Wisata kuliner di Bandung mungkin sudah terdengar sangat familiar. Sedangkan wisata alam di Bandung mungkin juga sudah banyak yang dijajaki. Namun, berwisata ke tempat yang sunyi, apakah ada?
Dibalik hiruk pikuk kota Bandung, ternyata tersimpan sudut tersembunyi untuk menikmati sunyi, merefleksikan diri, melepas penat keseharian, serta mensyukuri hidup.
Terletak di Jl. Karmel II, Jayagiri, Lembang, Pertapaan Karmel menjadi destinasi favorit bagi pribadi, keluarga, atau rombongan kecil yang membutuhkan “ruang sendiri”. Pertapaan Karmel sebenarnya berada di bawah naungan salah satu Gereja Katolik, namun tak sedikit pengunjung non-Katolik mendatangi lokasi tersebut untuk menikmati pemandangan alam dan kesejukan kota Bandung yang tidak biasa.
Bagaimana tidak, wisata alam Bandung yang umumnya ramai dan dipenuhi suara wisatawan, di sini meskipun banyak wisatawan, namun suasananya sangat sunyi dan hening. Sebagai pengunjung, Anda bahkan akan merasa bersalah jika berbicara terlalu keras.
Foto: brisik.id
Menurut sejarah, ternyata Pertapaan Karmel ini sudah berdiri sejak tahun 1989. Dikatakan bahwa awalnya hanya terdapat sebuah gereja kecil (kapel) dan asrama biarawati, namun dilakukan renovasi beberapa kali hingga menjadi seperti sekarang. Nama “Karmel” sendiri diambil dari salah satu nama gunung yang disebutkan di Alkitab, yaitu Gunung Karmel yang terletak di Israel.
Umat Katolik yang berkunjung ke Pertapaan Karmel seringkali membawa bunga untuk diletakkan di dalam Goa Maria, lalu mereka akan memanjatkan doa (tanpa suara) di dudukan tangga selama berjam-jam, ditemani dengan pemandangan kota Bandung yang dikelilingi pengunungan dan udara khas nan sejuk.
Pengunjung yang non-Katolik biasanya menikmati pemandangan dengan duduk di tempat yang sedikit lebih jauh dari Goa Maria. Disini tak jarang juga terlihat beberapa suster (biarawati) keluar dari gereja menuju ke Goa Maria.
Foto: brisik.id
Selain itu, jika jalanan di dalam Pertapaan Karmel disusuri lebih lanjut, terdapat jalan khusus untuk umat Katolik melakukan ritual Jalan Salib. Pemandangan di sepanjang jalan tersebut tidak kalah indahnya dengan pemandangan di dekat Goa Maria. Banyak tanaman juga yang terlihat terawat dan tumbuh dengan baik.
Di sisi kanan Goa Maria terdapat salib, dan umumnya digunakan sebagai tempat berdoa juga bagi umat Katolik.
Ada berbagai cara untuk dapat sampai ke Pertapaan Karmel ini, yaitu dapat menggunakan angkutan umum ke arah Lembang, lalu turun di depan Hotel Pesona Bambu (hotel ini berada di depan gang menuju Pertapaan Karmel), atau menggunakan mobil pribadi dari Kota Bandung sekitar 18 km atau 1 jam.
Pertapaan Karmel sendiri buka setiap hari Senin - Minggu, pukul 07.00-19.00, sedangkan Gereja Santa Maria Fatima di dekatnya buka Senin - Sabtu pukul 06.30, Jumat pertama 06.30, Sabtu sore 17.45, dan Minggu pagi pukul 08.00 WIB. Untuk menghubungi Pertapaan Karmel, dapat melalui telepon (022) 2787331.
Sebagai informasi tambahan, di jalur kiri sebelum memasuki Pertapaan Karmel banyak yang berjualan makanan pinggir jalan yang wajib dicoba, terutama menu sate yang terkenal enak. Hawa dingin di lembah Karmel juga cocok untuk menyantap berbagai hidangan hangat yang dijual di sekitar sana. Seringkali juga terdapat Pasar Kaget setiap hari Minggu, sehingga pengunjung dapat membeli beragam jenis sayuran.
Sedangkan penginapan terdekat dengan Pertapaan Karmel adalah Hotel Pesona Bambu. Jaraknya hanya sekitar 30 meter menuju lokasi atau beralamat di Jl. Raya Lembang No.227, Jayagiri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: agoda.com
Fasilitas yang disediakan di setiap kamarnya seperti lemari pakaian, teh, WiFi, linen, telepon, cermin, shower, TV, handuk, serta perlengkapan mandi.
Harga menginap per malam mulai dari Rp450.000. Informasi lebih lanjut hubungi (022) 2786204.
Untuk warga Bandung maupun wisatawan dari luar Bandung, sangat direkomendasikan untuk mengunjungi tempat ini, terutama jika ingin mencari keheningan, ingin menenangkan diri, atau mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Pemandangan dan suasana Pertapaan Karmel dijamin mampu menyejukkan hati dan pikiran.