Kue Ape, Jajanan Legendaris Betawi yang Tergerus Zaman

Food & Travel 22 September 2020

kue legendaris betawi jajanan

Foto: Brisik.id/Puji Raharjo


Tidak semua elemen kehidupan dapat mengikuti perkembangan zaman yang maju ini. Berbagai jenis tradisi dan kesenian yang sebelumnya sudah melekat dalam masyarakat harus tergerus dan tersingkirkan akibat keberadaan teknologi yang semakin hari semakin memperbudak manusia.

Salah satu yang tergerus zaman adalah jajanan tradisional khas setiap daerah. Jajanan khas daerah yang melekat pada daerah tertentu dan menjadi kultur karena menyatu dengan masyarakat perlahan mulai tergerus zaman. Salah satu jajanan khas yang sudah tergerus dan tersingkirkan oleh zaman adalah kue ape.


Sumber foto: Brisik.id/Puji Raharjo

Ragam Nama
Kue ape atau biasa disebut serabi Jakarta ini adalah warisan jajanan tradisional khas Betawi yang sudah melekat di masyarakat Jakarta dan sekitarnya seperti Bekasi, Depok, Tangerang. Kue ape juga disebut oleh masyarakat dengan sebutan kue tetek lantaran bentuknya.

Kue ape dulu keberadaannya sangat mudah ditemukan di pinggir jalan, di gang-gang rumah warga, atau di toko-toko yang menjualnya dalam bentuk kemasan dan sedikit modernisasi dengan tambahan topping.

Ada satu hal yang menarik dari asal usul penamaan kue ape. Sebelum terkenal dan disebut sebagai kue ape, asal usul penamaannya berdasarkan dialog-dialog keseharian masyarakat Betawi. Dengan logat khas Betawi dan saat pertama kali kue ape dibuat, timbul pertanyaan "ini kue ape?" atau dalam bahasa Indonesia yang berarti "ini kue apa?" Konon itulah yang melatarbelakangi penamaan kue ape hingga sekarang.


Sumber foto: Brisik.id/Puji Raharjo



Kue yang terbuat dari tepung terigu dicampur santan ini memiliki bentuk tipis yang melingkar dan bentuk tengahnya yang menonjol. Tidak lupa ditambah daun suji atau daun pandan untuk menambah rasa dan kesan menarik.

Salah satu alasan kue ape disebut juga dengan serabi Jakarta adalah bentuk dan cara memasaknya yang menyerupai serabi. Bedanya, tekstur pinggiran kue ape tipis sementara serabi tebal. Tata cara memasaknya pun sama, ditempatkan pada wadah cekung dan dimasak di atas arang.


Sumber foto: Brisik.id/Puji Raharjo

Salah satu pedagang kue ape yang masih eksis dan bertahan di tengah gerusan modernisasi adalah Bapak Rohmat. Beliau berjualan di kawasan proyek Bekasi tepatnya di Jalan Mayor Oking. Patokannya persis di depan Gedung BCA Proyek yang juga menjadi lokasi pedagang kaki lima berjualan.

Dengan gerobak warna putih dengan sentuhan sedikit warna biru, beliau masih bertahan berjualan kue legendaris ini. Harganya pun masih sangat terjangkau yakni Rp1.000 per satu kue. Beliau juga menjual kue cubit seharga Rp5.000 - 10.000 per porsi yang dikemas dalam plastik. Karena menurut banyak orang, kue ape dan kue cubit adalah dua jajanan khas tradisional Betawi yang tidak dapat dipisahkan.

Yuk, lestarikan apapun bentuk kultur dan budaya khas daerah kita masing-masing agar mereka tetap eksis dengan caranya tanpa harus tergerus dan tersingkirkan oleh zaman. Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita merawat dan melestarikan semua tradisi dan kebudayaan kita agar tidak punah.
Artikel ini ditulis oleh Puji Raharjo

kue legendaris betawi jajanan

Berita Video