Foto: Instagram/@melidoyanmakan
Mendengar kata roti bakar, maka yang terlintas di pikiran adalah rasanya yang manis dan aroma khas. Panganan satu ini memang cocok dijadikan pengganjal perut di malam hari.
Salah satu warung roti bakar yang banyak diminati dan menjadi legendaris di Kota Bandung adalah Roti Bakar 234 atau dikenal dengan sebutan Roti Bakar Gang Kote.
Sesuai namanya, gerobak penjual roti bakar ini berada persis di depan mulut Gang Kote. Lokasi tepatnya ada di Karanganyar, Astaanyar, Kota Bandung atau sekitar 400 meter dari arah Alun-alun Kota Bandung.
Foto: Instagram/@hungrylexa
Roti bakar yang populer seantero Bandung ini dijual di sebuah gerobak dengan tenda dan buka pukul 15.00 hingga 22.00 WIB. Tapi karena laku keras, tak jarang sebelum jam 10 malam sudah habis.
Usaha roti bakar ini sudah dirintis sejak tahun 1958. Di tahun 1970an, namanya berganti menjadi Roti 555. Lalu pada tahun 1989, pemiliknya yang bernama Ali Nurdin mengubah merek usahanya menjadi Roti 234. Alasannya, roti yang dipakai adalah produksi sendiri, bukan lagi membeli di pabrik roti 555. Resepnya didapat secara turun temurun
Jenis rotinya memang jadul, terlihat dari tekstur padat, tidak terlalu lembut, tapi tidak juga keras atau kasar. Selain itu, penjual rotinya tidak pelit memberikan selai, sehingga selai melimpah ruah keluar dari sela - sela tumpukan roti.
Foto: Instagram/@bandungfoodsociety
Keunikan dari roti bakar ini adalah ada pada proses memanggangnya. Roti dibakar menggunakan arang. Hal ini dilakukan untuk menjaga cita rasa khas dari roti ini. Selain itu, penggunaan arang juga dipilih agar menghasilkan aroma lebih nikmat dan menggugah selera.
Roti tebal dan diolah dengan cara dipanggang membuat tekstur roti terbagi dua. Renyah di bagian luar dan lembut ketika di dalam.
Begitu roti dipotong menjadi beberapa bagian, harum roti dan selainya menyeruak. Hal ini membaut siapa pun yang menciumnya semakin tergugah seleranya. Terlebih lagi, selainya terlihat meleleh keluar dari sisi potongan roti.
Foto: Instagram/@eatandstillhungry
Adapun pilihan rasa yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari yang asin seperti kornet hingga rasa manis seperti keju, cokelat, kacang, dan susu. Yang menjadi primadona adalah rasa coklat dan keju. Satu porsi roti bakar bisa dipotong menjadi 10 bagian roti tebal.
Jika kamu ingin mencoba makanan legendaris ini, disarankan untuk datang pada sore hari atau saat masih sepi. Pasalnya begitu melewati waktu Magrib, antrean panjang pun tak terhindarkan. Yang datang ada yang bermobil, bermotor, atau hanya jalan kaki.
Saking ramainya, dalam sehari Roti Bakar Gang Kote mampu menjual sebanyak 200 lebih potong roti. Dengan harga dibawah Rp50.000, perut kamu bakalan kenyang setelah melahap roti bakar ini.
Foto: Instagram/@foodgasmbyranitya
Selain di Gang Kote, kamu bisa mencicipi roti bakar ini di cabang lainnya. Ada di Jalan Suryani Dalam Nomor 19 (belakang Perdatam), dekat pintu keluar Tol Pasir Koja. Rasanya dijamin sama enaknya!
Salah satu warung roti bakar yang banyak diminati dan menjadi legendaris di Kota Bandung adalah Roti Bakar 234 atau dikenal dengan sebutan Roti Bakar Gang Kote.
Sesuai namanya, gerobak penjual roti bakar ini berada persis di depan mulut Gang Kote. Lokasi tepatnya ada di Karanganyar, Astaanyar, Kota Bandung atau sekitar 400 meter dari arah Alun-alun Kota Bandung.
Foto: Instagram/@hungrylexa
Roti bakar yang populer seantero Bandung ini dijual di sebuah gerobak dengan tenda dan buka pukul 15.00 hingga 22.00 WIB. Tapi karena laku keras, tak jarang sebelum jam 10 malam sudah habis.
Usaha roti bakar ini sudah dirintis sejak tahun 1958. Di tahun 1970an, namanya berganti menjadi Roti 555. Lalu pada tahun 1989, pemiliknya yang bernama Ali Nurdin mengubah merek usahanya menjadi Roti 234. Alasannya, roti yang dipakai adalah produksi sendiri, bukan lagi membeli di pabrik roti 555. Resepnya didapat secara turun temurun
Jenis rotinya memang jadul, terlihat dari tekstur padat, tidak terlalu lembut, tapi tidak juga keras atau kasar. Selain itu, penjual rotinya tidak pelit memberikan selai, sehingga selai melimpah ruah keluar dari sela - sela tumpukan roti.
Foto: Instagram/@bandungfoodsociety
Keunikan dari roti bakar ini adalah ada pada proses memanggangnya. Roti dibakar menggunakan arang. Hal ini dilakukan untuk menjaga cita rasa khas dari roti ini. Selain itu, penggunaan arang juga dipilih agar menghasilkan aroma lebih nikmat dan menggugah selera.
Roti tebal dan diolah dengan cara dipanggang membuat tekstur roti terbagi dua. Renyah di bagian luar dan lembut ketika di dalam.
Begitu roti dipotong menjadi beberapa bagian, harum roti dan selainya menyeruak. Hal ini membaut siapa pun yang menciumnya semakin tergugah seleranya. Terlebih lagi, selainya terlihat meleleh keluar dari sisi potongan roti.
Foto: Instagram/@eatandstillhungry
Adapun pilihan rasa yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari yang asin seperti kornet hingga rasa manis seperti keju, cokelat, kacang, dan susu. Yang menjadi primadona adalah rasa coklat dan keju. Satu porsi roti bakar bisa dipotong menjadi 10 bagian roti tebal.
Jika kamu ingin mencoba makanan legendaris ini, disarankan untuk datang pada sore hari atau saat masih sepi. Pasalnya begitu melewati waktu Magrib, antrean panjang pun tak terhindarkan. Yang datang ada yang bermobil, bermotor, atau hanya jalan kaki.
Saking ramainya, dalam sehari Roti Bakar Gang Kote mampu menjual sebanyak 200 lebih potong roti. Dengan harga dibawah Rp50.000, perut kamu bakalan kenyang setelah melahap roti bakar ini.
Foto: Instagram/@foodgasmbyranitya
Selain di Gang Kote, kamu bisa mencicipi roti bakar ini di cabang lainnya. Ada di Jalan Suryani Dalam Nomor 19 (belakang Perdatam), dekat pintu keluar Tol Pasir Koja. Rasanya dijamin sama enaknya!
Artikel ini ditulis oleh Jihan