Foto: brisik.id
Bagi warga Medan, nama Sembahe sudah tidak asing lagi terdengar. Sembahe merupakan nama suatu desa yang terletak di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Di desa ini terletak sebuah sungai yang sudah diresmikan menjadi tempat wisata sejak 1970-an.
Asal nama Sembahe sendiri dulunya bernama “Sembahe Ganjang” atau dapat diartikan sebuah bukit yang dipagari hutan lebat dan terdapat ukiran pahatan seperti “patung”. Masyarakat setempat menyebutnya “Gana-Gana”.
Konon katanya pada zaman dahulu setiap orang lewat, bagi laki-laki harus memberikan rokok dan untuk perempuan harus memberikan sirih. Hingga dari sinilah muncul perkataan “Sembah-e” yang artinya (Sembahlah Gana-gana itu).
Terletak di ketinggian ± 800 mdpl, Sungai Sembahe menawarkan pemandian alam dengan air yang jernih, sejuk dan dingin, ditambah lagi dengan bebatuan sungai dari yang ukuran kecil hingga besar.
Salah satu yang menjadi keunggulan dari Sungai Sembahe ialah lokasinya yang masih sangat asri, dikelilingi pepohonan tinggi.
Tidak hanya sekadar pemandian alam, bagi pencinta rafting atau arung jeram, Sungai Sembahe menjadi salah satu lokasi yang direkomendasikan karena aliran sungainya cukup deras.
Sejak diresmikan Sungai Sembahe menjadi langganan tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi. Oleh karena itu bagi yang ingin berkunjung disarankan pada pagi hari ataupun saat hari kerja.
Beberapa pengunjung biasanya tidak pernah bosan walau sudah berkali-kali datang ke tempat ini. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa sensasi dari air sungai ini tidak pernah berubah dan batu batuan yang ada selalu berubah-ubah tempatnya.
Rute
Untuk sampai ke lokasi, pengunjung dapat mengendarai sepeda motor, mobil pribadi dan bahkan angkutan umum yang tersedia seperti minibus jurusan Medan-Brastagi dengan tarif Rp15.000.
Sungai Sembahe juga tidak terlampau sulit ditemukan karena terletak di pinggir jalan Lintas Medan- Brastagi, berjarak sekitar 34,7 KM atau hanya memakan waktu 1.5 jam dari pusat Kota Medan.
Untuk dapat merasakan sensasi Sungai Sembahe tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Pengunjung hanya akan dipungut biaya retribusi sebesar Rp5000 per orang dan uang parkir kendaraan Rp5000.
Tidak hanya sebatas pemandian alam, Sungai Sembahe juga menyediakan fasilitas seperti warung yang tersedia di tepian sungai, WC umum, musala, hingga pondok-pondok.
Pondok yang ada pintunya dapat disewa seharga Rp35.000. Sedangkan yang tidak ada pintunya ataupun yang pembatasnya pendek dapat disewa seharga Rp25.000.
Apabila semua pondok sudah penuh biasanya pengelola juga menyediakan pondok tikar dan hanya membayar Rp15.000 saja.
Bagi wisatawan yang datang dari luar kota, penginapan terdekat antara lain Lonari Inn di Jalan Letjen Jamin Ginting dengan tarif mulai Rp180 ribu. Yang lebih mahal ada di The Hill Hotel & Resort Sibolangit dengan tarif mulai Rp1,1 juta.
Asal nama Sembahe sendiri dulunya bernama “Sembahe Ganjang” atau dapat diartikan sebuah bukit yang dipagari hutan lebat dan terdapat ukiran pahatan seperti “patung”. Masyarakat setempat menyebutnya “Gana-Gana”.
Konon katanya pada zaman dahulu setiap orang lewat, bagi laki-laki harus memberikan rokok dan untuk perempuan harus memberikan sirih. Hingga dari sinilah muncul perkataan “Sembah-e” yang artinya (Sembahlah Gana-gana itu).
Terletak di ketinggian ± 800 mdpl, Sungai Sembahe menawarkan pemandian alam dengan air yang jernih, sejuk dan dingin, ditambah lagi dengan bebatuan sungai dari yang ukuran kecil hingga besar.
Salah satu yang menjadi keunggulan dari Sungai Sembahe ialah lokasinya yang masih sangat asri, dikelilingi pepohonan tinggi.
Tidak hanya sekadar pemandian alam, bagi pencinta rafting atau arung jeram, Sungai Sembahe menjadi salah satu lokasi yang direkomendasikan karena aliran sungainya cukup deras.
Sejak diresmikan Sungai Sembahe menjadi langganan tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi. Oleh karena itu bagi yang ingin berkunjung disarankan pada pagi hari ataupun saat hari kerja.
Beberapa pengunjung biasanya tidak pernah bosan walau sudah berkali-kali datang ke tempat ini. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa sensasi dari air sungai ini tidak pernah berubah dan batu batuan yang ada selalu berubah-ubah tempatnya.
Rute
Untuk sampai ke lokasi, pengunjung dapat mengendarai sepeda motor, mobil pribadi dan bahkan angkutan umum yang tersedia seperti minibus jurusan Medan-Brastagi dengan tarif Rp15.000.
Sungai Sembahe juga tidak terlampau sulit ditemukan karena terletak di pinggir jalan Lintas Medan- Brastagi, berjarak sekitar 34,7 KM atau hanya memakan waktu 1.5 jam dari pusat Kota Medan.
Untuk dapat merasakan sensasi Sungai Sembahe tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Pengunjung hanya akan dipungut biaya retribusi sebesar Rp5000 per orang dan uang parkir kendaraan Rp5000.
Tidak hanya sebatas pemandian alam, Sungai Sembahe juga menyediakan fasilitas seperti warung yang tersedia di tepian sungai, WC umum, musala, hingga pondok-pondok.
Pondok yang ada pintunya dapat disewa seharga Rp35.000. Sedangkan yang tidak ada pintunya ataupun yang pembatasnya pendek dapat disewa seharga Rp25.000.
Apabila semua pondok sudah penuh biasanya pengelola juga menyediakan pondok tikar dan hanya membayar Rp15.000 saja.
Bagi wisatawan yang datang dari luar kota, penginapan terdekat antara lain Lonari Inn di Jalan Letjen Jamin Ginting dengan tarif mulai Rp180 ribu. Yang lebih mahal ada di The Hill Hotel & Resort Sibolangit dengan tarif mulai Rp1,1 juta.
Artikel ini ditulis oleh Lili Surya Pratiwi