Marunda lalu melewati jembatan dan belok kiri pada simpangan pertama.
Sejarah Rumah Si Pitung menjadi hal yang menarik untuk diketahui. Dahulu, rumah ini merupakan rumah milik saudagar bandar ikan asal Makassar bernama Haji Saipudin. Disebutkan, terakhir kali Pitung singgah ke rumah tersebut adalah saat melarikan diri dari kejaran tentara Belanda yang memburunya atas tuduhan merampok.
Rumah yang memiliki konsep mirip dengan rumah tradisional suku Bugis ini berbentuk rumah panggung dan salah satu dari sedikit rumah panggung Betawi yang masih tersisa. Rumah ini juga memiliki representasi sebagai hunian masyarakat Betawi yang tinggal di wilayah pesisir.
Sumber foto : indonesia-az.com
Rumah Si Pitung memiliki beberapa ruangan seperti teras, ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan serambi belakang. Interior yang ada di dalamnya adalah replika yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Ini karena barang-barang peninggalan yang asli sudah hancur atau lapuk dimakan waktu.
Rumah Si Pitung adalah perubahan nama ketiga setelah dilakukan dua kali perubahan nama. Yang pertama adalah Rumah Tinggi Marunda, lalu diganti menjadi Langgar Tinggi, dan diganti menjadi Museum Kebaharian Rumah Si Pitung. Namun masyarakat lebih mengenalnya sebagai Rumah Si Pitung.
Sumber foto: ewrblogs.blogspot.com
Rumah ini sudah dibeli dan diambil alih oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1972 dari ahli waris keluarga Haji Saipudin dan menjadikannya sebagai cagar budaya. Pada tahun 2010, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali merenovasi Rumah Si Pitung dengan meninggikan bangunannya setinggi 4 meter dan mengganti lantai aslinya. Pada 2012 kembali dilakukan renovasi dengan menambahkan pagar dan gerbang untuk menjaga keamanan Rumah Si Pitung.
Untuk dapat menelusuri jejak sejarah di Rumah Si Pitung, pengunjung membayar tiket masuk yang dipatok Rp2.000 untuk anak-anak dan Rp5.000 untuk dewasa. Rumah Si Pitung mulai buka pukul 08:00 - 17:00.
Jika pengunjung ingin datang namun tidak langsung pulang, dapat menginap di Jasmine Residence yang hanya berjarak 5 km dari Rumah Si Pitung. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp150.000. Belum ada pujasera terdekat dari wisata sejarah Rumah Si Pitung.
Kisah Si Pitung mirip dengan kisah Robin Hood. Mengapa demikian? Karena jasanya teramat besar untuk rakyat-rakyat miskin yang saat itu hidup tertindas oleh orang-orang kaya raya yang sombong dan tidak mau berbagi.
Pitung bersama beberapa rekannya mencuri barang-barang milik orang-orang kaya dan membagikannya kepada orang-orang miskin. Selain membela orang-orang miskin yang tertindas, Pitung juga dikenal sebagai legenda Betawi yang mengusir para penjajah dengan kemampuan beladiri silatnya yang luar biasa.
Sumber foto: jejakdara.blogspot.com
Salah satu peninggalan Si Pitung yang masih eksis hingga sekarang adalah Rumah Si Pitung. Lokasinya berada di Jalan Kampung Marunda Pulo RT 02/RW 007, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Dapat dilalui lewat Tol Lingkar Luar Jakarta dan keluar di Tol Cilincing dan ke arah jalan Cakung-Cilincing. Belok kanan ke Jalan Akses Marunda lalu melewati jembatan dan belok kiri pada simpangan pertama.
Sejarah Rumah Si Pitung menjadi hal yang menarik untuk diketahui. Dahulu, rumah ini merupakan rumah milik saudagar bandar ikan asal Makassar bernama Haji Saipudin. Disebutkan, terakhir kali Pitung singgah ke rumah tersebut adalah saat melarikan diri dari kejaran tentara Belanda yang memburunya atas tuduhan merampok.
Rumah yang memiliki konsep mirip dengan rumah tradisional suku Bugis ini berbentuk rumah panggung dan salah satu dari sedikit rumah panggung Betawi yang masih tersisa. Rumah ini juga memiliki representasi sebagai hunian masyarakat Betawi yang tinggal di wilayah pesisir.
Sumber foto : indonesia-az.com
Rumah Si Pitung memiliki beberapa ruangan seperti teras, ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan serambi belakang. Interior yang ada di dalamnya adalah replika yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Ini karena barang-barang peninggalan yang asli sudah hancur atau lapuk dimakan waktu.
Rumah Si Pitung adalah perubahan nama ketiga setelah dilakukan dua kali perubahan nama. Yang pertama adalah Rumah Tinggi Marunda, lalu diganti menjadi Langgar Tinggi, dan diganti menjadi Museum Kebaharian Rumah Si Pitung. Namun masyarakat lebih mengenalnya sebagai Rumah Si Pitung.
Sumber foto: ewrblogs.blogspot.com
Rumah ini sudah dibeli dan diambil alih oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1972 dari ahli waris keluarga Haji Saipudin dan menjadikannya sebagai cagar budaya. Pada tahun 2010, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali merenovasi Rumah Si Pitung dengan meninggikan bangunannya setinggi 4 meter dan mengganti lantai aslinya. Pada 2012 kembali dilakukan renovasi dengan menambahkan pagar dan gerbang untuk menjaga keamanan Rumah Si Pitung.
Untuk dapat menelusuri jejak sejarah di Rumah Si Pitung, pengunjung membayar tiket masuk yang dipatok Rp2.000 untuk anak-anak dan Rp5.000 untuk dewasa. Rumah Si Pitung mulai buka pukul 08:00 - 17:00.
Jika pengunjung ingin datang namun tidak langsung pulang, dapat menginap di Jasmine Residence yang hanya berjarak 5 km dari Rumah Si Pitung. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp150.000. Belum ada pujasera terdekat dari wisata sejarah Rumah Si Pitung.
Artikel ini ditulis oleh Puji Raharjo